Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul Meluas hingga 54 Desa
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul terus meluas. Hingga saat ini sebanyak 54 Desa di kabupaten terluas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu kesulitan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, 54 desa yang mengalami kekeringan berada di 11 kecamatan. Bencana kekeringan berdampak kepada 96.523 jiwa. "Data memang demikian, tapi semua masih bisa di-cover dengan droping air dari BPBD dan PDAM," katanya kepada wartawan, Rabu (27/6/2018).
Masyarakat Gunungkidul sudah terbiasa dengan situasi kesulitan air. Mereka akan mencari sumber air terdekat untuk dimanfaatkan serta sebagian lagi membeli air dari truk tangki air swasta. "Kita juga memiliki 6 unit tangki air yang setiap hari mendistribusikan 24 rit air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Selain itu, ada 9 kecamatan yang selama ini mengalami kekeringan juga mendistribusikan air bersih," ucapnya.
Saat ini BPBD Gunungkidul juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan PDAM Tirta Handayani untuk memetakan wilayah mana saja yang mengalami kekeringan paling parah. Begitu juga dengan wilayah yang tidak ada sumber air maupun distribusi PDAM.
Camat Kecamatan Tepus, Azis Budiarto mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah yang memang tidak terjangkau dan tidak memiliki akses air bersih. Di kecamatan Tepus ada dua desa paling parah terdampak kekeringan, yaitu Desa Tepus dan Sidoarjo. "Setiap hari kami melakukan droping air 5 kali," ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, 54 desa yang mengalami kekeringan berada di 11 kecamatan. Bencana kekeringan berdampak kepada 96.523 jiwa. "Data memang demikian, tapi semua masih bisa di-cover dengan droping air dari BPBD dan PDAM," katanya kepada wartawan, Rabu (27/6/2018).
Masyarakat Gunungkidul sudah terbiasa dengan situasi kesulitan air. Mereka akan mencari sumber air terdekat untuk dimanfaatkan serta sebagian lagi membeli air dari truk tangki air swasta. "Kita juga memiliki 6 unit tangki air yang setiap hari mendistribusikan 24 rit air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Selain itu, ada 9 kecamatan yang selama ini mengalami kekeringan juga mendistribusikan air bersih," ucapnya.
Saat ini BPBD Gunungkidul juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan PDAM Tirta Handayani untuk memetakan wilayah mana saja yang mengalami kekeringan paling parah. Begitu juga dengan wilayah yang tidak ada sumber air maupun distribusi PDAM.
Camat Kecamatan Tepus, Azis Budiarto mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah yang memang tidak terjangkau dan tidak memiliki akses air bersih. Di kecamatan Tepus ada dua desa paling parah terdampak kekeringan, yaitu Desa Tepus dan Sidoarjo. "Setiap hari kami melakukan droping air 5 kali," ucapnya.
(amm)