Sudrajat Akan Sulap Padepokan Silat Cimande Seperti Shaolin
A
A
A
BOGOR - Calon gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN bakal menyulap Padepokan Silat Cimande menjadi pusat perguruan pencak silat layaknya perguruan Shaolin China, jika terpilih menjadi gubernur Jabar periode 2018-2023.
Diketahui, Seni Pencak Silat Cimande ini merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di Jabar, bahkan di Indonesia. Untuk itu, perlu dilestarikan dan dikembangkan agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
Kang Ajat, panggilan akrab Sudrajat menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Silat Cimande di Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jumat, 9 Merat 2018. untuk menyaksikan langsung seni bela diri warisan nenek moyang itu. Bahkan, cagub Jabar nomor urut 3 itu pun sempat menjajal keahlian para pendekar Silat Cimande.
Kang Ajat yang merupakan mantan duta besar China itu mengungkapkan konsep pengembangan Kungfu, sebagai seni bela diri di Negeri Tirai Bambu itu. Menurut Kang Ajat, di China, setiap sore hari anak-anak berlatih jurus Kungfu di Perguruan Shaolin Temple.
“Setiap sore hari, saya lihat ada sekitar 1.000 anak-anak umur sekolah SD sampai SMA berlatih jurus shaolin di pinggir jalan. Beberapa kelompok mempraktikan jurus satu, kelompok lainnya mempraktikan jurus dua,” ungkap Kang Ajat, Sabtu (10/3/2018).
Menyaksikan semangat berlatih anak-anak di China itu, dia pun bermimpi untuk menjadikan Padepokan Silat Cimande ini layaknya Shaolin Temple di China. Untuk itu, kata Kang Ajat, Silat Cimande bukan sekadar menjadi kesenian bela diri atau olah raga belaka, melainkan juga dapat menjadi industri. "Di China, bela diri sudah menjadi industri yang bisa menciptakan perkembangan ekonomi bagi pelakunya,” katanya.
Ke depan, Padepokan Silat Cimande dan padepokan-padepokan silat di Jabar lainnya, juga akan didorong menerapkan konsep sertifikasi bagi para anggotanya. Jadi, ada nilai lebih yang bisa dimanfaatkan. "Sertifikat ini nantinya ini bisa digunakan untuk melamar pekerjaan, misalnya yang ingin menjadi satpam, yang mengharuskan menyertakan keahlian bela diri,” jelasnya.
Selain mengembangkan Padepokan Silat Cimande, Kang Ajat pun menggagas terciptanya SMA plus yang mengasah kemampuan murid-muridnya dalam bidang pencak silat. Para murid itu ditempatkan di asrama, sehingga lebih fokus dalam menjalani pendidikannya.
Diketahui, Seni Pencak Silat Cimande ini merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di Jabar, bahkan di Indonesia. Untuk itu, perlu dilestarikan dan dikembangkan agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
Kang Ajat, panggilan akrab Sudrajat menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Silat Cimande di Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jumat, 9 Merat 2018. untuk menyaksikan langsung seni bela diri warisan nenek moyang itu. Bahkan, cagub Jabar nomor urut 3 itu pun sempat menjajal keahlian para pendekar Silat Cimande.
Kang Ajat yang merupakan mantan duta besar China itu mengungkapkan konsep pengembangan Kungfu, sebagai seni bela diri di Negeri Tirai Bambu itu. Menurut Kang Ajat, di China, setiap sore hari anak-anak berlatih jurus Kungfu di Perguruan Shaolin Temple.
“Setiap sore hari, saya lihat ada sekitar 1.000 anak-anak umur sekolah SD sampai SMA berlatih jurus shaolin di pinggir jalan. Beberapa kelompok mempraktikan jurus satu, kelompok lainnya mempraktikan jurus dua,” ungkap Kang Ajat, Sabtu (10/3/2018).
Menyaksikan semangat berlatih anak-anak di China itu, dia pun bermimpi untuk menjadikan Padepokan Silat Cimande ini layaknya Shaolin Temple di China. Untuk itu, kata Kang Ajat, Silat Cimande bukan sekadar menjadi kesenian bela diri atau olah raga belaka, melainkan juga dapat menjadi industri. "Di China, bela diri sudah menjadi industri yang bisa menciptakan perkembangan ekonomi bagi pelakunya,” katanya.
Ke depan, Padepokan Silat Cimande dan padepokan-padepokan silat di Jabar lainnya, juga akan didorong menerapkan konsep sertifikasi bagi para anggotanya. Jadi, ada nilai lebih yang bisa dimanfaatkan. "Sertifikat ini nantinya ini bisa digunakan untuk melamar pekerjaan, misalnya yang ingin menjadi satpam, yang mengharuskan menyertakan keahlian bela diri,” jelasnya.
Selain mengembangkan Padepokan Silat Cimande, Kang Ajat pun menggagas terciptanya SMA plus yang mengasah kemampuan murid-muridnya dalam bidang pencak silat. Para murid itu ditempatkan di asrama, sehingga lebih fokus dalam menjalani pendidikannya.
(wib)