Sawah Mengering, Petani di Semarang Alih Profesi

Selasa, 28 Agustus 2018 - 18:30 WIB
Sawah Mengering, Petani di Semarang Alih Profesi
Sawah Mengering, Petani di Semarang Alih Profesi
A A A
SEMARANG - Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah membuat puluhan hektare sawah di Desa Boto, Kecamatan Bancak mengering sehingga tidak bisa ditanami. Imbasnya, para petani tidak bercocok tanam dan mereka memilih alih profesi bekerja serabutan untuk mencari nafkah.

Sebagian besar para petani memilih merantau ke daerah lain untuk bekerja menjadi tukang batu. Sedangkan petani yang bertahan di kampung halamannya, terpaksa bekerja serabutan. Itu merupakan pilihan yang bisa mereka lakukan untuk mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

"Sawah mengering sejak dua bulan lalu. Sekarang tanahnya sudah pecah-pecah dan tidak bisa ditanami. Kondisi ini memaksa saya dan petani lainnya untuk mencari pekerjaan seadanya agar bisa mendapat penghasilan," kata Wagiman (46) salah seorang petani di Desa Boto, Selasa (28/8/2018).

Dia menuturkan, pada musim kemarau panjang ini, banyak petani yang merugi hingga jutaan rupiah akibat gagal panen karena tanaman padi dan jagung yang mereka tanam sebelum kemarau sudah mengering. Untuk mencari modal menanam pada musim tanam yang akan datang serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sebagian petani memilih merantau ke luar kota dan bekerja sebagai kuli bangunan.

"Yang memiliki keahlian tukang batu, memilih bekerja di proyek. Sedangkan yang bisanya hanya bercocok tanam, pasrah di rumah bekerja serabutan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Boto Sjaichul Hadi mengatakan, puluhan hektare sawah di Desa Boto mengering karena tidak ada air untuk mengaliri sawah. Dua embung tadah hujan air sudah habis sejak awal musim kemarau lalu.

"Air embung sudah habis sehingga irigasi mati dan sawah menjadi kering. Bahkan beberapa hektare sawah di antaranya tanahnya sudah retak-retak. Karena sawah tidak bisa ditanami, banyak warga yang memilih bekerja ke luar daerah. Menjelang musim tanam, mereka kembali lagi," ucapnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4673 seconds (0.1#10.140)