Tarekat Naqsabandiyah di Padang Sudah Mulai Berpuasa Hari Ini
A
A
A
PADANG - Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat lebih cepat melaksanakan puasa Ramadhan 1439 Hijriah, mereka bahkan sudah melakukan salat tarawih pada Senin malam (14/5) dan puasa pada hari ini Selasa (15/5/2018). Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah, Syafri Malin Mudo atau dikenal dengan panggilan Buya Piri ini mengatakan mereka menentukan puasa dengan menghitung dengan sistem hisab munjid.
“Itu dilakukan berdasarkan malam saat Rasulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah," katanya, Selasa (15/5/2018).
Buya Piri menjelaskan, jika puasa mulai pada hari ini maka akan puasa selama 30 hari, maka Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal akan jatu pada 13 Juni mendatang.
Khusus untuk pelaksanaan salat tarawih, subuh dan Idul Fitri akan dipusatkan di Musala Baitul Makmur, Pasar Baru, Kecamatan Pauh Padang.
“Salat tarawih dengan 23 rakaat dan 12 kali salam, serta salat Id dengan 12 kali takbir. 12 kali takbir itu bagian dari 12 bulan dalam satu tahun Hijriah,” katanya.
Meski berbeda dengan umat muslim lainya, menurut Buya Piri itu merupakan kekayaan pemikiran. “Mari kita saling menghormati,” tuturnya.
Sementara Terekat Syattariah di wilayah Pariaman Sumatera Barat belum bisa memutuskan kapan jatuhnya 1 Ramadhan. Menurut Pimpinan Syattariyah Kayu Tanam, Padang Pariaman Tuanku Iman Sidi berdasarkan kesepakatakan para ulama Syattariyah pada Kamis (17/5/2018) nanti baru melihat bulan.
“Kamis nanti kita baru melihat bulan, kalau sore menjelang magrib nampak bulan maka akan diputuskan puasanya pada Jumat 18 Mei 2018 nanti, itu merupakan sudah tradisi kami yang pengikut Syattariyah,” katanya.
Rencananya Tuanku Iman Sidi akan melihat bulan di Koto Tuo, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Daerah itu merupakan salah satu lokasi melihat bulan selain di Pantai Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman.
Ulakan Tapakis merupakan sentral penyebaran Terekat Syattariyah yang dibawah oleh Syeikh Burhanuddin, di daerah tersebut ada makam guru besar tarekat ini dan tiap hari selalu dikunjungi oleh pengikutnya untuk berziarah serta memohon berkah dan keselamatan.
“Itu dilakukan berdasarkan malam saat Rasulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah," katanya, Selasa (15/5/2018).
Buya Piri menjelaskan, jika puasa mulai pada hari ini maka akan puasa selama 30 hari, maka Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal akan jatu pada 13 Juni mendatang.
Khusus untuk pelaksanaan salat tarawih, subuh dan Idul Fitri akan dipusatkan di Musala Baitul Makmur, Pasar Baru, Kecamatan Pauh Padang.
“Salat tarawih dengan 23 rakaat dan 12 kali salam, serta salat Id dengan 12 kali takbir. 12 kali takbir itu bagian dari 12 bulan dalam satu tahun Hijriah,” katanya.
Meski berbeda dengan umat muslim lainya, menurut Buya Piri itu merupakan kekayaan pemikiran. “Mari kita saling menghormati,” tuturnya.
Sementara Terekat Syattariah di wilayah Pariaman Sumatera Barat belum bisa memutuskan kapan jatuhnya 1 Ramadhan. Menurut Pimpinan Syattariyah Kayu Tanam, Padang Pariaman Tuanku Iman Sidi berdasarkan kesepakatakan para ulama Syattariyah pada Kamis (17/5/2018) nanti baru melihat bulan.
“Kamis nanti kita baru melihat bulan, kalau sore menjelang magrib nampak bulan maka akan diputuskan puasanya pada Jumat 18 Mei 2018 nanti, itu merupakan sudah tradisi kami yang pengikut Syattariyah,” katanya.
Rencananya Tuanku Iman Sidi akan melihat bulan di Koto Tuo, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Daerah itu merupakan salah satu lokasi melihat bulan selain di Pantai Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman.
Ulakan Tapakis merupakan sentral penyebaran Terekat Syattariyah yang dibawah oleh Syeikh Burhanuddin, di daerah tersebut ada makam guru besar tarekat ini dan tiap hari selalu dikunjungi oleh pengikutnya untuk berziarah serta memohon berkah dan keselamatan.
(sms)