FK Universitas Indonesia Maksimalkan Pelayanan Kesehatan di Perbatasan Kalbar dengan Sarawak

Senin, 23 April 2018 - 09:31 WIB
FK Universitas Indonesia...
FK Universitas Indonesia Maksimalkan Pelayanan Kesehatan di Perbatasan Kalbar dengan Sarawak
A A A
SAMBAS - Mengacu pada Tri Darma Perguruan Tinggi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui Unit Kerja Khusus IMERI Ventura mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat ke Desa Temajuk, Sambas, Kalimantan Barat pada 8-15 April 2018 lalu.

Kabupaten Sambas merupakan salah satu daerah perbatasan, tertinggal, dan transmigrasi yang masuk ke dalam 122 daerah tertinggal yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal 2015-2019.

Desa Temajuk merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Desa Telok Melano, Sarawak, Malaysia.

Masalah perbatasan negara sampai saat ini masih terus ada, pembangunan serta perbaikan masih terus dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.

Hal ini juga didukung oleh program Presiden Indonesia, Joko Widodo dalam Sembilan Program yang disebut Nawa Cita untuk membuat perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang teknologi, ekonomi, kesehatan, maupun budaya.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim UKK FKUI ke Desa Temajuk merupakan salah satu kegiatan yang berfokus pada masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut. Di Desa Temajuk terdapat Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan. Sarana dan prasarana di Puskesmas sudah cukup lengkap. Hanya saja masalah yang dihadapi oleh Puskesmas Temajuk adalah kurangnya tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan yang prima dan pengetahuan mengenai isu – isu kesehatan yang terkini.

Selain itu, masalah sistem pelayanan kesehatan dari Puskesmas yang belum bisa berjalan maksimal dikarenakan masih dalam proses pendaftaran di Kementerian Kesehatan membuat fasilitas kesehatan yang seharusnya bisa digunakan oleh masyarakat di Desa Temajuk belum bisa berjalan sebagaimana semestinya.

Melihat masalah kesehatan yang ada di Desa Temajuk tersebut, tim UKK FKUI mengadakan beberapa pelatihan kepada tenaga Puskesmas mengenai isu – isu kesehatan yang terkini, seperti 1.000 HPK, Stunting, Imunisasi, USG, Incubator, dan lain-lain.

Tetapi tidak hanya tenaga kesehatan tetapi program ini dilakukan di berbagai kelompok usia, seperti PHBS SD, kelas Ibu Hamil, program kesehatan keluarga, forum remaja, dan lain – lain.

“Semoga program ini bisa berlanjut karena sangat membantu masyarakat. Kegiatan ini perlu dicontoh dan dilakukan setahun sekali atau dua kali di setiap daerah di pelosok karena di pelosok informasi kesehatan minim,” kata Muhammad Azwar petugas Yonif 642 Kapuas di Lintas Batas Pos Temajuk.

Selain masalah SDM dan pengetahuan kesehatan, ada masalah lain yang dimiliki oleh Desa Temajuk, seperti keterbatasan akses jalan dan transportasi, teknologi, telekomunikasi maupun penerangan.

Selain itu, pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan juga masih terbatas. Desa Temajuk merupakan daerah pesisir dengan mangrove dan sungai – sungai kecil yang biasa dijadikan sebagai daerah wisata.

Namun sayangnya, masih banyak sampah yang ada di pinggiran pantai. Penerangan di Desa Temajuk juga cukup menjadi masalah yang serius dimana saat hujan turun dan cuaca mendung, masyarakat hanya mengandalkan genset untuk pasokan listrik karena listrik dari PLN hanya dapat diakses di malam hari.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah perbatasan tidak hanya menjadi masalah pemerintah saja tapi seluruh masyarakat Indonesia dalam membangun Indonesia menjadi lebih baik.

“Ini merupakan salah satu pengabdian masyarakat dari FKUI dimana kita turun langsung ke masyarakat dan saat ini sasaran utama kita adalah daerah – daerah perbatasan. ini juga sesuai dengan harapan presiden kita agar kita juga peduli dengan masyarakat yang ada di daerah perbatasan. Dan untuk program ini kami juga mengundang dokter – dokter diseluruh Indonesia dan tenaga kesehatan untuk bergabung pada kegiatan tersebut. Kemudian kami juga dengan senang hati apabila ada perusahaan– perusahaan yang mau bekerja sama mendukung program – program kegiatan kami dan juga pemerintah – pemerintah daerah misalnya yang juga siap menyediakan segala sesuatunya untuk kami juga terjun ke lapangan ke desa –desa perbatasan,” ujar Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8261 seconds (0.1#10.140)