Pengamat: Janji Kampanye Sudirman Said Bikin Suara Ganjar Tergerus

Pengamat: Janji Kampanye Sudirman Said Bikin Suara Ganjar Tergerus
A
A
A
SEMARANG - Hasil penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan beberapa lembaga survei menyebutkan bahwa perolehan suara pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo lebih tinggi dari rivalnya Sudirman Said-Ida Fauziyah.
Berdasarkan hasil quick count Indo Barometer, Ganjar-Yasin mendapatkan 56,71% suara, sedangkan Sudirman-Ida meraih 43,29% suara. Hasil yang sama juga ditunjukkan hitung cepat SMRC, Ganjar-Yasin memperoleh 58,57% suara, adapun Sudirman-Ida 41,43% suara. Sedangkan hitung cepat LSI, Ganjar-Yasin mendulang 58,17% suara, sementara Sudirman-Ida hanya 41,83% suara.
Sementara, hasil hitung cepat yang dilakukan Pandawa Research, Ganjar-Yasin memperoleh suara sebanyak 59,22% dan paslon nomor urut 2 Sudirman Said–Ida Fauziyah 40,78%. Meski menang, namun perolehan suara Ganjar-Yasin lebih rendah dari prediksi tim paslon nomor urut 1 tersebut. Adapun prediksi perolehan suara yang dibeberkan tim Ganjar-Yasin pada Selasa (26/6/2018) malam adalah estimasi paling rendah sebanyak 61,6%, estimasi normal 65,4% dan estimasi tertinggi 71,6%.
Pengamat politik dari Unika Soegijapranata Semarang Andreas Pandiangan menilai tidak maksimalnya perolehan suara Ganjar-Yasin disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, pemilih yang belum menentukan sikap atau pilihan dalam poling yang dilakukan beberapa lembaga survei sebelum pemungutan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 Jateng pada Rabu (27/6/2018), disinyalir bukan pendukung partai pengusung Ganjar-Yasin.
"Pada saat itu (poling berlangsung) mereka belum menentukan pilihan. Setelah mengetahui program masing-masing paslon dan menyaksikan debat publik yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi, mereka baru menentukan sikap dan pilihan jatuh pada Sudirman-Ida," katanya saat dihubungi SINDOnews melalui telepon selulernya, Kamis (28/6/2019).
Menurut dia, para pemilih tersebut pada akhirnya memilih Sudirman-Ida karena terpikat oleh janji politik paslon nomor urut 2 tersebut. Adapun janji politik yang dinilai paling kuat menarik masyarakat untuk memilih Sudirman-Ida adalah cabut kartu tani, penciptaan 5 juta lapangan kerja, dan mengembangkan 1 juta wirausahawan perempuan muda.
Selain itu, isu kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) juga mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya pada kontestasi Pilgub Jateng 2018. Di sisi lain, strategi yang dikemas tim Sudirman-Ida serta janji politik yang dilontarkan saat kampanye juga mampu menarik simpati masyarakat untuk memilihnya.
"Itu pengamatan saya mengenai penyebab perolehan suara Ganjar-Yasin tidak maksimal," ucap dosen Komunikasi Politik pada Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata Semarang.
Berdasarkan hasil quick count Indo Barometer, Ganjar-Yasin mendapatkan 56,71% suara, sedangkan Sudirman-Ida meraih 43,29% suara. Hasil yang sama juga ditunjukkan hitung cepat SMRC, Ganjar-Yasin memperoleh 58,57% suara, adapun Sudirman-Ida 41,43% suara. Sedangkan hitung cepat LSI, Ganjar-Yasin mendulang 58,17% suara, sementara Sudirman-Ida hanya 41,83% suara.
Sementara, hasil hitung cepat yang dilakukan Pandawa Research, Ganjar-Yasin memperoleh suara sebanyak 59,22% dan paslon nomor urut 2 Sudirman Said–Ida Fauziyah 40,78%. Meski menang, namun perolehan suara Ganjar-Yasin lebih rendah dari prediksi tim paslon nomor urut 1 tersebut. Adapun prediksi perolehan suara yang dibeberkan tim Ganjar-Yasin pada Selasa (26/6/2018) malam adalah estimasi paling rendah sebanyak 61,6%, estimasi normal 65,4% dan estimasi tertinggi 71,6%.
Pengamat politik dari Unika Soegijapranata Semarang Andreas Pandiangan menilai tidak maksimalnya perolehan suara Ganjar-Yasin disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, pemilih yang belum menentukan sikap atau pilihan dalam poling yang dilakukan beberapa lembaga survei sebelum pemungutan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 Jateng pada Rabu (27/6/2018), disinyalir bukan pendukung partai pengusung Ganjar-Yasin.
"Pada saat itu (poling berlangsung) mereka belum menentukan pilihan. Setelah mengetahui program masing-masing paslon dan menyaksikan debat publik yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi, mereka baru menentukan sikap dan pilihan jatuh pada Sudirman-Ida," katanya saat dihubungi SINDOnews melalui telepon selulernya, Kamis (28/6/2019).
Menurut dia, para pemilih tersebut pada akhirnya memilih Sudirman-Ida karena terpikat oleh janji politik paslon nomor urut 2 tersebut. Adapun janji politik yang dinilai paling kuat menarik masyarakat untuk memilih Sudirman-Ida adalah cabut kartu tani, penciptaan 5 juta lapangan kerja, dan mengembangkan 1 juta wirausahawan perempuan muda.
Selain itu, isu kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) juga mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya pada kontestasi Pilgub Jateng 2018. Di sisi lain, strategi yang dikemas tim Sudirman-Ida serta janji politik yang dilontarkan saat kampanye juga mampu menarik simpati masyarakat untuk memilihnya.
"Itu pengamatan saya mengenai penyebab perolehan suara Ganjar-Yasin tidak maksimal," ucap dosen Komunikasi Politik pada Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata Semarang.
(amm)