Uu Ruzhanul Ulum Sebut Terorisme Akibat Pemahaman Agama yang Keliru
A
A
A
BANDUNG - Calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai, rendahnya pemahaman terhadap agama sebagai penyebab utama munculnya terorisme di Tanah Air. Pasangan Ridwan Kamil di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 itu pun mengaku prihatin atas aksi yang telah merenggut puluhan nyawa itu.
"Ini menandakan adanya pemahaman agama yang keliru dari para pelaku teror. Padahal, semua agama, termasuk Islam, tidak ada yang mengajarkan aksi-aksi teror," tegas Uu, Senin (21/5/2018).
Menurut Uu, fenomena tersebut terjadi akibat pelaku teror tidak memahami agama sepenuhnya. "Mereka tahunya sepotong-sepotong. Dari bodoh enggak naik-naik, pinter ya enggak nyampai kalau sepotong-sepotong," ujarnya.
Oleh karena itu, Bupati Tasikmalaya dua periode itu menekankan pentingnya pendidikan karakter, sehingga pemahaman tentang nilai-nilai agama yang baik dan utuh bisa diterima dengan baik.
"Pendidikan karakter identik dengan akhlak, akhlak identik dengan keimanan dan ketakwaan. Jadi, dengan adanya radikalisme dan terorisme ini, solusinya ya kuatkan pendidikan karakter yang digembar-gemborkan Pak Jokowi," papar Uu.
Uu menjelaskan, pendidikan karakter yang baik hanya bisa dilakukan dengan memperbanyak pendidikan keagamaan, khususnya bagi generasi muda. Terlebih, selama ini, siswa sekolah dinilainya kurang mendapatkan pendidikan agama.
"Harus ada pendidikan keagamaan tambahan, harus ada pendidikan agama di luar sekolah. Bukan hanya muslim, tapi semuanya," sebut Uu.
Uu mengaku, selama menjabat Bupati Tasikmalaya, dirinya sudah menerapkan pendidikan keagamaan lewat berbagai program, seperti ajengan/ustaz masuk sekolah mulai dari SD hingga SMA/SMK, wajib belajar diniyah, dan maghrib mengaji.
"Jadi anak-anak di bulan puasa ini tidak sekolah. Pendidikan agama yang dimajukan melalui Pesantren Ramadan, bahkan mereka mondok di pesantren," katanya.
Agar semua hal ini bisa terwujud di setiap daerah, menurutnya, semua tingkatan pemerintah harus memiliki political will serta komitmen, terutama dari sisi penganggaran. "Pemerintah harus membiayai. Jangan hanya slogan dalam visi misi atau debat kandidat," tandas Uu.
"Ini menandakan adanya pemahaman agama yang keliru dari para pelaku teror. Padahal, semua agama, termasuk Islam, tidak ada yang mengajarkan aksi-aksi teror," tegas Uu, Senin (21/5/2018).
Menurut Uu, fenomena tersebut terjadi akibat pelaku teror tidak memahami agama sepenuhnya. "Mereka tahunya sepotong-sepotong. Dari bodoh enggak naik-naik, pinter ya enggak nyampai kalau sepotong-sepotong," ujarnya.
Oleh karena itu, Bupati Tasikmalaya dua periode itu menekankan pentingnya pendidikan karakter, sehingga pemahaman tentang nilai-nilai agama yang baik dan utuh bisa diterima dengan baik.
"Pendidikan karakter identik dengan akhlak, akhlak identik dengan keimanan dan ketakwaan. Jadi, dengan adanya radikalisme dan terorisme ini, solusinya ya kuatkan pendidikan karakter yang digembar-gemborkan Pak Jokowi," papar Uu.
Uu menjelaskan, pendidikan karakter yang baik hanya bisa dilakukan dengan memperbanyak pendidikan keagamaan, khususnya bagi generasi muda. Terlebih, selama ini, siswa sekolah dinilainya kurang mendapatkan pendidikan agama.
"Harus ada pendidikan keagamaan tambahan, harus ada pendidikan agama di luar sekolah. Bukan hanya muslim, tapi semuanya," sebut Uu.
Uu mengaku, selama menjabat Bupati Tasikmalaya, dirinya sudah menerapkan pendidikan keagamaan lewat berbagai program, seperti ajengan/ustaz masuk sekolah mulai dari SD hingga SMA/SMK, wajib belajar diniyah, dan maghrib mengaji.
"Jadi anak-anak di bulan puasa ini tidak sekolah. Pendidikan agama yang dimajukan melalui Pesantren Ramadan, bahkan mereka mondok di pesantren," katanya.
Agar semua hal ini bisa terwujud di setiap daerah, menurutnya, semua tingkatan pemerintah harus memiliki political will serta komitmen, terutama dari sisi penganggaran. "Pemerintah harus membiayai. Jangan hanya slogan dalam visi misi atau debat kandidat," tandas Uu.
(wib)