Emil Dardak Sahur dan Serap Aspirasi di Pasar Tembok
A
A
A
SURABAYA - Kehadiran Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim Emil Dardak dalam acara sahur on the road ternyata bermanfaat. Kehadirannya mampu menyapa dan mengidentifikasi problem pasar tradisional. Dengan datang ke pasar rakyat, kehadiran Emil sebagai pembuktian komitmen dirinya ingin mengangkat harkat pedagang kecil.
Bupati nonaktif Trenggalek ini datang ke Pasar Tembok, Dukuh, Kota Surabaya, Jumat (25/5/2018). Kehadiran pria yang pernah belajar di University of Oxford ini mendapatkan penyambutan antusias dari pedagang. Bahkan, salah satu pedagang menyebut Emil Dardak sebagai sosok milenial harapan masyarakat.
Supriyadi, salah satu pedagang sayur di Pasar Tembok menuturkan, dirinya menyukai sosok muda yang ada di diri Emil Dardak. Sejuta harapan pun muncul untuk membawa perubahan bagi pasar-pasar tradisional di tangan generasi muda seperti Emil.
"Mas Emil sosok milenial yang menjadi harapan masyarakat. Saya salut ada sosok muda, pintar, dan berpendidikan yang mau dan gigih ingin berjuang untuk Jawa Timur," ujar Supriyadi.
Emil yang berpasangan dengan Khofifah dianggap punya komitmen besar mengangkat perekonomian wong cilik. Bahkan, kabar Bupati Trenggalek nonaktif ini akan menyulap Pasar Pon di Trenggalek menjadi pasar berarsitektur Eropa juga didengar pedagang di Kota Pahlawan.
Emil Dardak sebelum masa cuti kampanye memang telah menetapkan anggaran guna pembangunan Pasar Pon Trenggalek. Emil juga disebut sebagai Bupati pertama semenjak tahun 1960 yang berani menganggarkan dana besar untuk Pasar Pon.
"Saya yakin Mas Emil dan Ibu Khofifah memenangi Pilkada Jatim dengan angka kemenangan 65%," tegasnya.
Pria ini menitipkan pesan kepada suami Arumi Bachsin tersebut untuk bisa melindungi masyarakat kecil bila terpilih nantinya. Seperti halnya pedagang pasar di Tembok Dukuh ini yang sering dilakukan penertiban petugas.
Katiyem, pedagang bumbu dapur juga menyampaikan harapan besarnya kepada Emil. Perekonomian di Surabaya tak bisa dipisahkan dari pasar tradisional. "Jadi kami berharap banyak pada Bapak Emil, kami ini orang kecil jangan sering ditertibkan. Di pasar ini penghidupan kami berada," harap Katiyem.
Emil menyebut kehadirannya adalah menghadiri permintaan masyarakat untuk sahur bersamanya. Apalagi sahur bersama dan jalan-jalan setelah Subuh adalah tradisi ketika bulan Ramadhan.
"Jalan-jalan pagi ke pasar gini kita dapat melihat geliat ekonomi masyarakat, kita tahu apa kendala dan hal yang dibutuhkan masyarakat," kata Emil.
Sejumlah keluhan pedagang yang ditemuinya menjadi cacatan penting untuk dicarikan solusi ke depannya. Kegiatan ini juga lanjut Emil akan menjadi model yang ideal dalam menyerap aspirasi nyata di masyarakat sekaligus sebagai bukti kehadiran negara.
"Kita perlu lihat secara matang agar bisa mengakomodir ekonomi masyarakat kecil, akan tetapi niat baik pemerintah untuk menyediakan tempat yang layak untuk berjualan perlu juga mendapatkan apresiasi," ucapnya.
Bupati nonaktif Trenggalek ini datang ke Pasar Tembok, Dukuh, Kota Surabaya, Jumat (25/5/2018). Kehadiran pria yang pernah belajar di University of Oxford ini mendapatkan penyambutan antusias dari pedagang. Bahkan, salah satu pedagang menyebut Emil Dardak sebagai sosok milenial harapan masyarakat.
Supriyadi, salah satu pedagang sayur di Pasar Tembok menuturkan, dirinya menyukai sosok muda yang ada di diri Emil Dardak. Sejuta harapan pun muncul untuk membawa perubahan bagi pasar-pasar tradisional di tangan generasi muda seperti Emil.
"Mas Emil sosok milenial yang menjadi harapan masyarakat. Saya salut ada sosok muda, pintar, dan berpendidikan yang mau dan gigih ingin berjuang untuk Jawa Timur," ujar Supriyadi.
Emil yang berpasangan dengan Khofifah dianggap punya komitmen besar mengangkat perekonomian wong cilik. Bahkan, kabar Bupati Trenggalek nonaktif ini akan menyulap Pasar Pon di Trenggalek menjadi pasar berarsitektur Eropa juga didengar pedagang di Kota Pahlawan.
Emil Dardak sebelum masa cuti kampanye memang telah menetapkan anggaran guna pembangunan Pasar Pon Trenggalek. Emil juga disebut sebagai Bupati pertama semenjak tahun 1960 yang berani menganggarkan dana besar untuk Pasar Pon.
"Saya yakin Mas Emil dan Ibu Khofifah memenangi Pilkada Jatim dengan angka kemenangan 65%," tegasnya.
Pria ini menitipkan pesan kepada suami Arumi Bachsin tersebut untuk bisa melindungi masyarakat kecil bila terpilih nantinya. Seperti halnya pedagang pasar di Tembok Dukuh ini yang sering dilakukan penertiban petugas.
Katiyem, pedagang bumbu dapur juga menyampaikan harapan besarnya kepada Emil. Perekonomian di Surabaya tak bisa dipisahkan dari pasar tradisional. "Jadi kami berharap banyak pada Bapak Emil, kami ini orang kecil jangan sering ditertibkan. Di pasar ini penghidupan kami berada," harap Katiyem.
Emil menyebut kehadirannya adalah menghadiri permintaan masyarakat untuk sahur bersamanya. Apalagi sahur bersama dan jalan-jalan setelah Subuh adalah tradisi ketika bulan Ramadhan.
"Jalan-jalan pagi ke pasar gini kita dapat melihat geliat ekonomi masyarakat, kita tahu apa kendala dan hal yang dibutuhkan masyarakat," kata Emil.
Sejumlah keluhan pedagang yang ditemuinya menjadi cacatan penting untuk dicarikan solusi ke depannya. Kegiatan ini juga lanjut Emil akan menjadi model yang ideal dalam menyerap aspirasi nyata di masyarakat sekaligus sebagai bukti kehadiran negara.
"Kita perlu lihat secara matang agar bisa mengakomodir ekonomi masyarakat kecil, akan tetapi niat baik pemerintah untuk menyediakan tempat yang layak untuk berjualan perlu juga mendapatkan apresiasi," ucapnya.
(zik)