Pesan Luhur dari Baduy untuk Kehidupan
A
A
A
SERANG - Warga Baduy sudah kembali ke kampungnya masing-masing untuk beraktivitas. Wajah mereka penuh sukacita setelah melakukan perjalanan jauh, demi melaksanakan perintah para leluhur mereka guna menyampaikan 'pesan' kepada Bapak Gede atau Gubernur Banten Wahidin Halim.
Sebanyak 1.341 warga Baduy luar diangkut menuju Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak menggunakan bus yang disediakan Pemprov Banten. Sedangkan 47 orang warga Baduy harus berjalan kaki ratusan kilometer tanpa mengenakan alas kaki melewati bukit dan aspal jalanan yang panas.
Sebelumnya, warga Baduy singgah di Pendopo Bupati Lebak, Bupati Pandeglang, Bupati Serang dan malam puncak bertemu dengan Bapak Gede.
Semalam, warga Baduy sudah bertemu dan 'dijamu' oleh Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) di Halaman Museum Banten, Kota Serang. Sebagai bentuk terima kasih mereka membawa hasil pertanian seperti pisang, gula aren, beras, kacang-kacangan yang diberikan dengan sukarela tanpa berharap imbalan.
Selain itu, perwakilan dari warga Baduy Jaro Saija, menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk menjaga tanah ulayat atau adat seluas kurang lebih 5.380 hektare dari tangan-tangan yang ingin merusaknya.
Sebab, bila pemerintah tidak menjaga dikhawatirkan bencana alam seperti banjir bahkan tsunami dapat terjadi di daerah Selatan Banten. "Itu (bencana alam) mudah-mudahan tidak terjadi," kata Saija di hadapan WH. Sabtu (21/4/2018) malam.
Menanggapi permintaan tersebut, WH berjanji akan menjaga kelestarian alam di tanah ulayat dengan tidak akan mengizinkan bangunan apa pun berdiri di tanah adat Kanekes yang dapat merusak alam.
Mantan Wali Kota Tangerang itu juga meminta kepada warga Baduy agar mengawasi para wisatawan yang masuk kedalam kawasan adat. Sebab, dikhawatirkan dapat merusak tradisi dan alam yang ada di sana.
"Di sana mereka hidup damai, mereka tenteram. Mereka tidak terpengaruh budaya luar dan termasuk budaya-budaya lainnya. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam," kata WH.
WH mengaku bangga dan mengapresiasi warga Baduy yang hidup harmonis dengan alam. Pemprov Banten bersama Pemkab Lebak akan sekuat tenaga menjaganya.
Sebanyak 1.341 warga Baduy luar diangkut menuju Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak menggunakan bus yang disediakan Pemprov Banten. Sedangkan 47 orang warga Baduy harus berjalan kaki ratusan kilometer tanpa mengenakan alas kaki melewati bukit dan aspal jalanan yang panas.
Sebelumnya, warga Baduy singgah di Pendopo Bupati Lebak, Bupati Pandeglang, Bupati Serang dan malam puncak bertemu dengan Bapak Gede.
Semalam, warga Baduy sudah bertemu dan 'dijamu' oleh Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) di Halaman Museum Banten, Kota Serang. Sebagai bentuk terima kasih mereka membawa hasil pertanian seperti pisang, gula aren, beras, kacang-kacangan yang diberikan dengan sukarela tanpa berharap imbalan.
Selain itu, perwakilan dari warga Baduy Jaro Saija, menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk menjaga tanah ulayat atau adat seluas kurang lebih 5.380 hektare dari tangan-tangan yang ingin merusaknya.
Sebab, bila pemerintah tidak menjaga dikhawatirkan bencana alam seperti banjir bahkan tsunami dapat terjadi di daerah Selatan Banten. "Itu (bencana alam) mudah-mudahan tidak terjadi," kata Saija di hadapan WH. Sabtu (21/4/2018) malam.
Menanggapi permintaan tersebut, WH berjanji akan menjaga kelestarian alam di tanah ulayat dengan tidak akan mengizinkan bangunan apa pun berdiri di tanah adat Kanekes yang dapat merusak alam.
Mantan Wali Kota Tangerang itu juga meminta kepada warga Baduy agar mengawasi para wisatawan yang masuk kedalam kawasan adat. Sebab, dikhawatirkan dapat merusak tradisi dan alam yang ada di sana.
"Di sana mereka hidup damai, mereka tenteram. Mereka tidak terpengaruh budaya luar dan termasuk budaya-budaya lainnya. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam," kata WH.
WH mengaku bangga dan mengapresiasi warga Baduy yang hidup harmonis dengan alam. Pemprov Banten bersama Pemkab Lebak akan sekuat tenaga menjaganya.
(zik)