Debat Kedua Pilgub Bali, Jawaban Paslon Dinilai Normatif
A
A
A
DENPASAR - Salah satu tim perumus Debat Terbuka Putaran Kedua 2018 Pilkada 2018 Dewa Nyoman Wirawan menilai jawaban pasangan calon (paslon) dalam debat kali ini masih normatif dan tidak detail.
"Saya lihat tadi masih 50-50. 50 persen normatif dan 50 persen ada yang detail. Saya maklum karena waktu pendek," ujarnya di Denpasar, Sabtu (26/5/2018).
Dia menjelaskan, dalam hal ini yang penting adalah komitmennya, misalnya dalam kesehatan yang paling penting adalah pencegahan. Sebab, kalau sudah sakit itu biayanya besar. "Makanya mencegah itu paling bagus cuma belum mendetail bagaimana cara mencegahnya. Tapi komitmennya sudah ada," jelasnya.
Sementara, di bidang transportasi jawaban kedua pasangan calon itu masih normatif. "Masih normatif memang belum bisa disampaikan saat debat. Tapi komitmen mereka ada semisal crowded di Bali selatan, mereka ada untuk memeratakan. Tinggal nanti bagaimana caranya setelah itu dalam waktu lima tahun ke depan siapa pun terpilih dua-duanya komitmen konsentrasi penduduk di Bali selatan itu dengan menyebarkan keluar. Kita tuntut bagaimana masyarakat Bali lima tahun ke depan daerah-daerah lain dibangun kue-kue ekonomi sehingga kemacetan penduduk tidak numplek di selatan," paparnya.
Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kedua kedua pasangan Cagub-Cawagub Bali yakni Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (nomor urut 1) dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya dan I Ketut Sudikerta (nomor urut 2) tersebut ada yang berasal dari masyarakat.
"Dari masyarakat menyampaikan kepada KPU. KPU kemudian menyampaikan kepada kami. Ya jawaban mereka masih umum atau normatif, belum mendatail," pungkasnya.
Seperti diketahui, KPU Bali menggelar Debat Terbuka Kedua Pilgub Bali 2018 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar.
Ketua KPUD Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan, tema debat adalah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. "Dengan sub tema yang pertama adalah pendidikan dan ketenagakerjaan, yang kedua kesehatan dan kependudukan, yang ketiga adalah transportasi," jelasnya.
"Saya lihat tadi masih 50-50. 50 persen normatif dan 50 persen ada yang detail. Saya maklum karena waktu pendek," ujarnya di Denpasar, Sabtu (26/5/2018).
Dia menjelaskan, dalam hal ini yang penting adalah komitmennya, misalnya dalam kesehatan yang paling penting adalah pencegahan. Sebab, kalau sudah sakit itu biayanya besar. "Makanya mencegah itu paling bagus cuma belum mendetail bagaimana cara mencegahnya. Tapi komitmennya sudah ada," jelasnya.
Sementara, di bidang transportasi jawaban kedua pasangan calon itu masih normatif. "Masih normatif memang belum bisa disampaikan saat debat. Tapi komitmen mereka ada semisal crowded di Bali selatan, mereka ada untuk memeratakan. Tinggal nanti bagaimana caranya setelah itu dalam waktu lima tahun ke depan siapa pun terpilih dua-duanya komitmen konsentrasi penduduk di Bali selatan itu dengan menyebarkan keluar. Kita tuntut bagaimana masyarakat Bali lima tahun ke depan daerah-daerah lain dibangun kue-kue ekonomi sehingga kemacetan penduduk tidak numplek di selatan," paparnya.
Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kedua kedua pasangan Cagub-Cawagub Bali yakni Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (nomor urut 1) dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya dan I Ketut Sudikerta (nomor urut 2) tersebut ada yang berasal dari masyarakat.
"Dari masyarakat menyampaikan kepada KPU. KPU kemudian menyampaikan kepada kami. Ya jawaban mereka masih umum atau normatif, belum mendatail," pungkasnya.
Seperti diketahui, KPU Bali menggelar Debat Terbuka Kedua Pilgub Bali 2018 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar.
Ketua KPUD Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan, tema debat adalah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. "Dengan sub tema yang pertama adalah pendidikan dan ketenagakerjaan, yang kedua kesehatan dan kependudukan, yang ketiga adalah transportasi," jelasnya.
(zik)