Kunjungan Jemaat Stabil, Soekarwo: Masyarakat Yakin Surabaya Aman

Minggu, 20 Mei 2018 - 14:39 WIB
Kunjungan Jemaat Stabil,...
Kunjungan Jemaat Stabil, Soekarwo: Masyarakat Yakin Surabaya Aman
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menyatakan masyarakat yakin keamanan di Surabaya telah terkendali. Keyakinan masyarakat tersebut antara lain terlihat dari kunjungan jemaat di berbagai gereja di Surabaya yang stabil.

Hal itu disampaikan Soekarwo usai melakukan peninjauan ke empat gereja di Surabaya, Minggu (20/5/2018). Keempat gereja yang dikunjungi, yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Ngagel Jaya Utara 81 Surabaya, Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel Madya 1 Surabaya, Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) di Jalan Polisi Istimewa 15 Surabaya dan Gereja Katolik Santo Yakobus (GKSY) di Citra Land Surabaya. Kunjungan ke empat gereja tersebut dilakukan bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman.

Pernyataan stabilnya kunjungan jemaat ke gereja tersebut, kata Soekarwo Pakde, seperti disampaikan para romo atau pendeta yang ditemui saat kunjungan. Misalnya, Romo Aloysius Kurdo Irianto dari gereja SMTB yang mengatakan kegiatan ibadah di gerejanya telah berjalan seperti biasa, dan jumlah jemaat tidak berkurang. Kalaupun jumlah jemaat lebih sedikit di pagi hari, hal itu lebih karena siklus selama ini, yakni pagi hari lebih sedikit dan siang lebih banyak.

"Gereja SMTB sendiri telah melakukan misa sejak Minggu malam tanggal 20 Mei," katanya.

Untuk menciptakan rasa aman tadi, lanjut Soekarwo, berbagai lapisan masyarakat juga ikut andil bagian dalam pengamanan gereja-gereja seperti Banser NU, Satpol PP, hingga siswa-siswi pramuka. Untuk itu, pada para pimpinan gereja, orang nomor satu di Jatim ini meminta agar terus memberi semangat pada jemaatnya untuk tetap beribadah. Terhadap permasalahan terorisme, dia menilai masyarakat telah memberikan hukuman sosial, seperti reaksi tidak boleh dimakamkan di daerahnya.

"Ini menunjukkan masyarakat mulai merasa pentingnya hidup berdampingan secara pluralisme dan sepakat bahwa kekerasan tidak menyelesaikan masalah," ujarnya,

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, pengamanan akan terus dilakukan pada tiap gereja sesuai kondisi di lapangan. Di tiap gereja jumlah ibadahnya ada beberapa kali, dan semuanya akan dijaga. Pengamanan ini juga didukung oleh TNI serta berbagai lapisan masyarakat.

"Harapannya aktivitas peribadatan di gereja seperti biasa dan masyarakar merasa aman dan nyaman," ujarnya.

Sementara itu, pada Jumat 18 Mei 2018 malam, ratusan orang tumplek memadati Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro guna menghadiri acara ‘Suroboyo Guyub’. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi terorisme yang terjadi di Surabaya beberapa waktu yang lalu.

Kegiatan ini tak hanya dihadiri umat kristiani, tapi juga dari puluhan elemen masyarakat. Diantaranya dari GP Ansor, Banser, Gusdurian, tokoh agama, tokoh pendidikan dan lembaga-lembaga lainnya. Kegiatan ini dikawal penuh oleh polisi dan juga banser. Acara yang digelar mulai pukul 19.30 WIB ini berjalan dengan penuh khidmat. GKI Jalan Diponegoro merupakan salah satu dari tiga gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri pada Minggu 13 Mei 2018 lalu. Kejadian ini menewaskan tiga pelaku, yakni Puji Kuswati dan dua anak perempuannya.

"Kami ingin mengubah bencana yang kami alami bukan untuk ditangisi. Tapi ini momentum untuk bangkitkan cinta. Kami ingin menunjukkan bahwa Surabaya aman," kata Pendeta Andri Purnawan.

Acara ‘Suroboyo Guyub Rukun’ ini diisi dengan kesaksian para korban dan juga saksi mata yang melihat langsung peristiwa memilukan itu. Dari kesaksian ini dapat disimpulkan bahwa terorisme sunggung mengggunjang, baik secara personal maupun komunal. Terorisme tidak dapat dilawan dengan teror pula. Kejahatan ini harus dilawan dengan cinta.

"Mereka (pelaku teror) pada dasarnya adalah orang baik yang bermasalah dengan keyakinannya. Islam nusantara telah dipengaruhi dari ajaran yang justru mengingkari nilai ke-Islaman. Saya kira Islam adalah korban," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9990 seconds (0.1#10.140)