Sektor Properti Melambat, Fortune Mate Indonesia Tidak Naikkan Target Penjualan
A
A
A
SURABAYA - Perusahaan yang bergerak di sektor pergudangan, PT Fortune Mate Indonesia Tbk tahun ini membidik angka penjualan sebesar Rp35 miliar, atau sama seperti pencapaian tahun lalu. Perseroan tidak menaikkan target penjualan lantaran situasi bisnis properti yang kurang menggembirakan. Per Maret 2018, penjualan baru tercapai Rp9,8 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Fortune Mate Indonesia Tbk Agustinus Agus Sunarto mengakui tahun ini hingga setahun ke depan, kondisi bisnis properti masih akan melambat. Ini salah satunya dipicu adanya perhelatan pilkada dan pilpres.
Dua momen pesta demokrasi tersebut membuat sejumlah investor menahan diri untuk berinvestasi. “Investor kan butuh kepastian. Sekarang kan lagi tahun politik karena ada pergantian kepemimpinan. Mungkin sektor properti akan kembali tumbuh tahun 2020 mendatang,” katanya, Selasa (26/6/2018).
Saat ini, kata dia, perseroan berkode saham FMII itu memiliki dua proyek pergudangan. Yakni di Fortune Business and Industrial Park yang berada di Jalan Tambak Sawah Sidoarjo dan satu lagi di daerah Romo Kalisari, Surabaya.
Secara umum, kedua proyek tersebut menyasar segmen menengah atas dengan harga perunit mencapai Rp8 miliar. “Kami menyasar segmen menengah atas karena lahan kami terbatas. Kalau dijual di segmen bawah, bisa langsung habis dan kami tidak bisa meningkatkan kinerja perusahaan,” tandas Agustinus.
Menurut dia, pergudangan tetap potensial. Ini dipicu dengan berkembangnya bisnis e-commerce. Bisnis ini merupakan bisnis masa depan. Dimana semua pembelian barang sudah bisa dilakukan hanya melalui gagdet. Nah, gudang merupakan bagian dari penunjang bisnis e-commerce karena barang yang akan dikirim perlu disimpan di gudang.
“Pebisnis e-commerce tentu akan membutuhkan gudang untuk menyimpan barangnya. Tapi secara umum, ke depan sektor properti akan tetap membaik seiring dengan penurunan suku bunga,” tandasnya.
Sekretaris Perusahaan PT Fortune Mate Indonesia Tbk Agustinus Agus Sunarto mengakui tahun ini hingga setahun ke depan, kondisi bisnis properti masih akan melambat. Ini salah satunya dipicu adanya perhelatan pilkada dan pilpres.
Dua momen pesta demokrasi tersebut membuat sejumlah investor menahan diri untuk berinvestasi. “Investor kan butuh kepastian. Sekarang kan lagi tahun politik karena ada pergantian kepemimpinan. Mungkin sektor properti akan kembali tumbuh tahun 2020 mendatang,” katanya, Selasa (26/6/2018).
Saat ini, kata dia, perseroan berkode saham FMII itu memiliki dua proyek pergudangan. Yakni di Fortune Business and Industrial Park yang berada di Jalan Tambak Sawah Sidoarjo dan satu lagi di daerah Romo Kalisari, Surabaya.
Secara umum, kedua proyek tersebut menyasar segmen menengah atas dengan harga perunit mencapai Rp8 miliar. “Kami menyasar segmen menengah atas karena lahan kami terbatas. Kalau dijual di segmen bawah, bisa langsung habis dan kami tidak bisa meningkatkan kinerja perusahaan,” tandas Agustinus.
Menurut dia, pergudangan tetap potensial. Ini dipicu dengan berkembangnya bisnis e-commerce. Bisnis ini merupakan bisnis masa depan. Dimana semua pembelian barang sudah bisa dilakukan hanya melalui gagdet. Nah, gudang merupakan bagian dari penunjang bisnis e-commerce karena barang yang akan dikirim perlu disimpan di gudang.
“Pebisnis e-commerce tentu akan membutuhkan gudang untuk menyimpan barangnya. Tapi secara umum, ke depan sektor properti akan tetap membaik seiring dengan penurunan suku bunga,” tandasnya.
(vhs)