Resep Gus Ipul Bikin BUMD Pangan sampai Pertanian Berjamaah
A
A
A
SURABAYA - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) punya resep khusus untuk semakin mendongkrak kinerja sektor pertanian. Dalam debat Pilgub Jatim yang digelar di Surabaya, Selasa malam (8/5/2018), wakil gubernur Jatim selama 10 tahun terakhir itu akan memperkuat pertanian Jatim lewat sejumlah skema.
Di antaranya dengan pembentukan BUMD pangan yang diberi tugas khusus membangun kemitraan untuk kesejahteraan petani.
Selama ini, sambung Gus Ipul, salah satu tantangan sektor pertanian adalah tidak stabilnya harga saat panen raya. Petani mendapatkan harga yang kurang baik saat terjadi panen raya.
Kehadiran BUMD pangan, jelas Gus Ipul, menjadi salah satu solusi dengan tugas menjalin kemitraan bersama petani. Salah satunya dengan jaminan penyerapan komoditas pertanian, termasuk bermitra dengan Bulog yang tidak bisa menjangkau seluruh petani.
Dia menambahkan, ada tiga fokus di sektor pertanian yaitu peningkatan produktivitas, kesejahteraan petani, dan kebutuhan rakyat terpenuhi. BUMD pangan ikut menopang kesuksesan tiga fokus itu, termasuk menjadi ujung tombak bagi penyediaan produk pangan yang terjangkau masyarakat.
Gus Ipul menambahkan, dia dan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno bakal memacu pertanian Jatim dengan konsep cooperative farming.
“Kita akan pacu pertanian berjamaah, alias cooperative farming. Ini wujud agribisnis dari hulu ke hilir,” ujar Gus Ipul.
Dalam skema itu, usaha tani dijalankan secara terintegrasi, mulai penanaman, pemupukan, pemilihan bibit unggul, pengolahan lahan tanam, panen, pasca panen, bahkan hingga proses irigasi. Semuanya diarahkan ke skema agroindustri untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP).
“Yang juga penting, kita ukur semuanya dari sisi bisnis, untuk memastikan kesejahteraan petani, dengan teknologi terbaru. Kami fasilitasi teknologi itu, yang nantinya akan meningkatkan pendapatan petani hingga 52% ,” ujarnya.
Dengan skema itu, produk nilai tambah pertanian Jatim akan menjadi prioritas. Misalnya dengan memacu produksi beras premium. Sehingga petani tidak hanya mengandalkan produk primer, tapi juga produk olahan yang telah diberi nilai tambah.
“Kita juga akan membangun industri pengolahan berbasis agropolitan dan minapolitan di sepanjang jalur selatan Jatim dari Pacitan sampai Banyuwangi,” imbuh Calon Wakil Gubernur Jatim Puti Guntur Soekarno.
Selama ini, Jatim mempunyai peran sentral dalam industri pertanian nasional. Jatim adalah produsen terbesar padi nasional. Untuk sektor gula, Jatim menyumbang lebih dari 45% produksi nasional. Demikian juga komoditas-komoditas lain.
“Dengan fokus kita ke sektor pertanian, sekaligus kita ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tandas Puti.
Di antaranya dengan pembentukan BUMD pangan yang diberi tugas khusus membangun kemitraan untuk kesejahteraan petani.
Selama ini, sambung Gus Ipul, salah satu tantangan sektor pertanian adalah tidak stabilnya harga saat panen raya. Petani mendapatkan harga yang kurang baik saat terjadi panen raya.
Kehadiran BUMD pangan, jelas Gus Ipul, menjadi salah satu solusi dengan tugas menjalin kemitraan bersama petani. Salah satunya dengan jaminan penyerapan komoditas pertanian, termasuk bermitra dengan Bulog yang tidak bisa menjangkau seluruh petani.
Dia menambahkan, ada tiga fokus di sektor pertanian yaitu peningkatan produktivitas, kesejahteraan petani, dan kebutuhan rakyat terpenuhi. BUMD pangan ikut menopang kesuksesan tiga fokus itu, termasuk menjadi ujung tombak bagi penyediaan produk pangan yang terjangkau masyarakat.
Gus Ipul menambahkan, dia dan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno bakal memacu pertanian Jatim dengan konsep cooperative farming.
“Kita akan pacu pertanian berjamaah, alias cooperative farming. Ini wujud agribisnis dari hulu ke hilir,” ujar Gus Ipul.
Dalam skema itu, usaha tani dijalankan secara terintegrasi, mulai penanaman, pemupukan, pemilihan bibit unggul, pengolahan lahan tanam, panen, pasca panen, bahkan hingga proses irigasi. Semuanya diarahkan ke skema agroindustri untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP).
“Yang juga penting, kita ukur semuanya dari sisi bisnis, untuk memastikan kesejahteraan petani, dengan teknologi terbaru. Kami fasilitasi teknologi itu, yang nantinya akan meningkatkan pendapatan petani hingga 52% ,” ujarnya.
Dengan skema itu, produk nilai tambah pertanian Jatim akan menjadi prioritas. Misalnya dengan memacu produksi beras premium. Sehingga petani tidak hanya mengandalkan produk primer, tapi juga produk olahan yang telah diberi nilai tambah.
“Kita juga akan membangun industri pengolahan berbasis agropolitan dan minapolitan di sepanjang jalur selatan Jatim dari Pacitan sampai Banyuwangi,” imbuh Calon Wakil Gubernur Jatim Puti Guntur Soekarno.
Selama ini, Jatim mempunyai peran sentral dalam industri pertanian nasional. Jatim adalah produsen terbesar padi nasional. Untuk sektor gula, Jatim menyumbang lebih dari 45% produksi nasional. Demikian juga komoditas-komoditas lain.
“Dengan fokus kita ke sektor pertanian, sekaligus kita ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tandas Puti.
(sms)