Kampung Literasi Upaya Meminimalisir Dampak Gadget terhadap Anak

Kamis, 19 Juli 2018 - 13:10 WIB
Kampung Literasi Upaya...
Kampung Literasi Upaya Meminimalisir Dampak Gadget terhadap Anak
A A A
SURABAYA - Ramainya pemakaian gadget pada anak- anak menyebabkan minat baca menurun. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pun mengembangkan Kampung Literasi yang diharapkan bisa menumbuhkan minat baca.

Ketua Tim Kampung Literasi ITS Kartika Nuswantara menuturkan, Kampung Literasi nantinya sebagai laboratorium pembelajaran sepanjang masa. Semua ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PDPM)-LPPM ITS, Perpustakaan ITS dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Program yang akan dilaksanakan selama lima pekan dan dimulai pada 16 Juli ini memiliki tujuan untuk mendorong terjadinya pembiasaan masyarakat terhadap aktivitas membaca berbagai jenis teks atau wacana, serta melakukan pemberdayaan Tempat Belajar Masyarakat (TBM) sesuai dengan kebutuhan.

"Kegiatan ini menjadi cikal bakal terbentuknya laboratorium belajar di TBM kawasan sekitar ITS," ujar Kartika, Kamis (19/7/2018).

Saat ini ada lima TBM yang dikelola yaitu TBM RW 3 Keputih, TBM Kelurahan Kejawan Putih Tambak, TBM Rusunawa Keputih, TBM RW 4 Kejawan Putih Tambak, dan TBM RW 1 Gebang Putih. Sedangkan kegiatan pertama sekaligus menjadi acara pembuka dimulai di TBM RW 3 Keputih.

“Tim pengabdi yang terdiri dari dosen, karyawan, mahasiswa lintas departemen di ITS tersebut akan melakukan pendampingan literasi kepada sekitar 100 anak usia 7-12 tahun,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, tim pengabdi ITS juga memberikan sejumlah donasi berupa karpet, papan tulis, perlengkapan majalah dinding, kipas angin, paket buku baru, serta buku bekas layak baca yang merupakan sumbangan civitas akademika ITS.

Berbeda dengan pengabdian yang dilaksanakan di kawasan Dolly tahun lalu, Kampung Literasi ITS ini menekankan pada pembudayaan membaca nyaring. Hal ini dilakukan untuk membuat kegiatan yang menyenangkan guna melatih kebiasaan mendengar pada anak, meningkatkan kejelasan pelafalan membaca, sekaligus membangun interaksi antar kedua pihak.

“Jika silent mereka pasti sibuk sendiri, sedangkan read aloud minimal dua orang yang melakukan,” jelas dosen bahasa Inggris itu.

Membaca nyaring, katanya, dinilai penting untuk membentuk dan menanamkan nilai moral pada anak. Meyakini prinsip lebih cepat lebih baik, membaca nyaring akan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk menyimpan informasi di memori jangka panjang.“Dengan begini kita sebagai orang tua akan melatih mereka menjadi generasi yang lebih baik,” tuturnya.Untuk menumbuhkan kecintaan pada TBM yang semakin meredup, Kampung Literasi pun didukung oleh program reproduksi cerita.Di sini pengunjung yang mayoritas anak-anak itu akan membaca, menceritakan dan kemudian menuliskan cerita baru sesuai dengan informasi yang mereka terima. Selain itu direncanakan ITS ikut andil dalam membantu penerbitan karya tersebut. “Ini bisa mendorong perasaan bangga usai menghasilkan karya,” ucapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7914 seconds (0.1#10.140)