Jumlah Warga Miskin di Jatim Menurun Menjadi 4.405.270 Jiwa

Sabtu, 17 Februari 2018 - 07:50 WIB
Jumlah Warga Miskin...
Jumlah Warga Miskin di Jatim Menurun Menjadi 4.405.270 Jiwa
A A A
SURABAYA - Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode Maret-September 2017, garis kemiskinan di Jawa Timur (Jatim) naik 5,32%. Yakni, dari Rp342.092 per kapita perbulan pada Maret 2017 menjadi Rp360.302 per kapita perbulan pada September 2017. Naiknya garis kemiskinan berdampak tingkat kemiskinan menurun.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, secara umum, pada periode Maret-September 2017 tingkat kemiskinan di Jatim turun. September 2017, jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai 4.405.270 jiwa atau 11,20% dari total populasi sebanyak 38 juta jiwa. Angka itu berkurang 211.740 jiwa atau 0,57% dibanding Maret 2017 sebanyak 4.617.010 jiwa atau 11,77%0.

“Pada September 2017, kontribusi garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 73,96%,” katanya.

Kenaikan garis kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan. Garis kemiskinan untuk perkotaan naik 8,26%. Sedangkan pedesaan naik 2,49%. Tingginya kenaikan garis kemiskinan tersebut meliputi garis kemiskinan makanan (10,80% untuk perkotaan dan 2,13% untuk pedesaan) dan garis kemiskinan bukan makanan (1,89% untuk perkotaan dan 3,59% untuk pedesaan).

“Pada September 2017, kontribusi komoditi makanan terhadap garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama. Misalnya beras 19,05% di perkotaan dan 23,38% di pedesaan,” kata Teguh.

Dia menjelaskan, garis kemiskinan digunakan sebagai untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Gubernur Jatim Soekarwo menargetkan, hingga September 2018 nanti, angka kemiskinan di Jatim bisa ditekan hingga menjadi 9,44%. “Kami optimis target ini bisa tercapai. Sebab berdasarkan pengalaman yang dilakukan selama memimpin Jatim, provinsi ini telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari 18,51% pada Maret 2009 dan turun jadi 11,20% pada September 2017,” ujarnya.

Berbagai langkah dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat kemiskinan ini. Di antaranya, program Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) dan Pengurangan Feminisasi Kemiskinan. Selain itu, ada hal lain yang harus dilakukan pada kelompok-kelompok yang prosentase beban kemiskinannya pada beras.

“Sasaran pokoknya lebih pada fungsi siapnya beras di rumah tangga. Ini juga dilakukan agar jangan sampai beras di pedesaan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan perkotaan,” tandas Soekarwo.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)