Ridwan Kamil Berkomitmen Mekarkan 3 Wilayah Baru di Kabupaten Bogor
A
A
A
BOGOR - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil berkomitmen untuk memekarkan tiga wilayah baru di Kabupaten Bogor yaitu Kabupaten Bogor Timur, Bogor Barat dan Bogor Selatan. Hal tersebut dia ungkapkan setelah mendengar berbagai permasalahan yang mendasari pemekaran saat temu dengar dengan Presidium Calon Daerah Otonomi Baru Wilayah Bogor di Olympic Renotel, Sentul, Kabupaten Bogor, Minggu 15 April 2018.
“Tidak diminta (oleh Presidium) pun saya akan bawa ke pemerintah pusat untuk dimekarkan, karena saya ikut merasakan ketimpangan yang ada di Jawa Barat. Pemekaran wilayah adalah komitmen politik yang menjadi visi misi dari pasangan RINDU,” ujar Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil pun membandingkan ketimpangan antara Bali yang berpenduduk empat juta jiwa dengan Bogor yang hampir enam juta jiwa.
“Bali penduduknya hanya empat juta tapi diurus oleh sembilan wilayah, sedangkan Bogor ini hampir enam juta penduduknya tapi hanya diurus oleh satu kepala daerah. Bisa dilihat sendiri mana yang lebih sejahtera,” tambah Kang Emil.
Sementara itu Bayu Rusnandar, Sekjen Forum Komunikasi Nasional Calon Daerah Otonomi Baru mengatakan, bahwa pemekaran tiga wilayah baru di Bogor ini bukanlah sebuah produk instan demi transaksional politik semata.
Tapi telah melalui kajian ilmiah mendalam dan didasari atas kebutuhan mendesak karena ketimpangan dan kurang meratanya perhatian dari pemerintah baik itu pusat maupun daerah.
“Pemekaran itu bukan produk instan, juga bukan karena kepentingan transaksional politik. Pemekaran Bogor esensinya adalah memperjuangkan kesejahteraan rakyat, karena di Bogor itu unik, daerahnya sangat luas, penduduknya padat, PAD-nya tinggi tapi banyak ketimpangan,” ujarnya.
Ditambahkan Bayu, diantara pasangan calon Gubernur lainnya, hanya Pasangan RINDU (Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum) yang betul-betul memberi perhatian terhadap permasalahan pemekaran ini.
“Kami sangat mengapresiasi, maka dari itu kami akan dukung untuk memenangkan Pasangan RINDU yang benar-benar peduli terhadap permasalahan pemekaran ini.” tegasnya.
Sementara itu Dewan Penasihat Daerah Otonomi Baru Bogor Timur, Zaenal Abidin berharap bahwa Ridwan Kamil mampu mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Bogor Timur.
“Daerah timur adalah daerah yang paling kacau, terutama infrastruktur dan pelayanan publiknya. Padahal dari sumbangan (PAD) besar karena wilayah industri. Mohon ini bukan hanya dikawal, tapi sebagai aspirasi yang ingin diwujudkan oleh Kang Emil,” pinta Zaenal.
Senada dengan Zaenal, H Agus Halamdani, perwakilan dari Bogor Barat juga menyampaikan harapan yang sama.
“Kondisi infrastruktur di Barat sangat buruk, jalan itu sama seperti kali, dan juga di kami masalah pendidikan jauh di bawah standar, jangankan SMP, SD saja banyak yang tidak lulus. Kami minta ke Kang Emil nanti jika jadi Gubernur jangan ada lagi daerah yang di anaktirikan,” timpalnya.
Ketua Presidium Bogor Selatan, Isman Kadar juga menilai kondisi ekonomi yang ada di Bogor Selatan tidak sebanding dengan Infrastruktur yang ada.
“Yang paling dirasakan adalah wilayah Puncak, karena jalannya itu-itu saja, tidak pernah diperbesar, sistem one way tidak membantu. Padahal dari segi ekonomi pendapatan dari wisata sangat bagus sekali. Ini yang tidak diperhatikan, banyak yang dirugikan karena kemacetan,” katanya.
Konsep pengembangan Bogor Selatan menurut Guru Besar Lingkungan Hidup Universitas Pakuan ini nantinya akan berbasis ekowisata yang mengedepankan budaya sebagai daya tarik wisatanya.
“Pengembangan infrastruktur sangat penting tapi harus juga memperhatikan lingkungan, nantinya akan dibuat cluster-cluster untuk wilayah wisata,” tandasnya.
“Tidak diminta (oleh Presidium) pun saya akan bawa ke pemerintah pusat untuk dimekarkan, karena saya ikut merasakan ketimpangan yang ada di Jawa Barat. Pemekaran wilayah adalah komitmen politik yang menjadi visi misi dari pasangan RINDU,” ujar Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil pun membandingkan ketimpangan antara Bali yang berpenduduk empat juta jiwa dengan Bogor yang hampir enam juta jiwa.
“Bali penduduknya hanya empat juta tapi diurus oleh sembilan wilayah, sedangkan Bogor ini hampir enam juta penduduknya tapi hanya diurus oleh satu kepala daerah. Bisa dilihat sendiri mana yang lebih sejahtera,” tambah Kang Emil.
Sementara itu Bayu Rusnandar, Sekjen Forum Komunikasi Nasional Calon Daerah Otonomi Baru mengatakan, bahwa pemekaran tiga wilayah baru di Bogor ini bukanlah sebuah produk instan demi transaksional politik semata.
Tapi telah melalui kajian ilmiah mendalam dan didasari atas kebutuhan mendesak karena ketimpangan dan kurang meratanya perhatian dari pemerintah baik itu pusat maupun daerah.
“Pemekaran itu bukan produk instan, juga bukan karena kepentingan transaksional politik. Pemekaran Bogor esensinya adalah memperjuangkan kesejahteraan rakyat, karena di Bogor itu unik, daerahnya sangat luas, penduduknya padat, PAD-nya tinggi tapi banyak ketimpangan,” ujarnya.
Ditambahkan Bayu, diantara pasangan calon Gubernur lainnya, hanya Pasangan RINDU (Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum) yang betul-betul memberi perhatian terhadap permasalahan pemekaran ini.
“Kami sangat mengapresiasi, maka dari itu kami akan dukung untuk memenangkan Pasangan RINDU yang benar-benar peduli terhadap permasalahan pemekaran ini.” tegasnya.
Sementara itu Dewan Penasihat Daerah Otonomi Baru Bogor Timur, Zaenal Abidin berharap bahwa Ridwan Kamil mampu mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Bogor Timur.
“Daerah timur adalah daerah yang paling kacau, terutama infrastruktur dan pelayanan publiknya. Padahal dari sumbangan (PAD) besar karena wilayah industri. Mohon ini bukan hanya dikawal, tapi sebagai aspirasi yang ingin diwujudkan oleh Kang Emil,” pinta Zaenal.
Senada dengan Zaenal, H Agus Halamdani, perwakilan dari Bogor Barat juga menyampaikan harapan yang sama.
“Kondisi infrastruktur di Barat sangat buruk, jalan itu sama seperti kali, dan juga di kami masalah pendidikan jauh di bawah standar, jangankan SMP, SD saja banyak yang tidak lulus. Kami minta ke Kang Emil nanti jika jadi Gubernur jangan ada lagi daerah yang di anaktirikan,” timpalnya.
Ketua Presidium Bogor Selatan, Isman Kadar juga menilai kondisi ekonomi yang ada di Bogor Selatan tidak sebanding dengan Infrastruktur yang ada.
“Yang paling dirasakan adalah wilayah Puncak, karena jalannya itu-itu saja, tidak pernah diperbesar, sistem one way tidak membantu. Padahal dari segi ekonomi pendapatan dari wisata sangat bagus sekali. Ini yang tidak diperhatikan, banyak yang dirugikan karena kemacetan,” katanya.
Konsep pengembangan Bogor Selatan menurut Guru Besar Lingkungan Hidup Universitas Pakuan ini nantinya akan berbasis ekowisata yang mengedepankan budaya sebagai daya tarik wisatanya.
“Pengembangan infrastruktur sangat penting tapi harus juga memperhatikan lingkungan, nantinya akan dibuat cluster-cluster untuk wilayah wisata,” tandasnya.
(sms)