Forum Staf Ahli Jateng Belajar ke Sumut
A
A
A
MEDAN - Rombongan Forum Staf Ahli Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumut, Selasa (3/4/2018). Kedatangan staf ahli ini untuk belajar terkait keberhasilan Sumut dalam pemberdayaan dan kesejahteraan staf ahli.
Rombongan yang dipimpin Pembina Forum Staf Ahli se-Jawa Tengah Tegoeh Wynarno Haroeno disambut dengan jamuan makan siang dan tarian kreasi daerah di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponogoro Medan.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) yang diwakili oleh Staf Ahli Gubsu Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Nouval Makhyar, menyambut baik kedatangan para staf ahli dari Jawa Tengah. Kepada rombongan, Nouval memaparkan tentang kondisi daerah ini, termasuk mempromosikan kuliner yang memang enak dan enak sekali. Serta sejumlah tempat wisata yang sangat indah.
Selain itu menginformasikan penduduk Sumut yang sangat heterogen. "Sumut multi etnis, mulai dari suku Batak, Jawa, Melayu dan lainya, dan kami juga mempunyai banyak kuliner yang pasti rasanya enak dan enak sekali," ujar Nouval.
Dikatakan Nouval, di Sumut belum terbentuk forum staf ahli, namun ke depan pihaknya akan membentuknya untuk wadah para staf ahli, baik provinsi maupun kabupaten/kota. "Mungkin kami juga dapat belajar ke forum ini," ungkapnya.
Pembina Forum Staf Ahli se-Jawa Tengah, Tegoeh Wynarno Haroeno mengatakan, selain bersilaturahmi, mereka ingin belajar ke Sumut. "Cukup banyak kelebihan Sumut, terutama pemberdayaan dan kesejahteraan staf ahli," katanya.
Dia tertarik dengan pemberdayan dan kesejahteran staf ahli, contohnya saja Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk staf ahli sebesar Rp50 juta. "Lebih hebat lagi DPRD di sini, satu bulannya itu lebih dari Rp100 juta dan itu diinstruksikan langsung dari KPK dan sudah diiringi pembuatan Perda dan Pergubnya, makanya kami ingin sekolah di sini Pak," ujarnya.
Selain itu, Sumut dalam beberapa hal lebih maju dari Jawa Tengah, baik dari pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. "Kami juga ingin belajar hal ini juga," tegasnya lagi.
Kemudian, hal lain adalah mengenai solusi penyelesaian sengketa lahan yang di Sumut tertangani dengan bagus. "Makanya kami ingin tahu dan belajar seperti apa sih solusinya," tutupnya.
Rombongan yang dipimpin Pembina Forum Staf Ahli se-Jawa Tengah Tegoeh Wynarno Haroeno disambut dengan jamuan makan siang dan tarian kreasi daerah di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponogoro Medan.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) yang diwakili oleh Staf Ahli Gubsu Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Nouval Makhyar, menyambut baik kedatangan para staf ahli dari Jawa Tengah. Kepada rombongan, Nouval memaparkan tentang kondisi daerah ini, termasuk mempromosikan kuliner yang memang enak dan enak sekali. Serta sejumlah tempat wisata yang sangat indah.
Selain itu menginformasikan penduduk Sumut yang sangat heterogen. "Sumut multi etnis, mulai dari suku Batak, Jawa, Melayu dan lainya, dan kami juga mempunyai banyak kuliner yang pasti rasanya enak dan enak sekali," ujar Nouval.
Dikatakan Nouval, di Sumut belum terbentuk forum staf ahli, namun ke depan pihaknya akan membentuknya untuk wadah para staf ahli, baik provinsi maupun kabupaten/kota. "Mungkin kami juga dapat belajar ke forum ini," ungkapnya.
Pembina Forum Staf Ahli se-Jawa Tengah, Tegoeh Wynarno Haroeno mengatakan, selain bersilaturahmi, mereka ingin belajar ke Sumut. "Cukup banyak kelebihan Sumut, terutama pemberdayaan dan kesejahteraan staf ahli," katanya.
Dia tertarik dengan pemberdayan dan kesejahteran staf ahli, contohnya saja Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk staf ahli sebesar Rp50 juta. "Lebih hebat lagi DPRD di sini, satu bulannya itu lebih dari Rp100 juta dan itu diinstruksikan langsung dari KPK dan sudah diiringi pembuatan Perda dan Pergubnya, makanya kami ingin sekolah di sini Pak," ujarnya.
Selain itu, Sumut dalam beberapa hal lebih maju dari Jawa Tengah, baik dari pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. "Kami juga ingin belajar hal ini juga," tegasnya lagi.
Kemudian, hal lain adalah mengenai solusi penyelesaian sengketa lahan yang di Sumut tertangani dengan bagus. "Makanya kami ingin tahu dan belajar seperti apa sih solusinya," tutupnya.
(rhs)