Ribuan Warga Semarang Antusias Saksikan Pawai Ogoh-ogoh
A
A
A
SEMARANG - Hujan yang mengguyur Kota Semarang, Minggu (25/3) sore tak menyurutkan ribuan masyarakat untuk menyaksikan prosesi Karnaval Seni Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh di Jalan Pemuda Kota Semarang.
Pawai yang dimulai dari titik 0 KM itu tetap berlangsung meriah meski hujan mengguyur, peserta pawai nampak tetap semangat dalam mengikuti pawai.
Kegiatan rutin setelah perayaan hari raya Nyepi itu, melibatkan 700 orang dan 24 kelompok kesenian, ini benar-benar mampu menyedot perhatian masyarakat Kota Semarang. Masyarakat berdiri di sepanjang jalan Pemuda, mulai dari Titik 0 KM sampai Balaikota Semarang.
Menyusuri sepanjang Jalan Pemuda, 3 ogoh-ogoh yang didatangkan langsung dari Pulau Dewata Bali ini dibawakan oleh 20 an orang diiring ribuan umat Hindu dan juga kelompok seni berjalan beriringan.
Setidaknya ada sekitar 10 rombongan yang saling beriringan dalam karnaval tersebut, ada berbagai kesenian dari berbagai agama yang menggambarkan nuansa kota semarang yang sangat menjunjung nilai-nilai toleransi beragama.
Kordinator panitia acara, I Kadek Winaya Alun, menyatakan kegiatan tersebut meski dilaksanakan setelah perayaan Nyepi, namun bukan bagian dari ritual kegamaan, melankan bentuk dari seni budaya yang ditampilkan bersama kesenian lain. "Ini adalah gabungan dari berbagai Agama di Kota Semarang dan juga seni budaya," katanya.
Menurutnya tiga ogoh-ogoh yang ditampilkan ini bukan untuk ritual keagamaan, melainkan merupakan pertunjukan budaya yang dipadu dengan seni dari lintas agama lain. "Ogoh-ogoh juga memiliki simbol tertentu yang ada disekitar umat manusia," pungkasnya.
Pawai yang dimulai dari titik 0 KM itu tetap berlangsung meriah meski hujan mengguyur, peserta pawai nampak tetap semangat dalam mengikuti pawai.
Kegiatan rutin setelah perayaan hari raya Nyepi itu, melibatkan 700 orang dan 24 kelompok kesenian, ini benar-benar mampu menyedot perhatian masyarakat Kota Semarang. Masyarakat berdiri di sepanjang jalan Pemuda, mulai dari Titik 0 KM sampai Balaikota Semarang.
Menyusuri sepanjang Jalan Pemuda, 3 ogoh-ogoh yang didatangkan langsung dari Pulau Dewata Bali ini dibawakan oleh 20 an orang diiring ribuan umat Hindu dan juga kelompok seni berjalan beriringan.
Setidaknya ada sekitar 10 rombongan yang saling beriringan dalam karnaval tersebut, ada berbagai kesenian dari berbagai agama yang menggambarkan nuansa kota semarang yang sangat menjunjung nilai-nilai toleransi beragama.
Kordinator panitia acara, I Kadek Winaya Alun, menyatakan kegiatan tersebut meski dilaksanakan setelah perayaan Nyepi, namun bukan bagian dari ritual kegamaan, melankan bentuk dari seni budaya yang ditampilkan bersama kesenian lain. "Ini adalah gabungan dari berbagai Agama di Kota Semarang dan juga seni budaya," katanya.
Menurutnya tiga ogoh-ogoh yang ditampilkan ini bukan untuk ritual keagamaan, melainkan merupakan pertunjukan budaya yang dipadu dengan seni dari lintas agama lain. "Ogoh-ogoh juga memiliki simbol tertentu yang ada disekitar umat manusia," pungkasnya.
(nag)