Kepemimpinan Politik di Mata Bupati Tabanan Eka Wiryastuti
A
A
A
JAKARTA - Memecahkan rekor sebagai bupati perempuan pertama di Bali, menjadi tantangan tersendiri bagi Ni Putu Eka Wiryastuti. Bupati Tabanan yang dua kali terpilih ini ingin terus membuktikan bahwa perempuan mampu memimpin.
“Jangan anggap perempuan itu ‘display’, yang menarik untuk dilihat, kalau sudah bosan terus ditinggalkan. Jadilah kader perempuan yang punya kecerdasan bahwa kita mampu, kita bisa,” kata Eka.
Hal itu disampaikan Eka dalam workshop ‘Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat’ yang juga menghadirkan Bupati Tulang Bawang Winarti dan Bupati Jember Faida di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).
Eka mengatakan, keinginan perempuan untuk menjadi pemimpin juga harus disertai modal untuk memimpin. Berbagai organisasi yang menempa skill kepemimpinan sudah pernah diikuti kader perempuan PDI Perjuangan ini. Sebut saja, Banteng Muda Indonesia (BMI), Keluarga Besar Marhaen dan Srikandi Demokrasi Indonesia.
“Saya ingin berbuat, karena dasar dari politik itu kita harus berbuat,” kata Eka yang meraih suara terbanyak saat menjadi Caleg DPRD Kabupaten Tabanan pada Pileg 2009.
Dengan menjadi kepala daerah seperti sekarang, kata Eka, dia tidak hanya bisa berbuat, tetapi berbuat dengan efek yang besar. Dia mencontohkan, ketika masih menjadi pengusaha, dia hanya bisa membantu sebagai rakyat.
“Tetapi dengan politik saya bisa membuat kebijakan dan keputusan dengan dampak yang jauh lebih besar, sehingga semakin yang banyak yang bisa saya berikan kepada rakyat,” ujarnya.
Soal kepemimpinan, Eka mengatakan, haruslah bersumber dari hati. Itu makanya perempuan asli Bali ini pernah menulis buku ‘Investasi Hati’.
“Kalau sudah pakai hati, apapun program yang kita lahirkan untuk rakyat pasti bagus,” tandasnya.
“Jangan anggap perempuan itu ‘display’, yang menarik untuk dilihat, kalau sudah bosan terus ditinggalkan. Jadilah kader perempuan yang punya kecerdasan bahwa kita mampu, kita bisa,” kata Eka.
Hal itu disampaikan Eka dalam workshop ‘Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat’ yang juga menghadirkan Bupati Tulang Bawang Winarti dan Bupati Jember Faida di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).
Eka mengatakan, keinginan perempuan untuk menjadi pemimpin juga harus disertai modal untuk memimpin. Berbagai organisasi yang menempa skill kepemimpinan sudah pernah diikuti kader perempuan PDI Perjuangan ini. Sebut saja, Banteng Muda Indonesia (BMI), Keluarga Besar Marhaen dan Srikandi Demokrasi Indonesia.
“Saya ingin berbuat, karena dasar dari politik itu kita harus berbuat,” kata Eka yang meraih suara terbanyak saat menjadi Caleg DPRD Kabupaten Tabanan pada Pileg 2009.
Dengan menjadi kepala daerah seperti sekarang, kata Eka, dia tidak hanya bisa berbuat, tetapi berbuat dengan efek yang besar. Dia mencontohkan, ketika masih menjadi pengusaha, dia hanya bisa membantu sebagai rakyat.
“Tetapi dengan politik saya bisa membuat kebijakan dan keputusan dengan dampak yang jauh lebih besar, sehingga semakin yang banyak yang bisa saya berikan kepada rakyat,” ujarnya.
Soal kepemimpinan, Eka mengatakan, haruslah bersumber dari hati. Itu makanya perempuan asli Bali ini pernah menulis buku ‘Investasi Hati’.
“Kalau sudah pakai hati, apapun program yang kita lahirkan untuk rakyat pasti bagus,” tandasnya.
(sms)