Mahasiswa Unair Ciptakan Implan Tulang Sintesis

Kamis, 12 Juli 2018 - 10:05 WIB
Mahasiswa Unair Ciptakan Implan Tulang Sintesis
Mahasiswa Unair Ciptakan Implan Tulang Sintesis
A A A
SURABAYA - Tiga mahasiswa Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) berhasil membuat inovasi berupa implan tulang. Penemuan ini diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan sel untuk kasus kerusakan tulang.

Tiga mahasiswa yang digawangi Jualita Kusuma Wardani, Andhi Baskoro, dan Mega Ayu Safira ini membuat implan tulang itu dengan bahan dasar kombinasi hidroxyapatite, chitosan, dan Chondroitin sulfate.

Jualita Kusuma Wardani menuturkan, kerusakan tulang akibat trauma, tumor, kelainan kongenital, infeksi, dan akibat penyakit lainnya, sampai saat ini masih menjadi permasalahan nomor satu di bidang orthopaedi dan traumatologi.

Tulang sendiri merupakan jaringan kedua terbanyak yang ditransplantasikan setelah darah. Di negara berkembang, dalam sepuluh tahun mendatang diperkirakan akan terdapat 60 juta pasien yang memerlukan implan tulang akibat patah tulang.

Sedangkan di Indonesia, kebutuhan akan implan tulang ini setiap tahunnya meningkat sebanyak empat kali. ”Salah satu penanganan klinis untuk cacat tulang adalah dengan penggunaan cangkok tulang,” ujar Jualita, Kamis (12/7/2018).

Ia melanjutkan, sampai saat ini material untuk cangkok tulang yang ideal adalah yang berasal dari tubuh sendiri atau yang dikenal dengan autograf. Tetapi autograf memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat digunakan untuk rekonstruksi pada defect yang besar.

“Pengambilan tulang dengan ukuran yang besar akan menimbulkan kecacatan yang besar pada tempat tulang tersebut diambil, untuk itu kita memerlukan material implan tulang yang berbasis sintetis,” ungkapnya.

Ia dan timnya pun memilih hidroxyapatite yang dikenal sebagai salah satu senyawa inorganik penyusun jaringan keras pada tubuh manusia. Hidroxyapatite juga dapat membangun ikatan dengan jaringan tulang.

”Kemudian kami kombinasikan dengan chitosan dan chondroitin sulfat yang aman bagi tubuh dan dapat meningkatkan regulasi tulang serta meningkatkan efektivitas anabolik faktor pertumbuhan tulang,” ucap Jualita.

Andhi Baskoro, anggota tim peneliti lainnya menambahkan, implan tulang ini berupa scaffold tiga dimensi yang digunakan sebagai media sementara untuk proses pertumbuhan sel. Pengamatan dibawah mikroskop cahaya, menunjukkan bahwa scaffold ini memiliki ukuran pori 80-190 yang sesuai dengan ukuran pori pada tulang manusia.

Kemudian Scaffold yang dihasilkan juga memiliki keunggulan, yaitu dapat terdegradasi dan porositasnya telah sesuai dengan tulang femur. Uji sitotoksisitas menggunakan sel limfosit juga telah membuktikan bahwa scaffold ini tidak toksik, sehingga aman bagi tubuh.

”Penelitian ini juga kami lakukan menggunakan makhluk hidup, yaitu kelinci. Ini untuk meyakinkan bahwa implan tulang yang kami ciptakan benar-benar aman dan dapat digunakan untuk manusia,” katanya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3713 seconds (0.1#10.140)