Polri Tegaskan Tidak Ada Celah KKN dalam Seleksi Akpol
A
A
A
SEMARANG - Tidak akan ada celah untuk praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), praktik suap maupun titip sana titip sini dalam proses seleksi masuk Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2018. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri Irjen Pol Arief Sulistyanto di hadapan ratusan calon taruna (Catar) yang didampingi para orang tua dan panitia seleksi saat acara Penandatanganan Pakta Integritas dan Pengambilan Sumpah Penerimaan Taruna Akpol TA 2018 di Gedung Cendekia, Akpol Semarang, Jawa Tengah, Rabu (4/7/2018).
Irjen Pol Arief Sulistyanto menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga kejujuran, objektifitas dan transparansi selama proses seleksi masuk Akpol. "Tidak ada celah untuk praktik-praktik semacam itu. Semua proses didasari dari kemampuan calon taruna masing-masing. Semua proses rekrutmen ini kami pastikan clean and clear," kata Arief Sulistyanto.
Dia menyebutkan, ada 376 calon taruna dari berbagai daerah di Indonesia bersaing masuk Akpol. Mereka adalah orang-orang terpilih dari ribuan peserta lainnya yang telah mendaftar di masing-masing daerah. Dari jumlah tersebut, selanjutnya akan diseleksi dan diambil 250 Catar Akpol, yang terdiri dari 220 taruna dan 30 taruni. Para taruna dan taruni yang terpilih kemudian mendapatkan pendidikan selama empat tahun untuk menjadi perwira Polri.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan penandatanganan pakta integritas dan pengambilah sumpah terhadap panitia, calon taruna dan orang tua calon taruna, dengan tujuan mewujudkan proses rekrutmen taruna Akpol yang clean and clear. "Harus diingat bahwa sumpah ini tidak hanya kepada manusia, tapi kepada Tuhan. Untuk itu, jangan sekali-kali mencoba melakukan upaya apapun untuk meloloskan anaknya," katanya.
Arief Sulistyanto yang merupakan ketua tim seleksi rekrutmen Akpol menjelaskan, proses rekrutmen Catar Akpol yang bersih, objektif, dan transparan ini merupakan cara Polri untuk melakukan reformasi internal. Hal tersebut sesuai yang disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo, bahwa Polri harus memperbaiki internalnya, salah satunya dengan pembinaan sumber daya manusia.
"Untuk itu, dari mulai awal proses seleksi ini kami akan menerapkan proses perekrutan yang baik. Jika awalnya baik, maka nanti ke depan akan didapat calon perwira Polri yang juga baik, memiliki sikap kesatria, jujur, sehat secara fisik, intelektual, jiwa, psikologis dan semuanya," kata mantan Kapolda Kalimantan Barat ini.
Dia menyampaikan, untuk proses seleksi tingkat pusat nantinya berlangsung selama tiga minggu. Selama proses seleksi tersebut, akan ada empat tahapan pemulangan bagi calon taruna yang dinilai tidak memenuhi persyaratan. Pihaknya juga akan mengumumkan hasil tes secara langsung dan transparan.
"Untuk orang tua calon taruna, sudah kami membuatkan aplikasi khusus dimana mereka bisa langsung memantau nilai hasil tes putra putrinya," terang dia.
Irjen Pol Arief Sulistyanto menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga kejujuran, objektifitas dan transparansi selama proses seleksi masuk Akpol. "Tidak ada celah untuk praktik-praktik semacam itu. Semua proses didasari dari kemampuan calon taruna masing-masing. Semua proses rekrutmen ini kami pastikan clean and clear," kata Arief Sulistyanto.
Dia menyebutkan, ada 376 calon taruna dari berbagai daerah di Indonesia bersaing masuk Akpol. Mereka adalah orang-orang terpilih dari ribuan peserta lainnya yang telah mendaftar di masing-masing daerah. Dari jumlah tersebut, selanjutnya akan diseleksi dan diambil 250 Catar Akpol, yang terdiri dari 220 taruna dan 30 taruni. Para taruna dan taruni yang terpilih kemudian mendapatkan pendidikan selama empat tahun untuk menjadi perwira Polri.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan penandatanganan pakta integritas dan pengambilah sumpah terhadap panitia, calon taruna dan orang tua calon taruna, dengan tujuan mewujudkan proses rekrutmen taruna Akpol yang clean and clear. "Harus diingat bahwa sumpah ini tidak hanya kepada manusia, tapi kepada Tuhan. Untuk itu, jangan sekali-kali mencoba melakukan upaya apapun untuk meloloskan anaknya," katanya.
Arief Sulistyanto yang merupakan ketua tim seleksi rekrutmen Akpol menjelaskan, proses rekrutmen Catar Akpol yang bersih, objektif, dan transparan ini merupakan cara Polri untuk melakukan reformasi internal. Hal tersebut sesuai yang disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo, bahwa Polri harus memperbaiki internalnya, salah satunya dengan pembinaan sumber daya manusia.
"Untuk itu, dari mulai awal proses seleksi ini kami akan menerapkan proses perekrutan yang baik. Jika awalnya baik, maka nanti ke depan akan didapat calon perwira Polri yang juga baik, memiliki sikap kesatria, jujur, sehat secara fisik, intelektual, jiwa, psikologis dan semuanya," kata mantan Kapolda Kalimantan Barat ini.
Dia menyampaikan, untuk proses seleksi tingkat pusat nantinya berlangsung selama tiga minggu. Selama proses seleksi tersebut, akan ada empat tahapan pemulangan bagi calon taruna yang dinilai tidak memenuhi persyaratan. Pihaknya juga akan mengumumkan hasil tes secara langsung dan transparan.
"Untuk orang tua calon taruna, sudah kami membuatkan aplikasi khusus dimana mereka bisa langsung memantau nilai hasil tes putra putrinya," terang dia.
(amm)