60 KK Dambakan Pembangunan Jembatan
A
A
A
TELUK BINTAN - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau belum menganggarkan rehabilitasi jembatan kayu Kampung Belak, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan.
Kepala Dinas PUPR Bintan, Juni Rianto mengatakan, pihaknya untuk tahun ini belum menganggarkan pembangunan jembatan Kampung Belak, karena keterbatasan anggaran. "Kita berharap bisa dianggarkan tahun depan. Untuk tahun ini belum," kata Juni, di Bandar Seri Bentan, Kamis (8/3/2018).
Begitu juga untuk semenisasi jalannya sepanjang 2 kilometer (km) juga belum bisa dilaksanakan tahun ini. "Tahun ini belum. Semoga bisa tahun depan," tambahnya.
Ketua DPRD Bintan Nesar Ahmad, yang merupakan anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) II meliputi Kecamatan Teluk Bintan, Teluk Sebong, Gunung Kijang dan Toapaya, membenarkan, pembangunan jembatan tersebut sangat urgen.
"Sangat penting untuk segera dibangun. Tetapi mau bagaimana lagi, memang belum dianggarkan," kata Nesar.
Nesar berjanji akan mengupayakan pembangunannya tahun ini melalui penganggaran APBD-P Bintan. "Saya akan mengusulkan ke Pemkab Bintan di APBD-P nanti," janji Nesar.
Perkiraannya, pembangunan jembatannya sepanjang 30 meter lebar 7 meter, agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Jalannya dengan panjang 2 kilo meter, lebar 7 meter. Dan jembatannya panjang 30 meter lebar 7 meter.
"Perkiraan saya anggarannya sekitar Rp3-4 miliar," ujar Ketua DPD II Partai Golkar Bintan ini.
Sebanyak 60 kepala keluarga (KK) di RT 06 RW 03 Kampung Belak, Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan meminta pemerintah membangun jembatan dan semenisasi jalan sepanjang 2 kilo meter yang selama ini merupakan tanah merah.
Yoga, salah seorang warga mengatakan, warga sudah sering kali mengutarakan keluhan tentang jembatan dan jalan tanah merah tersebut, bahkan hal itu sudah mereka usulkan sejak tahun 2005, juga melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat desa maupun kecamatan, namun hingga saat ini belum juga ada tanggapan.
"Saat ini dengan jembatan kayu yang dibangun swadaya, panjang 25 meter, lebar 1,5 meter, hanya bisa dilewati sepeda motor. Kendaraan roda empat tidak bisa lewat," kata Yoga, di Kampung Belak.
Jembatan kayu tersebut, katanya, merupakan satu-satunya akses masuk ke Kampung Belak, merupakan fasilitas vital warga dan anak-anak sekolah untuk sampai ke sekolah. Untuk mengangkut material bangunan, warga harus mengangkut dengan sepeda motor, karena mobil tidak bisa melewati jembatan.
"Kalau air laut sedang pasang tinggi jembatan juga tidak bisa dilalui, dikarenakan air yang tergenang hingga menutupi badan jembatan," tambahnya.
Razali, warga lainnya mengatakan, tahun 2012 pemerintah pernah menjanjikan pembangunan jembatan. Akan tetapi rencana itu tidak terealisasi dengan alasan dana pembangunan jembatan telah dialihkan untuk membantu korban bencana alam di Pulau Jawa.
Kepala Dinas PUPR Bintan, Juni Rianto mengatakan, pihaknya untuk tahun ini belum menganggarkan pembangunan jembatan Kampung Belak, karena keterbatasan anggaran. "Kita berharap bisa dianggarkan tahun depan. Untuk tahun ini belum," kata Juni, di Bandar Seri Bentan, Kamis (8/3/2018).
Begitu juga untuk semenisasi jalannya sepanjang 2 kilometer (km) juga belum bisa dilaksanakan tahun ini. "Tahun ini belum. Semoga bisa tahun depan," tambahnya.
Ketua DPRD Bintan Nesar Ahmad, yang merupakan anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) II meliputi Kecamatan Teluk Bintan, Teluk Sebong, Gunung Kijang dan Toapaya, membenarkan, pembangunan jembatan tersebut sangat urgen.
"Sangat penting untuk segera dibangun. Tetapi mau bagaimana lagi, memang belum dianggarkan," kata Nesar.
Nesar berjanji akan mengupayakan pembangunannya tahun ini melalui penganggaran APBD-P Bintan. "Saya akan mengusulkan ke Pemkab Bintan di APBD-P nanti," janji Nesar.
Perkiraannya, pembangunan jembatannya sepanjang 30 meter lebar 7 meter, agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Jalannya dengan panjang 2 kilo meter, lebar 7 meter. Dan jembatannya panjang 30 meter lebar 7 meter.
"Perkiraan saya anggarannya sekitar Rp3-4 miliar," ujar Ketua DPD II Partai Golkar Bintan ini.
Sebanyak 60 kepala keluarga (KK) di RT 06 RW 03 Kampung Belak, Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan meminta pemerintah membangun jembatan dan semenisasi jalan sepanjang 2 kilo meter yang selama ini merupakan tanah merah.
Yoga, salah seorang warga mengatakan, warga sudah sering kali mengutarakan keluhan tentang jembatan dan jalan tanah merah tersebut, bahkan hal itu sudah mereka usulkan sejak tahun 2005, juga melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat desa maupun kecamatan, namun hingga saat ini belum juga ada tanggapan.
"Saat ini dengan jembatan kayu yang dibangun swadaya, panjang 25 meter, lebar 1,5 meter, hanya bisa dilewati sepeda motor. Kendaraan roda empat tidak bisa lewat," kata Yoga, di Kampung Belak.
Jembatan kayu tersebut, katanya, merupakan satu-satunya akses masuk ke Kampung Belak, merupakan fasilitas vital warga dan anak-anak sekolah untuk sampai ke sekolah. Untuk mengangkut material bangunan, warga harus mengangkut dengan sepeda motor, karena mobil tidak bisa melewati jembatan.
"Kalau air laut sedang pasang tinggi jembatan juga tidak bisa dilalui, dikarenakan air yang tergenang hingga menutupi badan jembatan," tambahnya.
Razali, warga lainnya mengatakan, tahun 2012 pemerintah pernah menjanjikan pembangunan jembatan. Akan tetapi rencana itu tidak terealisasi dengan alasan dana pembangunan jembatan telah dialihkan untuk membantu korban bencana alam di Pulau Jawa.
(rhs)