Sudah Sepekan, Pengungsi Kebakaran Hutan Belum Tersentuh Bantuan
A
A
A
PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau menyisahkan kepedihan bagi para pengungsi yang rumahnya ikut terbakar. Walau sudah sepekan, masyarakat belum tersentuh bantuan dari pemerintah.
Hal itu disampaikan Sekertaris Desa Tanjung Leban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, Wandri. Dia mencatat, ada 17 rumah warga terbakar dan 50 jiwa mengungsi. "Sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk warga kami yang terkena dampak dari kebakaran hutan dan lahan," ucap Wandri Senin (20/8/2018).
Pihak desa sebenarnya sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan ke Pemkab Rohil. Namun sejauh ini belum ada tanda tanda masyarakat akan dibantu.
Wandri menyampaikan bahwa banyak warga yang sangat membutuhkan bantuan seperti makanan. Selain hal yang sangat penting adalah bantuan material bangunan untuk rumah. "Warga yang terkena dampak kebakaran sekarang harus mulai dari nol. Mereka tidak punya apa apa. Jadi butuh uluran tangan," imbuh Wandri.
Selain rumah, warga juga kehilangan penghasilan. Di mana warga yang selama ini menggantungkan hidup pada perkenbunan sawit tidak bisa berbuat banyak karena ikut dilalap si jago merah. "Warga di sini membuat rumah dekat kebunnya. Jadi saat kebunnya terbakar, ternyata merembet ke rumah," tukasnya.
Hal itu disampaikan Sekertaris Desa Tanjung Leban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, Wandri. Dia mencatat, ada 17 rumah warga terbakar dan 50 jiwa mengungsi. "Sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk warga kami yang terkena dampak dari kebakaran hutan dan lahan," ucap Wandri Senin (20/8/2018).
Pihak desa sebenarnya sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan ke Pemkab Rohil. Namun sejauh ini belum ada tanda tanda masyarakat akan dibantu.
Wandri menyampaikan bahwa banyak warga yang sangat membutuhkan bantuan seperti makanan. Selain hal yang sangat penting adalah bantuan material bangunan untuk rumah. "Warga yang terkena dampak kebakaran sekarang harus mulai dari nol. Mereka tidak punya apa apa. Jadi butuh uluran tangan," imbuh Wandri.
Selain rumah, warga juga kehilangan penghasilan. Di mana warga yang selama ini menggantungkan hidup pada perkenbunan sawit tidak bisa berbuat banyak karena ikut dilalap si jago merah. "Warga di sini membuat rumah dekat kebunnya. Jadi saat kebunnya terbakar, ternyata merembet ke rumah," tukasnya.
(nag)