Mengabdi 35 Tahun, Sang Legendaris F5 Tiger Kini Hiasi Alun-alun Madiun
A
A
A
MADIUN - Pesawat tempur F5 Tiger, yang telah mengabdikan diri menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia, selama 35 tahun, telah dipensiunkan sebagai salah satu kekuatan TNI AU.
Selama ini, pesawat tempur legendaris bermesin jet buatan Amerika Serikat, tersebut, menjadi kekuatan utama di Skadron Udara 14 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.
"Pesawat ini memiliki masa pengabdian panjang, dan tentunya memiliki nilai sejarah tinggi," ujar Kepala Penerangan Lanud TNI AU Iswahjudi, Mayor Sus. Hamdi Londong Alo, Rabu (11/7/2018).
Hamdi menjelaskan sejak tiba di Indonesia, pada 21 April 1980, pesawat tempur ini selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan latihan tempur TNI, dan operasi penjagaan kedaulatan wilayah udara Indonesia. Ada sebanyak 16 unit pesawat F5 Tiger, yang dibeli Indonesia, kala itu.
Saat tiba pertama kali di Indonesia, pesawat ini diangkut menggunakan pesawat C-5A Galaxy, milik Military Airlift Command USAF yang diterbangkan langsung dari Amerika Serikat. Proses perakitan pesawat, dilakukan di Skadron Udara 14 Lanud TNI AU Iswahjudi, dengan melibatkan para teknisi TNI AU.
Pesawat yang memiliki julukan Sang Macan tersebut, pernah terlibat dalam Operasi Panah di wilayah Aceh, pada tahun 1990-1992; Operasi Elang Sakti XXI untuk pengamanan perbatasan NTT, dengan Timor Leste, pada tahun 1999; dan Operasi Oscar, yang merupakan operasi pengamanan wilayah perairan.
Komandan Skadron Udara 14 Lanud TNI AU Iswahjudi, Letkol Pnb. Abdul Haris menyebutkan, pengoperasian pesawat tempur ini, akhirnya dipensiunkan masa baktinya pada Mei 2016 silam. "Penghentian pengoperasian F5 Tiger, dilaksanakan berdasarkan pada telegram pimpinan TNI AU, No. T/719/2016," ujarnya.
Tugas Sang Macan untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia, akan segera digantikan pesawat jet tempur yang lebih canggih, yakni Sukhoi SU-35, buatan Rusia. Pesawat tempur generasi 4.5 tersebut, akan mengisi hanggar Skadron Udara 14, pada 2019 mendatang.
Melihat adanya nilai sejarah, dan peran penting dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia, salah satu pesawat F5 Tiger, akan dijadikan monumen di Alun-alun Kabupaten Madiun.
"Rencananya hari ini, dan besok akan dilaksanakan pergeseran pesawat F5 Tiger ke Alun-alun Kabupaten Madiun," ujar Kepala Dinas Logistik Lanud TNI AU Iswahjudi, Kolonel Tek. Royke Manusiwa.
Nantinya, Sang Macan akan dipasang di atas tanah, dengan posisi seperti menyambar. Semua teknisi yang terlibat dalam pemasangan monumen ini, dari Skadron Udara 14, dan Skadron Teknik 042 Lanud TNI AU Iswahjudi.
Komandan Lanud TNI AU Iswahjudi, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Syamsul Rizal mengatakan, hadirnya F5 Tiger sebagai monumen di Alun-alun Kabupaten Madiun, memiliki tujuan menginspirasi para generasi muda, untuk bisa ikut bergabung dengan TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia. "Monumen ini, juga sebagai bentuk apresiasi untuk masyarakat Kabupaten Madiun," tegasnya.
Selama ini, pesawat tempur legendaris bermesin jet buatan Amerika Serikat, tersebut, menjadi kekuatan utama di Skadron Udara 14 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi Madiun, Jawa Timur.
"Pesawat ini memiliki masa pengabdian panjang, dan tentunya memiliki nilai sejarah tinggi," ujar Kepala Penerangan Lanud TNI AU Iswahjudi, Mayor Sus. Hamdi Londong Alo, Rabu (11/7/2018).
Hamdi menjelaskan sejak tiba di Indonesia, pada 21 April 1980, pesawat tempur ini selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan latihan tempur TNI, dan operasi penjagaan kedaulatan wilayah udara Indonesia. Ada sebanyak 16 unit pesawat F5 Tiger, yang dibeli Indonesia, kala itu.
Saat tiba pertama kali di Indonesia, pesawat ini diangkut menggunakan pesawat C-5A Galaxy, milik Military Airlift Command USAF yang diterbangkan langsung dari Amerika Serikat. Proses perakitan pesawat, dilakukan di Skadron Udara 14 Lanud TNI AU Iswahjudi, dengan melibatkan para teknisi TNI AU.
Pesawat yang memiliki julukan Sang Macan tersebut, pernah terlibat dalam Operasi Panah di wilayah Aceh, pada tahun 1990-1992; Operasi Elang Sakti XXI untuk pengamanan perbatasan NTT, dengan Timor Leste, pada tahun 1999; dan Operasi Oscar, yang merupakan operasi pengamanan wilayah perairan.
Komandan Skadron Udara 14 Lanud TNI AU Iswahjudi, Letkol Pnb. Abdul Haris menyebutkan, pengoperasian pesawat tempur ini, akhirnya dipensiunkan masa baktinya pada Mei 2016 silam. "Penghentian pengoperasian F5 Tiger, dilaksanakan berdasarkan pada telegram pimpinan TNI AU, No. T/719/2016," ujarnya.
Tugas Sang Macan untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia, akan segera digantikan pesawat jet tempur yang lebih canggih, yakni Sukhoi SU-35, buatan Rusia. Pesawat tempur generasi 4.5 tersebut, akan mengisi hanggar Skadron Udara 14, pada 2019 mendatang.
Melihat adanya nilai sejarah, dan peran penting dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia, salah satu pesawat F5 Tiger, akan dijadikan monumen di Alun-alun Kabupaten Madiun.
"Rencananya hari ini, dan besok akan dilaksanakan pergeseran pesawat F5 Tiger ke Alun-alun Kabupaten Madiun," ujar Kepala Dinas Logistik Lanud TNI AU Iswahjudi, Kolonel Tek. Royke Manusiwa.
Nantinya, Sang Macan akan dipasang di atas tanah, dengan posisi seperti menyambar. Semua teknisi yang terlibat dalam pemasangan monumen ini, dari Skadron Udara 14, dan Skadron Teknik 042 Lanud TNI AU Iswahjudi.
Komandan Lanud TNI AU Iswahjudi, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Syamsul Rizal mengatakan, hadirnya F5 Tiger sebagai monumen di Alun-alun Kabupaten Madiun, memiliki tujuan menginspirasi para generasi muda, untuk bisa ikut bergabung dengan TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia. "Monumen ini, juga sebagai bentuk apresiasi untuk masyarakat Kabupaten Madiun," tegasnya.
(vhs)