Mahasiswa Unsyiah Promosikan Wisata Aceh di Media Sosial
A
A
A
ACEH - Sebagai provinsi paling barat di Indonesia, Aceh menjadi tepi negeri yang paling penting. Tak hanya itu, Aceh juga punya banyak destinasi wisata yang memesona. Berbagai upaya promosi wisata telah dilakukan oleh pemerintah baik pusat, daerah dan sejumlah pihak lainnya.
Kini promosi wisata Aceh juga dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan cara dan gayanya anak zaman now. Mereka mempromosikan potensi dan destinasi wisata Aceh, khususnya di wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T) lewat media sosial.
Hal ini nampak pada ajang Weekly Forum bertopik "Peran Telekomunikasi Pada Pemasaran Wisata Bahari di Wilayah 3T Aceh" pada Selasa (4/9/2018) di Aula Fisip Unsyiah, Banda Aceh.
Zamzam, mahasiswa Fisip Unsyiah pemilik akun twitter @zamzamharnes misalnya, mengatakan bahwa, berjalanlah kamu ke pelosok negeri mumpung memiliki kaki. "Dan nikmati pesona bahari Aceh yang cantik hingga ke tepi-tepi negeri," katanya.
Weekly Forum yang dihelat oleh SINDO Weekly bersama Telkom dan Fisip Unsyiah ini menghadirkan sejumlah pembicara. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin mengatakan, bahwa upaya yang dilakukan anak muda di media sosial dalam mempromosikan Aceh sangat berdampak positif. "Promosi wisata kami lakukan lewat berbagai media, baik cetak, elektronik, event dan sebagainya. Tapi yang dilakukan anak zaman now ini, efektif sekali," katanya.
Terbukti, Hasbi Azhar pengelola startup wisata #KelilingAceh yang juga hadir sebagai pembicara dalam setiap pekannya tak pernah sepi order. "Dalam tiga tahun terakhir ini, sudah banyak para pelancong dari luar Sumatera, terutama Jawa yang berwisata ke Aceh," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah Alfiansyah Yulianur BC. mengatakan bahwa topik wisata yang ramai diperbincangak mahasiswa di media sosial ini mampu meredam hoax dan ujaran kebencian. "Dengan mem-posting konten wisata yang cantik dan memikat, media sosial semakin sejuk dan inspiratif," katanya.
Upaya promosi wisata di media sosial ini tentunya membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang handal. Manager Business, Government & Enterprise Service Telkom wilayah Aceh Muhammad Nur mengatakan pihaknya sudah membangun jaringan telekomunikasi hingga tepi negeri di wilayah Aceh. "Sehingga para mahasiswa dan wisatawan dapat berbagi keindahan dan pesona wisata Aceh dari berbagai tepi negeri tanpa kesulitan," katanya.
Weekly Forum yang diikuti lebih dari 300 mahasiswa ini merupakan rangkaian Ekspedisi Tepi Negeri yang dihelat oleh Majalah SINDO Weekly di Aceh. "Aceh merupakan daerah kedua yang kami kunjungi dalam Ekspedisi Tepi Negeri sepanjang tahun 2018 ini. Pertama di Kalimantan Utara, yang merupakan tepi negeri di utara yang berbatasan dengan Malaysia. Selanjutnya, Ekspedisi Tepi Negeri akan berlanjut ke Nusa Tenggara Timur sebagai tepi negeri selatan, dan Papua sebagai tepi negeri di sisi timur," kata Wakil Pemimpin Redaksi SINDO Weekly, Asep Saefullah.
Menurutnya, salah satu fokus program Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK adalah membangun dari pinggiran. Berbagai program fisik dan non-fisik dilaksanakan di daerah perbatasan. "Sehingga Ekspedisi Tepi Negeri ini merupakan upaya merekam dan mempublikasikan kondisi terkini di daerah perbatasan," pungkas Asep.
Kini promosi wisata Aceh juga dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan cara dan gayanya anak zaman now. Mereka mempromosikan potensi dan destinasi wisata Aceh, khususnya di wilayah terluar, terdepan, dan terpencil (3T) lewat media sosial.
Hal ini nampak pada ajang Weekly Forum bertopik "Peran Telekomunikasi Pada Pemasaran Wisata Bahari di Wilayah 3T Aceh" pada Selasa (4/9/2018) di Aula Fisip Unsyiah, Banda Aceh.
Zamzam, mahasiswa Fisip Unsyiah pemilik akun twitter @zamzamharnes misalnya, mengatakan bahwa, berjalanlah kamu ke pelosok negeri mumpung memiliki kaki. "Dan nikmati pesona bahari Aceh yang cantik hingga ke tepi-tepi negeri," katanya.
Weekly Forum yang dihelat oleh SINDO Weekly bersama Telkom dan Fisip Unsyiah ini menghadirkan sejumlah pembicara. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin mengatakan, bahwa upaya yang dilakukan anak muda di media sosial dalam mempromosikan Aceh sangat berdampak positif. "Promosi wisata kami lakukan lewat berbagai media, baik cetak, elektronik, event dan sebagainya. Tapi yang dilakukan anak zaman now ini, efektif sekali," katanya.
Terbukti, Hasbi Azhar pengelola startup wisata #KelilingAceh yang juga hadir sebagai pembicara dalam setiap pekannya tak pernah sepi order. "Dalam tiga tahun terakhir ini, sudah banyak para pelancong dari luar Sumatera, terutama Jawa yang berwisata ke Aceh," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah Alfiansyah Yulianur BC. mengatakan bahwa topik wisata yang ramai diperbincangak mahasiswa di media sosial ini mampu meredam hoax dan ujaran kebencian. "Dengan mem-posting konten wisata yang cantik dan memikat, media sosial semakin sejuk dan inspiratif," katanya.
Upaya promosi wisata di media sosial ini tentunya membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang handal. Manager Business, Government & Enterprise Service Telkom wilayah Aceh Muhammad Nur mengatakan pihaknya sudah membangun jaringan telekomunikasi hingga tepi negeri di wilayah Aceh. "Sehingga para mahasiswa dan wisatawan dapat berbagi keindahan dan pesona wisata Aceh dari berbagai tepi negeri tanpa kesulitan," katanya.
Weekly Forum yang diikuti lebih dari 300 mahasiswa ini merupakan rangkaian Ekspedisi Tepi Negeri yang dihelat oleh Majalah SINDO Weekly di Aceh. "Aceh merupakan daerah kedua yang kami kunjungi dalam Ekspedisi Tepi Negeri sepanjang tahun 2018 ini. Pertama di Kalimantan Utara, yang merupakan tepi negeri di utara yang berbatasan dengan Malaysia. Selanjutnya, Ekspedisi Tepi Negeri akan berlanjut ke Nusa Tenggara Timur sebagai tepi negeri selatan, dan Papua sebagai tepi negeri di sisi timur," kata Wakil Pemimpin Redaksi SINDO Weekly, Asep Saefullah.
Menurutnya, salah satu fokus program Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK adalah membangun dari pinggiran. Berbagai program fisik dan non-fisik dilaksanakan di daerah perbatasan. "Sehingga Ekspedisi Tepi Negeri ini merupakan upaya merekam dan mempublikasikan kondisi terkini di daerah perbatasan," pungkas Asep.
(whb)