Ketum PTI: Pemuda Harus Dilibatkan Membangun Kedaulatan Pangan
A
A
A
DENPASAR - Ketua Umum (Ketum) Pemuda Tani Indonesia (PTI) Fary Djami Francis mengatakan, keterlibatan pemuda dalam sektor dan bisnis pertanian merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ancaman krisis pangan. Hal ini diungkapkannya dalam acara ASEAN Farmers Youthcamp I di Bali, kemarin.
Forum yang digelar di Pulau Dewata ini diikuti perwakilan pemuda dari Negara-negara ASEAN dan pemuda dari berbagai provinsi di Indonesia. “Dengan mengajak pemuda telibat aktif memenuhi kebutuhan pangan, saya yakin kita akan mampu berdaulat pangan,” kata Fary dalam siaran pers yang dikirim, Selasa (6/3/2018).
Fary yang juga Ketua Komisi V DPR ini menambahkan, generasi muda merupakan tulang punggung bangsa dan memiliki peran sangat besar dalam perubahan suatu bangsa. Namun, era sekarang sangat sedikit pemuda yang mau berjuang dalam dunia pertanian.
“Mengutip pesan Bung Karno, bahwa soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Saat ini kita menghadapi ancaman krisis pangan global,” tuturnya.
Di tempat sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal meminta BUMN harus menjadi garda terdepan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Sehingga pertanian Indonesia dapat menguasai pasar pangan Global dan tidak menjadi negara pengimpor pangan.
Hekal sangat menyayangkan kondisi alih fungsi lahan pertanian yang cukup masif. Di lapangan, lahan-lahan pertanian produktif berubah menjadi perumahan.
Karena kebutuhan untuk pertanian, sambung anggota Fraksi Partai Gerindra, lahan tersebut dibeli oleh negara melalui BUMN. Dengan begitu maka lahan pertanian yang produktif tetap terjaga.
Seminar internasional ini dihadiri para tokoh di antaranya, Haerul Saleh Anggota Komisi XI DPR RI, Agung Jelantik Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ali Fahmi dari La Via Campensina Asia Tenggara dan Asia Timur.
Forum yang digelar di Pulau Dewata ini diikuti perwakilan pemuda dari Negara-negara ASEAN dan pemuda dari berbagai provinsi di Indonesia. “Dengan mengajak pemuda telibat aktif memenuhi kebutuhan pangan, saya yakin kita akan mampu berdaulat pangan,” kata Fary dalam siaran pers yang dikirim, Selasa (6/3/2018).
Fary yang juga Ketua Komisi V DPR ini menambahkan, generasi muda merupakan tulang punggung bangsa dan memiliki peran sangat besar dalam perubahan suatu bangsa. Namun, era sekarang sangat sedikit pemuda yang mau berjuang dalam dunia pertanian.
“Mengutip pesan Bung Karno, bahwa soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Saat ini kita menghadapi ancaman krisis pangan global,” tuturnya.
Di tempat sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal meminta BUMN harus menjadi garda terdepan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Sehingga pertanian Indonesia dapat menguasai pasar pangan Global dan tidak menjadi negara pengimpor pangan.
Hekal sangat menyayangkan kondisi alih fungsi lahan pertanian yang cukup masif. Di lapangan, lahan-lahan pertanian produktif berubah menjadi perumahan.
Karena kebutuhan untuk pertanian, sambung anggota Fraksi Partai Gerindra, lahan tersebut dibeli oleh negara melalui BUMN. Dengan begitu maka lahan pertanian yang produktif tetap terjaga.
Seminar internasional ini dihadiri para tokoh di antaranya, Haerul Saleh Anggota Komisi XI DPR RI, Agung Jelantik Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ali Fahmi dari La Via Campensina Asia Tenggara dan Asia Timur.
(rhs)