Perilaku Tak Lazim Harimau Bonita Setelah Ditangkap
A
A
A
PEKANBARU - Harimau Bonita berhasil dievakuasi dari habitatnya di kawasan PT THIP (Tabung Haji Indo Plantation) Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil, Riau, menuju Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera milik Yayasan Arsari di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Selama dalam perjalanan, Bonita yang telah memangsa dua manusia menunjukkan perilaku tak lazim.
Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan, perilaku Bonita yang tak lazim dialami harimau lain saat direlokasi adalah jarang mengaum. Biasanya, harimau yang direlokasi akan panik dan selalu mengaum.
"Ini Bonita terlihat santai saat di dalam kandang. Dia jarang mengaum. Selama di perjalanan dari Riau ke Sumatera Barat, Bonita hanya sekali mengaum, itu pun tidak kuat seperti harimau pada umumnya," ucap Catrini Pratihari Kubontubuh, Minggu (22/4/2018).
Bonita juga terlihat rileks saat petugas mendekati kandangnya. Terlihat tidak ada kepanikan, keresahan, maupun ketakutan."Dia malah sering jilat-jilat kakinya. Kita heran mengapa dia sangat santai. Ini tentunya terjadi penyimpangan perilaku," katanya.
Selama dalam perjalanan, Bonita dibekali dengan berbagai jenis daging dan ayam. Bonita juga terlihat santai memakan daging dan ayam yang diberi oleh petugas.
Bonita dikawal oleh dua dokter hewan yang sudah terlatih menangani harimau sumatera. "Selama dalam perjalanan Bonita selalu diperhatikan kesehatannya. Sejauh ini obat bius belum sepenuhnya hilang."
Bonita sudah muncul di kawasan Pelangiran, Inhil sejak akhir Desember 2017. Bonita sudah menerkam 3 warga, dua di antaranya meninggal yakni Jumiati (33) dan Yusri 32). Penyerangan harimau Sumatera disebabkan karena kawasan Bonita sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai pemasok bahan baku perusahaan kertas dan pulp. Pada 19 April 2018, Bonita berhasil ditangkap.
Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan, perilaku Bonita yang tak lazim dialami harimau lain saat direlokasi adalah jarang mengaum. Biasanya, harimau yang direlokasi akan panik dan selalu mengaum.
"Ini Bonita terlihat santai saat di dalam kandang. Dia jarang mengaum. Selama di perjalanan dari Riau ke Sumatera Barat, Bonita hanya sekali mengaum, itu pun tidak kuat seperti harimau pada umumnya," ucap Catrini Pratihari Kubontubuh, Minggu (22/4/2018).
Bonita juga terlihat rileks saat petugas mendekati kandangnya. Terlihat tidak ada kepanikan, keresahan, maupun ketakutan."Dia malah sering jilat-jilat kakinya. Kita heran mengapa dia sangat santai. Ini tentunya terjadi penyimpangan perilaku," katanya.
Selama dalam perjalanan, Bonita dibekali dengan berbagai jenis daging dan ayam. Bonita juga terlihat santai memakan daging dan ayam yang diberi oleh petugas.
Bonita dikawal oleh dua dokter hewan yang sudah terlatih menangani harimau sumatera. "Selama dalam perjalanan Bonita selalu diperhatikan kesehatannya. Sejauh ini obat bius belum sepenuhnya hilang."
Bonita sudah muncul di kawasan Pelangiran, Inhil sejak akhir Desember 2017. Bonita sudah menerkam 3 warga, dua di antaranya meninggal yakni Jumiati (33) dan Yusri 32). Penyerangan harimau Sumatera disebabkan karena kawasan Bonita sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai pemasok bahan baku perusahaan kertas dan pulp. Pada 19 April 2018, Bonita berhasil ditangkap.
(zik)