Hendi Awasi Pembangunan Kota Lama Semarang
A
A
A
SEMARANG - Pasca-dicoretnya Kota Tua Sawahlunto dan Kota Tua Jakarta dari daftar sementara Warisan Budaya Dunia UNESCO, Kota Lama Semarang sebagai satu-satunya lokasi yang masih masuk dalam daftar sementara Warisan Budaya Dunia Unesco, berupaya keras agar penataan kawasan tidak mengubah nilai historis yang terdapat dalam kawasan tersebut.
Tak tanggung-tanggung, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berkomitmen untuk turun tangan langsung mengawasi pembangunan Kota Lama Semarang yang sedang berjalan.
Selasa (27/3/2018), Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut mendatangi direksi keet project revitalisasi Kota Lama yang terletak di Jalan Kp. Sleko, Kota Semarang. Di sana dirinya meneliti masterplan Kawasan Kota Lama Semarang yang dibagi dalam tiga zona.
Zona pertama terdiri dari Jalan Tawang, Merak, Garuda, Branjangan, Nuri, Cendrawasih, Kedasih, Srigunting, Sleko, Kutilang, Mpu Tantular, Kasuari, dan Merpati. Sedangkan zona dua terdiri dari Jalan Kenari, Pinggir Kali Semarang, Perkutut, Letjen Suprapto, Suari, Kepodang, Sendoro, Gelatik, serta Jurnatan. Sementara, zona ketiga terdiri dari Kolam Retensi Mberok serta Kolam Retensi Bubakan.
"Di Kota Lama kita berusaha keras mempertahankan kelestarian bangunan-bangunan cagar budaya ini dengan mengawasi sekaligus merawat bangunan-bangunan yang ada," kata Hendi.
Karena itu, Hendi meminta dukungan masyarakat dengan melaporkan apabila ada bangunan-bangunan cagar budaya yang coba dibongkar, dirusak, atau bahkan mau diganti dengan konstruksi yang berbeda dengan bentuk awalnya.
Terkait project penataan kawasan Kota Lama Semarang, Hendi optimistis pengerjaannya dapat selesai di tahun 2018 ini. Proyek yang dikerjakan dua tahun anggaran dengan nilai Rp156 miliar ini ditargetkan selesai Desember 2018. Tahun anggaran yang pertama sudah dimulai pada bulan November tahun lalu.
"Untuk itu hari ini saya cek mulai dari rencana drainase yang akan menggunakan U-ditch, kemudian juga terkait ducting untuk membebaskan Kota Lama dari kabel-kabel di atas karena akan kita tanam di bawah, dan seterusnya."
Tak tanggung-tanggung, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berkomitmen untuk turun tangan langsung mengawasi pembangunan Kota Lama Semarang yang sedang berjalan.
Selasa (27/3/2018), Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut mendatangi direksi keet project revitalisasi Kota Lama yang terletak di Jalan Kp. Sleko, Kota Semarang. Di sana dirinya meneliti masterplan Kawasan Kota Lama Semarang yang dibagi dalam tiga zona.
Zona pertama terdiri dari Jalan Tawang, Merak, Garuda, Branjangan, Nuri, Cendrawasih, Kedasih, Srigunting, Sleko, Kutilang, Mpu Tantular, Kasuari, dan Merpati. Sedangkan zona dua terdiri dari Jalan Kenari, Pinggir Kali Semarang, Perkutut, Letjen Suprapto, Suari, Kepodang, Sendoro, Gelatik, serta Jurnatan. Sementara, zona ketiga terdiri dari Kolam Retensi Mberok serta Kolam Retensi Bubakan.
"Di Kota Lama kita berusaha keras mempertahankan kelestarian bangunan-bangunan cagar budaya ini dengan mengawasi sekaligus merawat bangunan-bangunan yang ada," kata Hendi.
Karena itu, Hendi meminta dukungan masyarakat dengan melaporkan apabila ada bangunan-bangunan cagar budaya yang coba dibongkar, dirusak, atau bahkan mau diganti dengan konstruksi yang berbeda dengan bentuk awalnya.
Terkait project penataan kawasan Kota Lama Semarang, Hendi optimistis pengerjaannya dapat selesai di tahun 2018 ini. Proyek yang dikerjakan dua tahun anggaran dengan nilai Rp156 miliar ini ditargetkan selesai Desember 2018. Tahun anggaran yang pertama sudah dimulai pada bulan November tahun lalu.
"Untuk itu hari ini saya cek mulai dari rencana drainase yang akan menggunakan U-ditch, kemudian juga terkait ducting untuk membebaskan Kota Lama dari kabel-kabel di atas karena akan kita tanam di bawah, dan seterusnya."
(zik)