Kehebatan Budaya Panji Bisa Dilihat dari Relief Candi di Jawa Timur

Selasa, 03 Juli 2018 - 18:58 WIB
Kehebatan Budaya Panji...
Kehebatan Budaya Panji Bisa Dilihat dari Relief Candi di Jawa Timur
A A A
MALANG - Budaya Panji, sejak ratusan tahun silam tumbuh subur di Jawa Timur. Kemudian menyebar ke seluruh Asia Tenggara, bersama dengan ekspansi kekuasaan dan diplomasi kebudayaan era Majapahit.Kuatnya Budaya Panji mengakar di masyarakat, salah satunya dibuktikan dengan hadirnya kisah-kisah Panji di relief-relief candi yang ada di Jawa Timur. Hal ini, bisa dilihat di relief Candi Menakjinggo, yang ada di Dusung Unggahan RT 3 RW 2, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Salah satu bagian dari Relief Menakjonggo, dipamerkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, di Festival Panji Nusantara, yang digelar di Taman Krida Budaya (TKBJT) Jawa Timur. “Relief ini asli dari Candi Menakjinggo,” ujar staf BPCB Jawa Timur, Nurika Retniyawati, Selasa (3/7/2018).

Dalam relief Candi Menakjinggo tergambar sosok tokoh bertopi. Topi tersebut, juga disebut Tekes. Sosok tokoh bertopi inilah, yang merupakan Panji. Sosok yang sama, juga ditemukan di Candi Penataran, Kabupaten Blitar, dan sejumlah candi lainnya di Jawa Timur.

Dalam pameran ini, ada sebanyak 21 relief candi di Jawa Timur, yang dipamerkan dengan memuat cerita tentang Panji. “Relief-relief ini ada yang berupa replikas, dan benda cagar budaya asli. Semuanya memuat cerita tentang Panji,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni mengatakan, pameran Budaya Panji sengaja digelar bersamaan dengan gelaran Festival Panji Nusantara, untuk memberikan ruang belajar bagi masyarakat.

Cerita tentang Panji, tumbuh subur di masyarakat dalam berbagai bentuk. Salah satunya, dalam bentuk cerita tutur, syair, dongeng, dan hikayat. “Dalam bentuk dongeng, selama ini masyarakat sudah mengenal dongeng tentang keong mas, ande-ande lumut, kethek ogleng, galek kencana, panji laras, timun mas, bango tong-tong, lomaran, enthit, thotok kerot, dan utheg-utheg uget,” sebutnya.

Dia berharap, melalui festival ini masyarakat kembali mengenali Budaya Panji, dan mampu mengaktualisasikannya kembali nilai-nilainya. Sehingga, bisa dijadikan media mengajari budi pekerti ke anak-anak.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7918 seconds (0.1#10.140)