Kapolres Malang Ajak Warga Peduli Lingkungan
A
A
A
MALANG - Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung berbagi kunci sukses hidup kepada warga. Yakni, sensitif terhadap perkembangan situasi, serta peduli terhadap lingkungan sekitarnya.Pentingnya membangun rasa sensitif atau peka, dan peduli lingkungan tersebut, disampaikan Yade saat bakti sosial dan menyerahkan santunan dalam rangka Hari Bhayangkara ke-72 di Balai Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Senin (28/5/2018).
Bantuan yang disalurkan, berupa 30 paket kebutuhan pokok kepada para janda miskin warga Dusun Gunung Tumpuk, Desa Sidoluhur. Acara ini, juga dihadiri perwakilan Laziz NU Jawa Timur, para pejabat Muspika Kecamatan Lawang, serta para kepala desa se-Kecamatan Lawang.
Berbicara masalah sejahtera, Yade tidak mengukur dari tingkat kekayaan materi seseorang. Sebab makna sejahtera, menurutnya dapat dilihat dari banyak sisi. "Bisa dari sisi kesehatan, keamanan, kedamaian, dan ekonomi," tegasnya.
Sensitif atau kepekaan bisa diusung dalam segala kondisi. Dicontohkannya, apabila ada tetangga yang tidak mampu, tentunya warga lainnya bisa memberikan bantuan. Meskipun bantuan itu hanya berupa garam dapur. Bisa jadi, ada warga yang butuh bumbu dapur, dan ada warga yang kelebihan, bisa saling membantu.
Budaya gotong royong, saling mendukung dan membantu, kata dia, harus terus dipertahankan. "Ciri khas masyarakat inilah yang harus terus dipertahankan dan dipupuk. Sebab hanya dengan gotong royong itu, sensitifitas akan tetap terbangun dan dampaknya kepedulian dengan lingkungan juga akan terus berkembang," katanya.
Pemberian bantuan seperti yang dilaksanakan kali ini, juga munculnya dari rasa sensitif setelah ada berita tentang kehidupan para janda miskin yang membutuhkan uluran tangan, bahkan ada yang hidup di kandang sapi.
Begitu juga soal sensitif dalam bidang keamanan. "Peduli lingkungan. Kalau ada tetangga yang aneh-aneh, segera laporkan. Semakin kita cepat mengambil tindakan, maka tidak akan sampai mencoreng nama baik wilayah kita sendiri," kata Yade.
Bantuan yang disalurkan, berupa 30 paket kebutuhan pokok kepada para janda miskin warga Dusun Gunung Tumpuk, Desa Sidoluhur. Acara ini, juga dihadiri perwakilan Laziz NU Jawa Timur, para pejabat Muspika Kecamatan Lawang, serta para kepala desa se-Kecamatan Lawang.
Berbicara masalah sejahtera, Yade tidak mengukur dari tingkat kekayaan materi seseorang. Sebab makna sejahtera, menurutnya dapat dilihat dari banyak sisi. "Bisa dari sisi kesehatan, keamanan, kedamaian, dan ekonomi," tegasnya.
Sensitif atau kepekaan bisa diusung dalam segala kondisi. Dicontohkannya, apabila ada tetangga yang tidak mampu, tentunya warga lainnya bisa memberikan bantuan. Meskipun bantuan itu hanya berupa garam dapur. Bisa jadi, ada warga yang butuh bumbu dapur, dan ada warga yang kelebihan, bisa saling membantu.
Budaya gotong royong, saling mendukung dan membantu, kata dia, harus terus dipertahankan. "Ciri khas masyarakat inilah yang harus terus dipertahankan dan dipupuk. Sebab hanya dengan gotong royong itu, sensitifitas akan tetap terbangun dan dampaknya kepedulian dengan lingkungan juga akan terus berkembang," katanya.
Pemberian bantuan seperti yang dilaksanakan kali ini, juga munculnya dari rasa sensitif setelah ada berita tentang kehidupan para janda miskin yang membutuhkan uluran tangan, bahkan ada yang hidup di kandang sapi.
Begitu juga soal sensitif dalam bidang keamanan. "Peduli lingkungan. Kalau ada tetangga yang aneh-aneh, segera laporkan. Semakin kita cepat mengambil tindakan, maka tidak akan sampai mencoreng nama baik wilayah kita sendiri," kata Yade.
(vhs)