Desa di Pulau Terluar Ini Miliki Internet Gratis

Jum'at, 20 April 2018 - 17:40 WIB
Desa di Pulau Terluar Ini Miliki Internet Gratis
Desa di Pulau Terluar Ini Miliki Internet Gratis
A A A
TAMBELAN - Harjo, wartawan media online yang bertugas untuk biro Kabupaten Bintan, sumringah saat menemukan jaringan internet yang begitu cepat di salah satu desa, di pulau terluar di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Desa ini berada di Pulau Tambelan, berjarak sekitar 185 mil laut (300 km) dari ibukota kabupaten.

Ia seperti menemukan harta karun yang sudah lama dicarinya. Terlebih karena tuntutan pekerjaan, dimana ia harus mengirimkan hasil liputan via surat elektronik (email) pada saat itu juga ke kantornya yang ada di Kota Batam, saat ia ikut dalam rombongan kunjungan kerja Bupati Bintan, Apri Sujadi ke Kecamatan Tambelan, sejak Kamis (19/4) hingga Sabtu (21/4/2018).

Sebelumnya, ia sudah berkeliling-keliling mencari sinyal dan jaringan di seputaran pulau Tambelan. Berbagai lokasi pun sudah ia datangi, mendekat ke tiang-tiang tower telekomunikasi (tower Telkomsel dan Indosat) yang telah berdiri di wilayah itu.

Ia juga mengunjungi beberapa bukit dan daratan tinggi di pulau itu agar mendapatkan sinyal internet yang lebih baik. Namun, hasilnya selalu gagal. Setiap ia mengirim data dan hasil liputan berupa foto, file yang dikirimkan selalu gagal, karena jaringan internet menggunakan provider seluler handphone yang dimilikinya masih sangat buruk di wilayah itu.

Hingga akhirnya ia mendapatkan informasi, dari warga setempat jika di salah salah satu kantor desa di Kecamatan Tambelan telah terpasang Wifi Gratis, dan memiliki jaringan internet yang cukup kencang tepatnya di Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan.

Tanpa pikir panjang, ia bersama wartawan lainnya yang ikut dalam rombongan langsung bergegas mendatangai kantor desa tersebut. Tujuannya sama yaitu bisa mengirimkan hasil liputan ke kantor media masing-masing.

Setiba di sana, meski sudah malam kantor desa itu tampak ramai. Ada belasan remaja dan pemuda, telah berkumpul di pojok kantor desa, tepatnya di Sekretariat PKK Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan. Tempat itu tertata dengan rapi dan menyediakan kursi panjang dan meja, yang memang disiapkan bagi para pengunjung untuk mengakses internet.

Saat ditelusuri, kenapa kantor desa ini bisa tersedia Wifi gratis dengan kecepatan yang lumayan bagus, tidak terlepas dari bantuan Pemerintah Pusat dari Kementrian Komunikasi dan Informatika yang bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa Dan Kawasan ( BP2DK) dengan Program Bantuannya, Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Infomatika di Desa yang diberi nama Desa Broadband Terpadu di Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan.

Program ini juga, yang akhirnya memberikan manfaat cukup besar bagi masyarakat desa dan seluruh instansi yang ada di Kecamatan Tambelan, untuk mendapatkan layanan informasi teknologi (IT) dan akses informasi lewat media internet dan digital. Sehingga, meski pulau terluar, terpencil dan tertinggal (3T) wilayah ini tidak lagi terisolasi dalam bidang IT. Dan desa ini satu-satunya dari 8 desa yang ada di Kecamatan Tambelan yang memiliki Wifi Gratis.

Chotimul Ashom, masyarakat setempat yang ditunjuk sebgai kepala operator Internet desa yang ditemui di lokasi, mengatakan, Wifi Gratis yang dimiliki desanya sudah ada sejak awal tahun 2016 lalu. Ia juga menyampaikan, untuk Kecamatan Tambelan, hanya desanya yang mendapatkan bantuan program broadband desa tersebut, karena Desa Kampung Hilir masuk ke dalam 10 desa dengan administrasi terbaik, di masa kepamimpinan Kepala Desa, Mariadi yang menjadi Kepala desa ditempatnya yang menajabat sejak tahun 2011-2016.

"Di akhir masa jabatannya, Desanya mendapatkan bantuan dari Kementerian Kominfo, berupa bantuan Desa Broadband Terpadu," terang pria yang dipanggil Asom itu.

Dalam bantuan itu, ia menyampaikan desa mendapat berbagai fasilitas IT, di antaranya satelit parabola yang mengubungkan ke provider Mitrasat milik Telkom. Smart TV, 5 Buah PC komputer, pernagkan modem, serta broadbad internet dengan kapasitas dan kecepatan 2 Mbps.

"Operator sempat diberikan honor atau insentif juga pada tahun 2016, namun pada tahun 2017 hingga tahun ini tidak lagi, kurang tau alasannya kenapa," ujarnya.

Ia menyampaikan, sejak Desa Kampung Hilir mendapatkan bantuan Broadband Desa, warga dan instansi yang ada di Kecamatan Bintan sangat terbantu. Ia mencontohkan, sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Tambelan tidak perlu lagi pergi ke Kalimantan atau ke pulau Bintan untuk mengirimkan data sekolah yang saat ini sudah menggunakan sistem online, mereka cukup datang ke kantor desa untuk mengirimkan data-data tersebut.

Ia melanjutkan, sementara untuk masyarakat, rata-rata warga Tambelan sudah tidak Gaptek lagi, sejak bantuan ini dating. Hampir setiap hari warga secara bergantian menggunakan fasilitas bantuan broadband desa untuk mengaakses internet dan menggunakan media sosial.

Ia juga menyediakan tempat yang nyaman bagi warga untuk datang mengakses internet. Sedikitnya, 30 orang setiap malam, yang didominasi pelajar datang ke kantor desa hanya untuk mengakses internet.

"Kita dan warga sini menyebut tempat ini sebagai Sanggar Hilir Betuah. Salah satu lokasi alternatif bagi warga untuk nongkrong," ujarnya.

Ia menyampaikan, para warga dapat mengakses internet di kantor desa setelah jam kerja desa berakhir sejak pukul 16:00 hingga pukul 18:00, WIB kemudian dilanjutkan lagi sehabis Isya, sekitar pukul 19:30 hingga pukul 24:00 WIB.

"Internet dimatikan, jika hujan disertai petir datang, karena kalau rusak perbaikannya butuh waktu lama karena harus ke Kalimantan atau ke Pulau Bintan, sehingga pihak pusat yang langsung mematikan jika hujan deras dan petir datang," ujarnya.

Ia berharap, ke depan kapasitas untuk broadband desa ini dapat ditambah, dan pengelolaan juga ditangani oleh pihak desa.

Pjs Kepala Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan Amrisan Ferianto menyampaikan hingga saat ini Broadband Desa Terpadu belum bisa dikelola pihaknya. Sebab, belum ada penyerahan aset oleh pihak Kementrian kepada Pemerintah setempat. Namun pihaknya sudah mengusulkan agar pengelolaan Broadband Desa Terpadu ini bisa secepatnya dikelola pihak desa, agar dapat dikembangkan lebih baik.

"Informasi yang kita dapat, penyerahan aset akan dilakukan setelah jangka 5 Tahun. Jika penyerahan aset sudah dilakukan, dana desa bisa kita gunakan untuk pengembagan program broadband desa terpadu ini, baik penambahan kapasitas dan juga biaya operasional pengelolaan Wifi gratis ini," ujarnya.

Rifky, salah seorang pelajar SMP di Tambelan menyampaikan sangat senang di desanya ada Wifi gratis. Hampir setiap malam ia dan rekannya datang ke kantor desa untuk bermain game dan internet termasuk mengerjakan tugas dengan mencari di google, salah satu aplikasi mesin pencari data.

Antisipasi penggunaan akses internet bagi pelajar, Ashom yang merupakan operator internet desa itu menyampaikan pihaknya sudah sejak awal mengantisipasi penggunaan internet bagi pelajar, baik akses konten-konten dewasa dan konten yang buruk bagi anak-anak sekolah.

"Kita selalu awasi penggunaannya, dan berbagai konten negatif kita tutup dan tidak bisa diakses oleh anak-anak. Sehingga internet di sini benar-benar bermanfaat, dan tidak berdampak negatif khsusnya bagi para pelajar. Pelajar juga tidak kita bolehkan datang ke sini jika masih mengenakan seragam sekolah," pungkasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7469 seconds (0.1#10.140)