ASN Kecamatan di Tangsel Pungli Izin Rumah Ibadah Rp600 Juta

ASN Kecamatan di Tangsel Pungli Izin Rumah Ibadah Rp600 Juta
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kantor Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dibekuk Tim Saber Pungli Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
ASN bernama Budi Prihatin (42) itu tertangkap tangan saat mengutip biaya dari proses perizinan penggunaan tempat ibadah di Mal QBig BSD, Lengkongkulon, Pagedangan.
Pelaku diketahui bertugas sebagai Staf Pelaksana Ekonomi Bangunan di Kantor Kecamatan Pagedangan. Dia menjanjikan menyelesaikan semua urusan penolakan warga sekitar atas penggunaan tempat peribadatan itu, dengan syarat korban harus membayar sejumlah uang hingga mencapai Rp600 juta.
"Iya, pelakunya yang berstatus tersangka sementara ini baru satu orang. Dia tertangkap tangan meminta pungli untuk proses perizinan rumah ibadah," ujar Kepala Saber Pungli Tangsel, Kompol Bahtiar Alfonso, seusai menghadiri launching SIM Corner di Jalan Scientia Boulevard, Kelapa Dua, Tangerang, Jumat (23/2/2018).
Korban yang identitasnya masih dirahasiakan itu sebelumnya telah melaporkan kepada Satuan Saber Pungli bahwa ada oknum ASN yang meminta pembayaran sejumlah uang untuk memuluskan perizinan penggunaan rumah ibadah.
Budi lalu ditangkap di sebuah restoran cepat saji di Alam Sutera, Pakulonan, Serpong Utara, Tangsel, pada 18 Februari 2018 lalu sekitar pukul 01.00 WIB. Saat ditangkap, petugas mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu tas kulit warna coklat, satu amplop putih berisi 150 lembar uang kertas dengan jumlah mencapai Rp15 juta. Selain itu turut diamankan rekaman kamera Close Circuid Television (CCTV) milik restoran, rekaman video dan percakapan pesan singkat antara korban dan pelaku.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku meminta uang sebanyak Rp600 juta dengan alasan untuk dibagi-bagikan kepada pihak kecamatan dan kelurahan. Bahkan sebelum malam penangkapan, pelaku sempat mengancam korban agar membayar uang tahap awal lebih dulu sebesar Rp15 juta. Jika tidak diberikan maka surat rekomendasi dan dukungan warga akan dibatalkan.
Sementara itu, Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widiyanto mengungkapkan, hingga kini penyelidikan atas pelaku masih terus berjalan. Akan tetapi dia enggan bicara lebih jauh mengenai keterlibatan pihak lain dalam kasus pungli tersebut.
"Nanti ya, kami masih periksa dulu. Sementara yang bersangkutan, kemarin masih sakit, gulanya tinggi, sehingga belum selesai kami lakukan pemeriksaan," tandasnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 12 huruf (e) Undang-Undang (UU) Nomor 20/2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
ASN bernama Budi Prihatin (42) itu tertangkap tangan saat mengutip biaya dari proses perizinan penggunaan tempat ibadah di Mal QBig BSD, Lengkongkulon, Pagedangan.
Pelaku diketahui bertugas sebagai Staf Pelaksana Ekonomi Bangunan di Kantor Kecamatan Pagedangan. Dia menjanjikan menyelesaikan semua urusan penolakan warga sekitar atas penggunaan tempat peribadatan itu, dengan syarat korban harus membayar sejumlah uang hingga mencapai Rp600 juta.
"Iya, pelakunya yang berstatus tersangka sementara ini baru satu orang. Dia tertangkap tangan meminta pungli untuk proses perizinan rumah ibadah," ujar Kepala Saber Pungli Tangsel, Kompol Bahtiar Alfonso, seusai menghadiri launching SIM Corner di Jalan Scientia Boulevard, Kelapa Dua, Tangerang, Jumat (23/2/2018).
Korban yang identitasnya masih dirahasiakan itu sebelumnya telah melaporkan kepada Satuan Saber Pungli bahwa ada oknum ASN yang meminta pembayaran sejumlah uang untuk memuluskan perizinan penggunaan rumah ibadah.
Budi lalu ditangkap di sebuah restoran cepat saji di Alam Sutera, Pakulonan, Serpong Utara, Tangsel, pada 18 Februari 2018 lalu sekitar pukul 01.00 WIB. Saat ditangkap, petugas mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu tas kulit warna coklat, satu amplop putih berisi 150 lembar uang kertas dengan jumlah mencapai Rp15 juta. Selain itu turut diamankan rekaman kamera Close Circuid Television (CCTV) milik restoran, rekaman video dan percakapan pesan singkat antara korban dan pelaku.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku meminta uang sebanyak Rp600 juta dengan alasan untuk dibagi-bagikan kepada pihak kecamatan dan kelurahan. Bahkan sebelum malam penangkapan, pelaku sempat mengancam korban agar membayar uang tahap awal lebih dulu sebesar Rp15 juta. Jika tidak diberikan maka surat rekomendasi dan dukungan warga akan dibatalkan.
Sementara itu, Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widiyanto mengungkapkan, hingga kini penyelidikan atas pelaku masih terus berjalan. Akan tetapi dia enggan bicara lebih jauh mengenai keterlibatan pihak lain dalam kasus pungli tersebut.
"Nanti ya, kami masih periksa dulu. Sementara yang bersangkutan, kemarin masih sakit, gulanya tinggi, sehingga belum selesai kami lakukan pemeriksaan," tandasnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 12 huruf (e) Undang-Undang (UU) Nomor 20/2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
(thm)