Proyek Dikebut, Reklame di Jalur Tol Becakayu 'Ditebang'
![Proyek Dikebut, Reklame...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2018/04/04/171/1295145/proyek-dikebut-reklame-di-jalur-tol-becakayu-ditebang-c9y-thumb.jpg)
Proyek Dikebut, Reklame di Jalur Tol Becakayu 'Ditebang'
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi mulai melakukan penertiban disepanjang jalan KH Noer Ali (Kalimalang) untuk mendukung proyek pembangunan tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu). Imbasnya, puluhan reklame milik swasta terpaksa diturunkan karena terkena jalur pembangunan tol Becakayu.
"Reklame itu terkena pembangunan jalur Becakayu disekitaran Jalan Kalimalang, mau gak mau harus diturunkan demi pembangunan lanjutan tol Becakayu," ujar Kasie Ruang Milik Jalan pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), Kota Bekasi, Arief Fadillah, Rabu (4/4/2018). Menurutnya, ada sekitar 21 papan reklame besar milik swasta diturunkan.
Rincianya, satu bilbord di ruas jalan Caman-Tol JORR sudah ditebang beberapa waktu lalu. Kemudian, tiga bilbord dan satu bando atau baliho di ruas JORR-Galaxi juga sudah diturunkan pada Rabu (4/4/2018). Adapun sembilan bilboard dan empat bando di ruas Galaxi-Jalan Ahmad Yani akan diturunkan menyesuaikan pembangunan fisik tol Becakayu.
Untuk itu, kata dia, paling lambat papan reklame besar itu mulai ditebang pada akhir Mei bersamaan dengan dimulainya pembangunan di sepanjang ruas tersebut. Namun, kata dia, hingga saat ini pemerintah masih menunggu instruksi dari PT Waskita Karya selaku konsorsium BUMN yang membangun Tol Becakayu itu.
Arief mengatakan, penebangan itu sudah menjadi resiko pengusaha reklame. Sebab, lahan yang dipakai merupakan milik negara. Karena itu, jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka reklame yang sudah berdiri itu akan diturunkan."Tidak ada relokasi, karena sudah menjadi resiko yang harus diterima pemilik reklame," katanya.
Adapun tahapan untuk mendirikan papan reklame, kata dia, pengusaha mengajukan izin kepada seksi ruang milik jalan, lalu direkomendasikan ke bidang pengawasan dan pengedalian bangunan. "Setelah disetujui, baru mengajukan izin mendirikan bangunan berikut membayar retribusi," ungkapnya.
Tol Becakayu terdiri atas dua seksi yaitu Seksi I Kasablanka-Jakasampurna sepanjang 11 kilometer dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 kilometer. Adapun ruas tol yang akan bisa dipakai yakni Seksi 1B dan 1C sepanjang 8,26 kilometer yang terbentang dari Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna sejak awal November lalu.
Ruas Jakasampurna-Jalan Ahmad Yani kini sedang dibangun, ditargetkan rampung pada April tahun depan. Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada tahun ini. Pemerintah daerah diminta untuk melakukan penertiban jalur yang akan digunakan.
Plt Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Arief Maulana menambahkan, ruas tol Becakayu sudah dipastikan tidak akan melewati Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. Karena, permintaan Kota Bekasi diterima pusat. "Kalau lewat Jalan Ahmad Yani sangat mengganggu estetika kota," imbuhnya.
Apalagi, kata dia, Jalan Ahmad Yani merupakan jalan protokol, sekaligus gerbang masuk ke pusat kota. Untuk itu, trase tol Becakayu yang di Jakasampurna Bekasi Barat tidak akan dibelokan ke kiri (utara) Jalan Ahmad Yani, tapi terus ke arah timur (Jalan Mayor Hasibuan) sampai Junction Tambun.
Arief menjelaskan, pertimbangan lainnya adalah biaya pembebasan lahan di daerah utara diproyeksi bakal menelan dana yang besar. Sebab, di sana ada beberapa pengembang properti, sehingga tanah dan bangunan yang akan dibebaskan cukup tinggi. Karena itu, pemerintah pusat mengalihkan trase akhir ke arah timur melintasi Kalimalang.
"Meski di sana tanahnya kebanyakan milik pemerintah, tapi ada beberapa spot bidang lahan warga yang tetap kita bebaskan juga," jelasnya. Arief meyakini, perubahan trase akhir ini tidak akan berdampak pada lalu lintas di pusat Kota Bekasi. Bahkan, keberadaan ruas tol ini membantu pengendara berkategori komuter di sisi timur untuk menuju pusat kota.
"Demmand (permintaan) untuk dibuatkan trase di sana juga cukup tinggi berdasarkan kajian," katanya. Akibat perubahan trase akhir ini, maka panjang ruas tol Becakayu akan semakin panjang. Bila akhir ruas tol ini di Ganda Agung, bisa mencapai 21 kilometer, sedangkan sampai Tambun mencapai 23,4 kilometer.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pembangunan tol Becakayu selanjutnya untuk menyelesaikan seksi 2."Arah tol tersebut akan dibangun ke arah Bekasi Barat sampai Juni 2018. Sehingga nanti sudah bisa beroperasi," katanya.
Menurutnya, tol Becakayu sudah mendapaatkan izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lalu lintas. Saat ini, yang perlu dikejar pemerintah terkait pembebasan lahan. Karena, beberapa waktu lalu pembebasan lahan Becakayu masih kurang 8 persen di seksi 1. Sedangkan, untuk seksi 1A Casablanca-Cipinang Melayuakan rampung pada Maret 2018.
Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada 2018 mendatang. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah daerah untuk membantu dan mendukung pembangunan tol Becakayu hingga Bekasi Timur tersebut.
"Reklame itu terkena pembangunan jalur Becakayu disekitaran Jalan Kalimalang, mau gak mau harus diturunkan demi pembangunan lanjutan tol Becakayu," ujar Kasie Ruang Milik Jalan pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), Kota Bekasi, Arief Fadillah, Rabu (4/4/2018). Menurutnya, ada sekitar 21 papan reklame besar milik swasta diturunkan.
Rincianya, satu bilbord di ruas jalan Caman-Tol JORR sudah ditebang beberapa waktu lalu. Kemudian, tiga bilbord dan satu bando atau baliho di ruas JORR-Galaxi juga sudah diturunkan pada Rabu (4/4/2018). Adapun sembilan bilboard dan empat bando di ruas Galaxi-Jalan Ahmad Yani akan diturunkan menyesuaikan pembangunan fisik tol Becakayu.
Untuk itu, kata dia, paling lambat papan reklame besar itu mulai ditebang pada akhir Mei bersamaan dengan dimulainya pembangunan di sepanjang ruas tersebut. Namun, kata dia, hingga saat ini pemerintah masih menunggu instruksi dari PT Waskita Karya selaku konsorsium BUMN yang membangun Tol Becakayu itu.
Arief mengatakan, penebangan itu sudah menjadi resiko pengusaha reklame. Sebab, lahan yang dipakai merupakan milik negara. Karena itu, jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka reklame yang sudah berdiri itu akan diturunkan."Tidak ada relokasi, karena sudah menjadi resiko yang harus diterima pemilik reklame," katanya.
Adapun tahapan untuk mendirikan papan reklame, kata dia, pengusaha mengajukan izin kepada seksi ruang milik jalan, lalu direkomendasikan ke bidang pengawasan dan pengedalian bangunan. "Setelah disetujui, baru mengajukan izin mendirikan bangunan berikut membayar retribusi," ungkapnya.
Tol Becakayu terdiri atas dua seksi yaitu Seksi I Kasablanka-Jakasampurna sepanjang 11 kilometer dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 kilometer. Adapun ruas tol yang akan bisa dipakai yakni Seksi 1B dan 1C sepanjang 8,26 kilometer yang terbentang dari Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna sejak awal November lalu.
Ruas Jakasampurna-Jalan Ahmad Yani kini sedang dibangun, ditargetkan rampung pada April tahun depan. Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada tahun ini. Pemerintah daerah diminta untuk melakukan penertiban jalur yang akan digunakan.
Plt Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Arief Maulana menambahkan, ruas tol Becakayu sudah dipastikan tidak akan melewati Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. Karena, permintaan Kota Bekasi diterima pusat. "Kalau lewat Jalan Ahmad Yani sangat mengganggu estetika kota," imbuhnya.
Apalagi, kata dia, Jalan Ahmad Yani merupakan jalan protokol, sekaligus gerbang masuk ke pusat kota. Untuk itu, trase tol Becakayu yang di Jakasampurna Bekasi Barat tidak akan dibelokan ke kiri (utara) Jalan Ahmad Yani, tapi terus ke arah timur (Jalan Mayor Hasibuan) sampai Junction Tambun.
Arief menjelaskan, pertimbangan lainnya adalah biaya pembebasan lahan di daerah utara diproyeksi bakal menelan dana yang besar. Sebab, di sana ada beberapa pengembang properti, sehingga tanah dan bangunan yang akan dibebaskan cukup tinggi. Karena itu, pemerintah pusat mengalihkan trase akhir ke arah timur melintasi Kalimalang.
"Meski di sana tanahnya kebanyakan milik pemerintah, tapi ada beberapa spot bidang lahan warga yang tetap kita bebaskan juga," jelasnya. Arief meyakini, perubahan trase akhir ini tidak akan berdampak pada lalu lintas di pusat Kota Bekasi. Bahkan, keberadaan ruas tol ini membantu pengendara berkategori komuter di sisi timur untuk menuju pusat kota.
"Demmand (permintaan) untuk dibuatkan trase di sana juga cukup tinggi berdasarkan kajian," katanya. Akibat perubahan trase akhir ini, maka panjang ruas tol Becakayu akan semakin panjang. Bila akhir ruas tol ini di Ganda Agung, bisa mencapai 21 kilometer, sedangkan sampai Tambun mencapai 23,4 kilometer.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pembangunan tol Becakayu selanjutnya untuk menyelesaikan seksi 2."Arah tol tersebut akan dibangun ke arah Bekasi Barat sampai Juni 2018. Sehingga nanti sudah bisa beroperasi," katanya.
Menurutnya, tol Becakayu sudah mendapaatkan izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lalu lintas. Saat ini, yang perlu dikejar pemerintah terkait pembebasan lahan. Karena, beberapa waktu lalu pembebasan lahan Becakayu masih kurang 8 persen di seksi 1. Sedangkan, untuk seksi 1A Casablanca-Cipinang Melayuakan rampung pada Maret 2018.
Sedangkan untuk pembangunan seksi 2 dari Jatisampurna sampai Bekasi Timur sejauh 9,2 kilometer baru akan dimulai pada 2018 mendatang. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah daerah untuk membantu dan mendukung pembangunan tol Becakayu hingga Bekasi Timur tersebut.
(ysw)