Demo Mahasiswa Ricuh, Wakapolsek Jadi Bulan-Bulanan
A
A
A
SERANG - Aksi unjuk rasa mahasiswa dalam rangka Hari Pendidikan Nasional di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Banten berakhir ricuh. Mahasiswa dan polisi yang bertugas mengawal aksi demo tersebut terlibat bentrokan, Rabu (2/5/2018).
Awalnya, aksi puluhan mahasiwa berjalan tertib dengan pengawalan dari petugas kepolisan. Namun, pada saat mahasiswa akan membakar ban bekas, polisi mencoba menghalangi dengan mengambil ban bekas.
Tak terima, mahasiswa tersulut emosinya. Aksi dorong antara polisi dan mahasiwa pun terjadi. Bahkan, baku pukul pun terjadi. Bahkan Waka Polsek Serang Kota AKP Ransas Panjaitan sempat menjadi bulan-bulanan mahasiwa sehingga kancing baju terlepas.
Bentrok baru reda setelah mahasiwa menarik diri dan mundur ke dalam kampus yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Kota Serang. Sedangkan petugas kepolisan dari Polres Serang tetap berjaga.
Dalam aksinya, mahasiswa meminta kepada Pemprov Banten untuk memperhatikan kesejahtraan guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di tanah para jawara.
"Kami lihat potret pendidikan di Banten masih jauh dari kata sejahtera. Saat ini kewenangan SMA dan SMK sudah di tangan pemerintah provinsi, namun masih belum ada perbaikan," kata korlap aksi Rega kepada wartawan.
Selain itu, mahasiswa juga mengkritisi janji politik Gubernur Banten Wahidin Halim yang akan menggratiskan pendidikan tingkat SMA/SMK. "Kami ingin menagih janji politik WH dan Andika yang akan menggratiskan pendidikan, karena sampai saat ini belum terealisasi," tegasnya.
Awalnya, aksi puluhan mahasiwa berjalan tertib dengan pengawalan dari petugas kepolisan. Namun, pada saat mahasiswa akan membakar ban bekas, polisi mencoba menghalangi dengan mengambil ban bekas.
Tak terima, mahasiswa tersulut emosinya. Aksi dorong antara polisi dan mahasiwa pun terjadi. Bahkan, baku pukul pun terjadi. Bahkan Waka Polsek Serang Kota AKP Ransas Panjaitan sempat menjadi bulan-bulanan mahasiwa sehingga kancing baju terlepas.
Bentrok baru reda setelah mahasiwa menarik diri dan mundur ke dalam kampus yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Kota Serang. Sedangkan petugas kepolisan dari Polres Serang tetap berjaga.
Dalam aksinya, mahasiswa meminta kepada Pemprov Banten untuk memperhatikan kesejahtraan guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di tanah para jawara.
"Kami lihat potret pendidikan di Banten masih jauh dari kata sejahtera. Saat ini kewenangan SMA dan SMK sudah di tangan pemerintah provinsi, namun masih belum ada perbaikan," kata korlap aksi Rega kepada wartawan.
Selain itu, mahasiswa juga mengkritisi janji politik Gubernur Banten Wahidin Halim yang akan menggratiskan pendidikan tingkat SMA/SMK. "Kami ingin menagih janji politik WH dan Andika yang akan menggratiskan pendidikan, karena sampai saat ini belum terealisasi," tegasnya.
(wib)