Pindad: Pengembangan Medium Tank Tak Terpengaruh Ekonomi Turki
A
A
A
BANDUNG - PT Pindad memastikan pengembangan medium tank tidak terpengaruh kondisi ekonomi di Turki. Sejauh ini, kerja sama tersebut dalam bentuk pengembangan medium tank.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, kerja sama pembuatan Pindad dan FNSS Turki tidak akan terpengaruh kondisi di Turki. Sebagaimana diketahui, saat ini mata uang Turki terus melemah setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor, salah satunya baja.
"Kita tidak terpengaruh. Karena kita kerja samanya pengembangan untuk menambah track record Pindad, bahwa kita masuk dunia internasional. Bahwa pindad punya kemampuan setara bangsa lain untuk mengembangkan kelas tank seperti ini," kata Abraham seusai penyambutan medium tank di kawasan industri Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (16/8/2018).
(Baca Juga: Berminggu-minggu Diuji, Medium Tank Disambut Meriah di Pindad
Pada dasarnya, Pindad memiliki kemampuan mengembangkan tank. Karena sebelumnya telah memproduksi ranpur Anoa, Badak, dan kendaraan 8x8. Namun, untuk pasar internasional, pihaknya perlu kerja sama dengan Turki.
"Nasib proyek akan terus berlanjut. Karena kami sudah punya kemampuan, track record, dan kita bisa menjual. Posisinya kami sama, sama-sama punya kekuatan," ujar Abraham.
Dari sisi bahan baku, Abraham memastikan 70% lokal untuk hardware. Sedangkan software telah 100% dikuasai lokal.
Medium tank, kata dia, produk ranpur pertama di dunia untuk kelas medium. Sementara pesaingnya, mayoritas diproduksi untuk sendiri. Sedangkan tank Leopard terlalu besar untuk medan Indonesia.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, kerja sama pembuatan Pindad dan FNSS Turki tidak akan terpengaruh kondisi di Turki. Sebagaimana diketahui, saat ini mata uang Turki terus melemah setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor, salah satunya baja.
"Kita tidak terpengaruh. Karena kita kerja samanya pengembangan untuk menambah track record Pindad, bahwa kita masuk dunia internasional. Bahwa pindad punya kemampuan setara bangsa lain untuk mengembangkan kelas tank seperti ini," kata Abraham seusai penyambutan medium tank di kawasan industri Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (16/8/2018).
(Baca Juga: Berminggu-minggu Diuji, Medium Tank Disambut Meriah di Pindad
Pada dasarnya, Pindad memiliki kemampuan mengembangkan tank. Karena sebelumnya telah memproduksi ranpur Anoa, Badak, dan kendaraan 8x8. Namun, untuk pasar internasional, pihaknya perlu kerja sama dengan Turki.
"Nasib proyek akan terus berlanjut. Karena kami sudah punya kemampuan, track record, dan kita bisa menjual. Posisinya kami sama, sama-sama punya kekuatan," ujar Abraham.
Dari sisi bahan baku, Abraham memastikan 70% lokal untuk hardware. Sedangkan software telah 100% dikuasai lokal.
Medium tank, kata dia, produk ranpur pertama di dunia untuk kelas medium. Sementara pesaingnya, mayoritas diproduksi untuk sendiri. Sedangkan tank Leopard terlalu besar untuk medan Indonesia.
(amm)