Generasi Muda Batak Harus Menyikapi Revolusi Industri 4.0

Jum'at, 24 Agustus 2018 - 15:06 WIB
Generasi Muda Batak Harus Menyikapi Revolusi Industri 4.0
Generasi Muda Batak Harus Menyikapi Revolusi Industri 4.0
A A A
SUBANG - Revolusi Industri 4.0 saat ini semakin berkembang untuk menggantikan fungsi manusia. Sebagian negara berusaha untuk membatasi perkembangan tersebut tapi sulit melawannya.

Sebagian negara berkembang masih menarik buat investor terhadap negara yang harga tenaga kerja masih murah, tapi apakah tenaga kerja murah masih bertahan kedepan, jawabannya tidak karena biaya hidup minimum terus bertambah karena harga pangan terus naik.

Aplikasi artificial intelligence, robotics, internet of things (IoT) dan inovasi teknologi sudah terjadi disemua lini. Di Indonesia, penggunaan e-money sudah semakin luas. Petugas pembayaran di jaln tol sudah tergantikan dengan e-money, sebentar lagi petugas parkir, kasir, semua yang bersifat transaksional yang bisa digantikan mesin akan secara bertahap digantikan mesin robotics.

Ini yang mengakibatkan dampak terhadap kehilangan pekerjaan. Kecepatan dan ketepatan dan resiko kesalahan menjadi pemicu perkembangan implementasi IoT.

"Nah,Generasi muda batak harus terus bergerak dengan cepat mengantisipasi resiko kehilangan pekerjaan pada sektor-sektor industri yang pekerjaannya berpeluang digantikan mesin dengan melanjutkan jenjang pendidikan ke S1 dan S2 untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas," ujar Pengurus Pusat Generasi Muda Generasi Muda Siraja Oloan (GEMA SRO) Dr. Ir Mombang Sihite dalam siaran pers yang diterima Jumat (24/8/2018).

Mombang mengatakan hal itu pada deklarasi Generasi Muda SRO di Kabupaten Subang yang dihadiri GEMA SRO Tangerang, Serang, Jakarta, Bekasi, Karawang dan Purwakarta dan juga generasi muda Batak dari berbagai marga lain yang ada di Subang dan tak lupa DPP SRO yang dipimpin Brigjen TNI (Purn) TH SInambela.

Pada deklrasi itu Mombang Sihite menyemangati generasi muda batak yang tersebar dikantong-kantong industri seperti Bekasi, Cibitung, Cikarang, Karawang, Purwakarta, Subang, Bandung, Bogor, Tangerang, Serang dan daerah lainnya yang bekerja disektor industri harus menyempatkan dirinya untuk melanjutkan pendidikan.

Dia juga mengimbau kepada pengusaha sukses SRO Rudolp Toton Baho untuk membuka sekolah tinggi dekat dengan kantong-kantong industri sehingga karyawan mendapatkan kemudahan untuk menimba ilmu.

Pekerjaan-pekerjaan yang terus diancam oleh revolusi industri 4.0 adalah telemarketing, petugas pelayanan pajak, marketing asuransi, karyawan restoran, brokers dan masih banyak pekerjaan lainnya yang bisa digantikan mesin dengan teknologi IoT akan terus berkembang.

"Jadi tidak ada kata lain generasi muda Batak harus bangkit untuk menguasai digitalisasi. Data akan dirubah menjadi informasi dan informasi akan melahirkan peluang," bebernya.

Saat ini banyak generasi muda batak terjebak dirutinitas, terjebak di zona nyaman, takut kehilangan pekerjaan sehingga tidak bertumbuh dan berkembang. Melanjutkan pendidikan itu harus dilakukan dan butuh dukungan pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada karyawan, keluarga tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7390 seconds (0.1#10.140)