Terakhir Sekolah, Siswi Korban Longsor Sempat Serahkan Tugas
A
A
A
Maut memang tidak dapat diprediksi kapan akan datang menjemput. Bahkan di tempat yang dianggap aman sekali pun ketika takdir sudah ditetapkan maka maut tak bisa ditolak.
Hal itulah yang harus dialami oleh Fuja Nurbayanti (13), korban bencana tanah longsor di Kampung Bonjot RT 03/11, Desa Buninagara, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Siswa Kelas 8 C SMPN 2 Cililin ini ditemukan tewas dengan kondisi tubuh yang cukup mengenaskan. Selain mengalami luka di bagian wajah, korban juga mengalami luka di bagian dada. Saat ditemukan oleh petugas, korban sudah mengenakan seragam sekolah sehingga diduga kuat dia sudah siap akan berangkat ke sekolah.
Kepala SMPN 2 Cililin Sobirin menuturkan, di hari terakhir sekolah atau pada Sabtu (3/3/2018) korban masih terlihat ceria. Bahkan korban bersama kelompoknya sempat menyerahkan tugas PLH dan menyempatkan diri berfoto bareng dengan rekan-rekannya. "Hari Sabtu itu korban menyerahkan tugas PLH-nya. Kami semua tidak menyangka jika itu hari terakhirnya bersekolah," tuturnya.
Dia menuturkan, mengetahui korban sebagai siswa yang rajin dan semangat dalam belajar. Antusias belajarnya sangat tinggi bahkan melebihi siswa-siswa lainnya. Dia pun termasuk anak yang ramah, mudah bergaul, dan hormat baik kepada teman-temannya ataupun para guru. "Sudah pasti kami semua merasa kehilangan dan berduka cita atas musibah ini," sambungnya.
Sementara itu tetangga korban, Rahmat Supriatna (40), mengaku terakhir bertemu dengan korban Damah (40) pada Sabtu (3/3/2018). Ketika itu dirinya melintas di depan rumah korban yang sedang menyapu halaman.
Sebelum disapa, Damah memilih menyapa duluan kepadanya. Dia menilai jika Damah dan anaknya merupakan tetangga yang baik dan ramah semasa tinggal bertetangga.
Bahkan saat anaknya jatuh sakit, Rahmat mengaku Damah sempat datang ke rumahnya untuk menengok dan mendoakan anaknya cepat sembuh. "Ibu Damah itu tetangga yang baik dan tidak pernah mengeluh. Sehingga kami pasti akan selalu merindukan dan merasa kehilangannya," pungkasnya.
Hal itulah yang harus dialami oleh Fuja Nurbayanti (13), korban bencana tanah longsor di Kampung Bonjot RT 03/11, Desa Buninagara, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Siswa Kelas 8 C SMPN 2 Cililin ini ditemukan tewas dengan kondisi tubuh yang cukup mengenaskan. Selain mengalami luka di bagian wajah, korban juga mengalami luka di bagian dada. Saat ditemukan oleh petugas, korban sudah mengenakan seragam sekolah sehingga diduga kuat dia sudah siap akan berangkat ke sekolah.
Kepala SMPN 2 Cililin Sobirin menuturkan, di hari terakhir sekolah atau pada Sabtu (3/3/2018) korban masih terlihat ceria. Bahkan korban bersama kelompoknya sempat menyerahkan tugas PLH dan menyempatkan diri berfoto bareng dengan rekan-rekannya. "Hari Sabtu itu korban menyerahkan tugas PLH-nya. Kami semua tidak menyangka jika itu hari terakhirnya bersekolah," tuturnya.
Dia menuturkan, mengetahui korban sebagai siswa yang rajin dan semangat dalam belajar. Antusias belajarnya sangat tinggi bahkan melebihi siswa-siswa lainnya. Dia pun termasuk anak yang ramah, mudah bergaul, dan hormat baik kepada teman-temannya ataupun para guru. "Sudah pasti kami semua merasa kehilangan dan berduka cita atas musibah ini," sambungnya.
Sementara itu tetangga korban, Rahmat Supriatna (40), mengaku terakhir bertemu dengan korban Damah (40) pada Sabtu (3/3/2018). Ketika itu dirinya melintas di depan rumah korban yang sedang menyapu halaman.
Sebelum disapa, Damah memilih menyapa duluan kepadanya. Dia menilai jika Damah dan anaknya merupakan tetangga yang baik dan ramah semasa tinggal bertetangga.
Bahkan saat anaknya jatuh sakit, Rahmat mengaku Damah sempat datang ke rumahnya untuk menengok dan mendoakan anaknya cepat sembuh. "Ibu Damah itu tetangga yang baik dan tidak pernah mengeluh. Sehingga kami pasti akan selalu merindukan dan merasa kehilangannya," pungkasnya.
(nag)