Akur Bertekad Bawa KBB Keluar dari Kutukan WDP
A
A
A
BANDUNG BARAT - Semenjak Kabupaten Bandung Barat (KBB) terbentuk pada 2007, hingga kini belum sekalipun meraih predikat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam laporan penilaian keuangannya dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal itu yang mendasari pasangan calon bupati dan wakil bupati KBB nomor urut tiga Aa Umbara Sutisna-Hengky Kurniawan (Akur), untuk memecahkan kutukan tersebut dengan meraih WTP di masa kepemimpinannya.
"Selama ini kan KBB belum pernah meraih WTP, makanya itu menjadi obsesi Akur untuk memecahkan telor kutukan WDP yang selama lima tahun berturut-turut diraih oleh KBB," kata Cabup Aa Umbara Sutisna kepada SINDOnews di Padalarang, Sabtu (9/6/2018).
Harus diakui, di usia yang menjelang 11 tahun KBB masih belum bisa keluar dari kutukan opini WDP. Selama lima tahun terakhir dipimpin Bupati Abubakar dan Wakil Bupati Yayat T Soemitra, KBB hanya memperoleh opini WDP terus-menerus, termasuk tahun 2018 ini.
Sebelumnya, saat kepemimpinan Abubakar-Ernawan Natasaputra, KBB sempat mendapatkan opini disclaimer tiga tahun berturut-turut sebelum akhirnya ada perbaikan menjadi WDP.
Aa Umbara mengaku memiliki formula bagaimana KBB bisa meraih opini WTP dalam laporan keuangannya, yakni harus menguasai masalah, mencarikan solusi, dan rajin terjun ke masyarakat karena pekerjaan bupati bukan di belakang meja. Tentunya dengan membereskan semua penyakit klasik yang selama ini selalu mengganjal yakni soal pelimpahan dan pengadministrasian aset pascapemekaran dari Kabupaten Bandung.
"Kalau tahun depan belum karena acuannya penilaian tahun ini, saya belum jadi bupati. Target saya tahun 2020 KBB bisa meraih opini WTP dari BPK berdasalkan hasil penilaian kinerja tahun 2019."
Lebih jauh, paslon yang didukung oleh NasDem, Demokrat, PAN, PKS, dan PKPI ini mengatakan, program kerja Akur dianggap lebih realistis dan rasional dibandingkan paslon lainnya. Hal itu yang membuat dukungan dari masyarakat terus meningkat. Apalagi dirinya yang sudah terbiasa turun ke lapangan sejak 10 tahun lalu saat masih menjabat sebagai ketua DPRD. Alhasil hingga kini konstituen di 16 kecamatan di KBB masih terjaga sangat baik.
"Saya terus berupaya dan ikhtiar dengan terus terjun ke masyarakat baik di kecamatan yang penduduknya banyak atau sedikit. Nanti tinggal bagaimana rakyat memilih, karena masyarakat sekarang ini sudah pintar dalam menentukan pemimpin yang rasional dan berpihak pada rakyat."
"Selama ini kan KBB belum pernah meraih WTP, makanya itu menjadi obsesi Akur untuk memecahkan telor kutukan WDP yang selama lima tahun berturut-turut diraih oleh KBB," kata Cabup Aa Umbara Sutisna kepada SINDOnews di Padalarang, Sabtu (9/6/2018).
Harus diakui, di usia yang menjelang 11 tahun KBB masih belum bisa keluar dari kutukan opini WDP. Selama lima tahun terakhir dipimpin Bupati Abubakar dan Wakil Bupati Yayat T Soemitra, KBB hanya memperoleh opini WDP terus-menerus, termasuk tahun 2018 ini.
Sebelumnya, saat kepemimpinan Abubakar-Ernawan Natasaputra, KBB sempat mendapatkan opini disclaimer tiga tahun berturut-turut sebelum akhirnya ada perbaikan menjadi WDP.
Aa Umbara mengaku memiliki formula bagaimana KBB bisa meraih opini WTP dalam laporan keuangannya, yakni harus menguasai masalah, mencarikan solusi, dan rajin terjun ke masyarakat karena pekerjaan bupati bukan di belakang meja. Tentunya dengan membereskan semua penyakit klasik yang selama ini selalu mengganjal yakni soal pelimpahan dan pengadministrasian aset pascapemekaran dari Kabupaten Bandung.
"Kalau tahun depan belum karena acuannya penilaian tahun ini, saya belum jadi bupati. Target saya tahun 2020 KBB bisa meraih opini WTP dari BPK berdasalkan hasil penilaian kinerja tahun 2019."
Lebih jauh, paslon yang didukung oleh NasDem, Demokrat, PAN, PKS, dan PKPI ini mengatakan, program kerja Akur dianggap lebih realistis dan rasional dibandingkan paslon lainnya. Hal itu yang membuat dukungan dari masyarakat terus meningkat. Apalagi dirinya yang sudah terbiasa turun ke lapangan sejak 10 tahun lalu saat masih menjabat sebagai ketua DPRD. Alhasil hingga kini konstituen di 16 kecamatan di KBB masih terjaga sangat baik.
"Saya terus berupaya dan ikhtiar dengan terus terjun ke masyarakat baik di kecamatan yang penduduknya banyak atau sedikit. Nanti tinggal bagaimana rakyat memilih, karena masyarakat sekarang ini sudah pintar dalam menentukan pemimpin yang rasional dan berpihak pada rakyat."
(zik)