Ini Empat Skenario Kemenangan Pilgub Jawa Timur
A
A
A
SURABAYA - Direktur Utama Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar Oetomo menyebutkan ada empat skenario kemenangan yang bisa terjadi pada Pilgub Jatim. Lantas apa saja empat skenario itu.
Sehari jelang pencoblosan suasana politik di Jatim masih terkendali. Beragam prediksi kemenangan pun bermunculan untuk menjadi pemenang dalam pesta demokrasi di Jawa Timur.
Baik pasangan nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak maupun pasangan nomor urut dua Saifullah Yusuf-Puti Guntur sama-sama memiliki optimisme tinggi untuk menjadi pemenang.
Dalam serangkaian prediksi, setidaknya ada empat skenario kemenangan yang bisa terjadi. Selisih elektabilitas yang rapat juga menjadikan persaingan sengit menunju kursi orang nomor satu di Jatim.
Direktur Utama Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar Oetomo menuturkan, pada skenario pertama, kemenangan ada di pihak pasangan Khofifah-Emil, jika cut off. Di mana besaran suara undecided voters dianggap sebagai golput. Sehingga komposisi perolehan suara menjadi 52,86 % untuk Khofifah-Emil, dan 47,14% untuk Gus Ipul-Puti.
Skenario kedua, masih dimenangkan pasangan Khofifah-Emil, jika besaran suara undecided voters terlimpahkan semuanya pada Khofifah-Emil, sehingga komposisi perolehan suara Khofifah-Emil 57,9% dan Gus Ipul-Puti 42,1%.
Skenario ketiga, kemenangan akan diperoleh pasangan Gus Ipul-Puti, dengan catatan besaran angka undecided voters dilimpahkan semuanya kepada Gus Ipul-Puti dengan komposisi perbandingan suara Gus Ipul-Puti 52,8% sedangkan Khofifah-Emil 47,2%.
Skenario keempat, melengkapi kemenangan Khofifah-Emil dengan catatan besaran angka undecided voters dibagi sama rata pada kedua paslon, sehingga komposisi suara menjadi 52,55% untuk Khofifah-Emil dan 47,45% untuk Gus Ipul-Puti.
“Merujuk pada skenario ini, tentu saja kubu Khofifah-Emil boleh berbesar hati. Namun jika kubu Gus Ipul-Puti bermanuver dan mampu memaksimalkan kerja tim di tingkat akar rumput dengan menonjolkan segala potensi yang dimiliki Puti, maka kubu Khofifah-Emil akan dilibas,” ujar Mochtar, Selasa (26/6/2018).
Dia melanjutkan, mengingat popularitas Khofifah dan Gus Ipul sudah di atas 90%, siapa yang pandai memainkan peran dan mengembangkan strategi dalam aksi-aksi pemenangan yang tepat, maka tak menutup kemungkinan paslon yang mampu mengeksplor wakilnya dan memanfaatkan momentum sebaik mungkinlah yang akan memenangkan pertarungan.
“Khofifah sudah meraih popularitas 97% dan Gus Ipul 96,8% sedangkan untuk akseptabilitas Khofifah meraih 89,9% dan Gus Ipul 85,3%,” ungkapnya.
Dalam logika politik, lanjutnya, seseorang yang sudah menyentuh popularitas 90% lebih sudah pada puncak popularitasnya. Karena tidak mungkin seseorang akan populer 100% apalagi wilayah Jawa Timur yang sangat luas.
Sementara itu, katanya, popularitas dua calon wakil gubernur dari hasil survei SSC, Emil Dardak meraih 69,8% dan Puti Guntur Soekarno 58,6%. Sedangkan akseptabilitas Emil Dardak 58,9% dan Puti Guntur Soekarno 48,5%.
Pada survei dengan metode multistage random sampling ini dilakukan 4 - 13 Juni 2018 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error +/-3%, level of confidence 95% dan jumlah sampel 1.070 responden. Sebagai bentuk kendali mutu, survei ini di lengkapi dengan spot check, callback hingga intensive control.
Sehari jelang pencoblosan suasana politik di Jatim masih terkendali. Beragam prediksi kemenangan pun bermunculan untuk menjadi pemenang dalam pesta demokrasi di Jawa Timur.
Baik pasangan nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak maupun pasangan nomor urut dua Saifullah Yusuf-Puti Guntur sama-sama memiliki optimisme tinggi untuk menjadi pemenang.
Dalam serangkaian prediksi, setidaknya ada empat skenario kemenangan yang bisa terjadi. Selisih elektabilitas yang rapat juga menjadikan persaingan sengit menunju kursi orang nomor satu di Jatim.
Direktur Utama Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar Oetomo menuturkan, pada skenario pertama, kemenangan ada di pihak pasangan Khofifah-Emil, jika cut off. Di mana besaran suara undecided voters dianggap sebagai golput. Sehingga komposisi perolehan suara menjadi 52,86 % untuk Khofifah-Emil, dan 47,14% untuk Gus Ipul-Puti.
Skenario kedua, masih dimenangkan pasangan Khofifah-Emil, jika besaran suara undecided voters terlimpahkan semuanya pada Khofifah-Emil, sehingga komposisi perolehan suara Khofifah-Emil 57,9% dan Gus Ipul-Puti 42,1%.
Skenario ketiga, kemenangan akan diperoleh pasangan Gus Ipul-Puti, dengan catatan besaran angka undecided voters dilimpahkan semuanya kepada Gus Ipul-Puti dengan komposisi perbandingan suara Gus Ipul-Puti 52,8% sedangkan Khofifah-Emil 47,2%.
Skenario keempat, melengkapi kemenangan Khofifah-Emil dengan catatan besaran angka undecided voters dibagi sama rata pada kedua paslon, sehingga komposisi suara menjadi 52,55% untuk Khofifah-Emil dan 47,45% untuk Gus Ipul-Puti.
“Merujuk pada skenario ini, tentu saja kubu Khofifah-Emil boleh berbesar hati. Namun jika kubu Gus Ipul-Puti bermanuver dan mampu memaksimalkan kerja tim di tingkat akar rumput dengan menonjolkan segala potensi yang dimiliki Puti, maka kubu Khofifah-Emil akan dilibas,” ujar Mochtar, Selasa (26/6/2018).
Dia melanjutkan, mengingat popularitas Khofifah dan Gus Ipul sudah di atas 90%, siapa yang pandai memainkan peran dan mengembangkan strategi dalam aksi-aksi pemenangan yang tepat, maka tak menutup kemungkinan paslon yang mampu mengeksplor wakilnya dan memanfaatkan momentum sebaik mungkinlah yang akan memenangkan pertarungan.
“Khofifah sudah meraih popularitas 97% dan Gus Ipul 96,8% sedangkan untuk akseptabilitas Khofifah meraih 89,9% dan Gus Ipul 85,3%,” ungkapnya.
Dalam logika politik, lanjutnya, seseorang yang sudah menyentuh popularitas 90% lebih sudah pada puncak popularitasnya. Karena tidak mungkin seseorang akan populer 100% apalagi wilayah Jawa Timur yang sangat luas.
Sementara itu, katanya, popularitas dua calon wakil gubernur dari hasil survei SSC, Emil Dardak meraih 69,8% dan Puti Guntur Soekarno 58,6%. Sedangkan akseptabilitas Emil Dardak 58,9% dan Puti Guntur Soekarno 48,5%.
Pada survei dengan metode multistage random sampling ini dilakukan 4 - 13 Juni 2018 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error +/-3%, level of confidence 95% dan jumlah sampel 1.070 responden. Sebagai bentuk kendali mutu, survei ini di lengkapi dengan spot check, callback hingga intensive control.
(vhs)