Korban Gempa Lombok Diserang Berbagai Penyakit dan Alami Trauma
A
A
A
LOMBOK BARAT - Warga korban gempa di sejumlah titik pengungsian di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai terserang penyakit.
Para korban gempa mengalami berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan paling banyak trauma pascagempa. Selain itu, juga luka-luka baik ringan, sedang, maupun berat akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Marjito mengatakan, untuk mencegah meluasnya berbagai penyakit tersebut, pihaknya memastikan pasokan air bersih lancar.
"Kalau kualitas air bersih terjaga maka penyakit yang timbul bisa dicegah," ujarnya di sela mendampingi kunjungan Ketua MPR Zulkifli Hasan di tempat pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
Untuk itu, pihaknya membagikan fasilitas penjernih air dan memastikan ketersediaan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). "Kami juga bagikan polibag untuk pengumpulan sampah sehingga penumpukan sampah bisa dihindari dan penyakit bisa dicegah," paparnya.
Sementara untuk penanganan trama pascagempa, pihaknya melakukan pendekatan psikososial. "Kita kerjasama dengan beberapa rumah sakit. Kami sudah melakukan pelatihan kepada relawan untuk kita berikan pemahaman dan dukungan psikososial. Kita lakukan penyuluhan, permainan anak-anak, dan informasi yang bisa menenangkan jiwa. Kita juga kerja sama dengan dai-dai untuk bisa memberikan nasihat-nasihat untuk pemulihan trauma atau trauma healing," katanya.
Sementara Zulkifli Hasan meminta penanganan trauma pascagempa benar-benar diprioritaskan. "Ini di rumah sakit saja gak berani dirawat di dalam karena takut padahal bangunannya layak. Kalau trauma itu susah. Nanti bisa keluar masuk, siang ke dalam terus malam harus tidur di luar karena trauma maka ini mendesak," katanya.
Pihaknya juga berpesan kepada para pengungsi untuk tetap memperhatikan pendidikan anak-anak meski berada di tenda-tenda pengungsian. "Dan jangan lupa ajari anak-anak membaca Alquran. Jangan sampai anak-anak kita tidak bisa baca Alquran," tutur Ketua Umum PAN ini.
Kepada pengungsi, Ketua MPR berjanji akan menyampaikan persoalan yang dihadapi pengungsi kepada pihak terkait di Jakarta untuk segera melakukan penanganan. Zulkifli mengungkapkan untuk rumah yang rusak berat mendapat bantuan dari pemerintah. "Sekarang status darurat sudah lewat, dan mulai masa transisi," ujarnya.
Menurut Zulkifli, gempa bumi di Nusa Tenggara Barat belum masuk kategori bencana nasional. Meski demikian, Presiden sudah mengeluarkan Inpres untuk penanganan langsung bencana alam. "Mohon sabar sedikit ya ibu-ibu," pinta Zulkifli.
Para korban gempa mengalami berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan paling banyak trauma pascagempa. Selain itu, juga luka-luka baik ringan, sedang, maupun berat akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Marjito mengatakan, untuk mencegah meluasnya berbagai penyakit tersebut, pihaknya memastikan pasokan air bersih lancar.
"Kalau kualitas air bersih terjaga maka penyakit yang timbul bisa dicegah," ujarnya di sela mendampingi kunjungan Ketua MPR Zulkifli Hasan di tempat pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
Untuk itu, pihaknya membagikan fasilitas penjernih air dan memastikan ketersediaan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). "Kami juga bagikan polibag untuk pengumpulan sampah sehingga penumpukan sampah bisa dihindari dan penyakit bisa dicegah," paparnya.
Sementara untuk penanganan trama pascagempa, pihaknya melakukan pendekatan psikososial. "Kita kerjasama dengan beberapa rumah sakit. Kami sudah melakukan pelatihan kepada relawan untuk kita berikan pemahaman dan dukungan psikososial. Kita lakukan penyuluhan, permainan anak-anak, dan informasi yang bisa menenangkan jiwa. Kita juga kerja sama dengan dai-dai untuk bisa memberikan nasihat-nasihat untuk pemulihan trauma atau trauma healing," katanya.
Sementara Zulkifli Hasan meminta penanganan trauma pascagempa benar-benar diprioritaskan. "Ini di rumah sakit saja gak berani dirawat di dalam karena takut padahal bangunannya layak. Kalau trauma itu susah. Nanti bisa keluar masuk, siang ke dalam terus malam harus tidur di luar karena trauma maka ini mendesak," katanya.
Pihaknya juga berpesan kepada para pengungsi untuk tetap memperhatikan pendidikan anak-anak meski berada di tenda-tenda pengungsian. "Dan jangan lupa ajari anak-anak membaca Alquran. Jangan sampai anak-anak kita tidak bisa baca Alquran," tutur Ketua Umum PAN ini.
Kepada pengungsi, Ketua MPR berjanji akan menyampaikan persoalan yang dihadapi pengungsi kepada pihak terkait di Jakarta untuk segera melakukan penanganan. Zulkifli mengungkapkan untuk rumah yang rusak berat mendapat bantuan dari pemerintah. "Sekarang status darurat sudah lewat, dan mulai masa transisi," ujarnya.
Menurut Zulkifli, gempa bumi di Nusa Tenggara Barat belum masuk kategori bencana nasional. Meski demikian, Presiden sudah mengeluarkan Inpres untuk penanganan langsung bencana alam. "Mohon sabar sedikit ya ibu-ibu," pinta Zulkifli.
(nag)