Kisruh Pengelolaan Sekolah, Atap Bangunan SMK Giri Handayani Dibongkar
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Atap salah satu bangunan di SMK Giri Handayani, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibongkar paksa. Pembongkaran ini diduga akibat kisruh pengelolaan dari dua kelompok yang awalnya bekerja satu atap.
Puncaknya secara tiba-tiba atap bangunan untuk ruang kepala sekolah dan UKS dan Bimbingan konseling dibongkar pada bagian atap oleh mantan pengelola dan juga perintis SMK Giri Handayani. Praktis saja ruangan tersebut tinggal ruangan saja dan tidak lagi ada atapnya.
Dengan kondisi ini, dokumen-dokumen sekolah yang berada di Dusun Ledokssri, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari menjadi berserakan. Begitu juga sejumlah peralatan kesehatan masih berada di bagian depan kelas.
Salah seorang staf pengajar di SMK Giri Handayani, Eka Wahyu Nugraha mengatakan, pembongkaran sepihak tersebut dilakukan sejak Selasa 26 Juni 2018. Saat itu, datang seorang pejabat yang saat ini bertugas di Sekretariat DPRD Gunungkidul, Supriyadi bersama tiga orang pekerja untuk mengambil aset yang diklaim haknya.
"Pak Supriyadi dulu sempat menjadi pembina di SMK Giri Handayani, akan tetapi sejak 2015 silam beliau sudah tidak aktif lagi. Sepertinya ada masalah internal dengan pihak yayasan, tapi saya tidak tahu masalahnya apa, puncaknya dia membongkar atap bangunan ini," ungkapnya Jumat (28/6/2018).
Pihaknya pun kaget dengan pembongkaran mendadsk tersebut. Pasalnya, sebelumnya tidak memberikan pemberitahuan kepada pihak sekolah. Beberapa guru piket sendiri sempat berusaha melakukan pencegahan, akan tetapi yang bersangkutan tetap bersikeras melakukan pembongkaran.
Sampai saat ini, pihak SMK Giri Handayani Wonosari masih menunggu langkah lanjutan dari yayasan. Sesuai rencana pada Senin 2 Juli 2018, pihak yayasan baru akan datang dan melakukan peninjauan. Nantinya, baru akan diputuskan apakah akan berpindah ruangan atau bangunan yang ada tersebut kembali direnovasi.
Ketika dikonfirmasi, Supriyadi menyatakan bahwa aset yang dia bongkar merupakan milik STKIP Catur Sakti. Saat ini, kontrak SMK Giri Handayani dengan STKIP Catur Sakti sudah selesai, sehingga dia menarik asetnya kembali. “Itu aset saya yang sudah saya investasikan. Karena kontraknya habis, kemudian saya minta lagi,” ucapnya singkat.
Puncaknya secara tiba-tiba atap bangunan untuk ruang kepala sekolah dan UKS dan Bimbingan konseling dibongkar pada bagian atap oleh mantan pengelola dan juga perintis SMK Giri Handayani. Praktis saja ruangan tersebut tinggal ruangan saja dan tidak lagi ada atapnya.
Dengan kondisi ini, dokumen-dokumen sekolah yang berada di Dusun Ledokssri, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari menjadi berserakan. Begitu juga sejumlah peralatan kesehatan masih berada di bagian depan kelas.
Salah seorang staf pengajar di SMK Giri Handayani, Eka Wahyu Nugraha mengatakan, pembongkaran sepihak tersebut dilakukan sejak Selasa 26 Juni 2018. Saat itu, datang seorang pejabat yang saat ini bertugas di Sekretariat DPRD Gunungkidul, Supriyadi bersama tiga orang pekerja untuk mengambil aset yang diklaim haknya.
"Pak Supriyadi dulu sempat menjadi pembina di SMK Giri Handayani, akan tetapi sejak 2015 silam beliau sudah tidak aktif lagi. Sepertinya ada masalah internal dengan pihak yayasan, tapi saya tidak tahu masalahnya apa, puncaknya dia membongkar atap bangunan ini," ungkapnya Jumat (28/6/2018).
Pihaknya pun kaget dengan pembongkaran mendadsk tersebut. Pasalnya, sebelumnya tidak memberikan pemberitahuan kepada pihak sekolah. Beberapa guru piket sendiri sempat berusaha melakukan pencegahan, akan tetapi yang bersangkutan tetap bersikeras melakukan pembongkaran.
Sampai saat ini, pihak SMK Giri Handayani Wonosari masih menunggu langkah lanjutan dari yayasan. Sesuai rencana pada Senin 2 Juli 2018, pihak yayasan baru akan datang dan melakukan peninjauan. Nantinya, baru akan diputuskan apakah akan berpindah ruangan atau bangunan yang ada tersebut kembali direnovasi.
Ketika dikonfirmasi, Supriyadi menyatakan bahwa aset yang dia bongkar merupakan milik STKIP Catur Sakti. Saat ini, kontrak SMK Giri Handayani dengan STKIP Catur Sakti sudah selesai, sehingga dia menarik asetnya kembali. “Itu aset saya yang sudah saya investasikan. Karena kontraknya habis, kemudian saya minta lagi,” ucapnya singkat.
(wib)