Ganjar Pranowo: Pelajar dalam Tahanan Perlu Pendidikan Formal

Rabu, 14 Februari 2018 - 14:16 WIB
Ganjar Pranowo: Pelajar dalam Tahanan Perlu Pendidikan Formal
Ganjar Pranowo: Pelajar dalam Tahanan Perlu Pendidikan Formal
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyayangkan banyaknya pelajar yang terjerat berbagai kasus, seperti kenakalan remaja, tawuran, hingga menganiaya gurunya sendiri. Sehinggu membuat mereka dijebloskan dalam tahanan.

"Jangan biarkan mereka mendekam di tahanan tanpa pendidikan formal. Kalau mereka ditahan tanpa pendidikan, setelah keluar nasib mereka mau jadi apa? Saya sarankan mereka tetap bersekolah di penjara dengan mendatangkan guru sekolah," ujar Ganjar Pranowo dalam acara Mas Ganjar Menyapa (MGM) yang digelar MNC Trijaya FM Semarang, bertemakan Selamatkan Generasi Penerus, di Puri Gedeh Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/2/2018).

Pihaknya meminta agar bimbingan konseling bisa memberikan bimbingan kepada siswa. "Kalau faktor penyebabnya adalah berawal dari coba-coba. Bisa coba-coba mengonsumsi narkoba, miras, sampai melihat tayangan kekerasan yang kemudian justru memicu mereka untuk meniru atau mempraktikkan," terangnya.

Menurutnya, selama mereka punya tameng keimanan, ketika dewasa tidak akan terjerumus di dalam hal negatif. "Maka orang tua juga dituntut memberi budi pekerti kepada anaknya di rumah," tambahnya.

Terkait pandangannya tentang guru, Ganjar menilai bahwa guru adalah sosok yang diyakini kedisiplinannya. "Saat ini pola disiplin yang diterapkan guru kepada siswanya hanya ditemukan di pondok pesantren. Coba lihat para santri nggak ada yang berani melihat kiai. Bahkan kiai berdehem saja, mereka sudah takut. Kultur semacam ini hendaknya juga perlu diterapkan dan ditingkatkan di sekolah," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Wilayah Jateng, Farhani mengatakan pihaknya rutin melakukan pembinaan kepada siswa. Dan ini penting ketika era global telah dirasuki budaya luar. Untuk pendidikan karakter ini, kementerian agama juga turut memberikan anggaran sebesar Rp60 triliun.

"Sementara untuk Jateng ada anggaran Rp7 triliun. Sedangkan 85% untuk pendidikan. Ini kepedulian menag untuk dunia pendidikan," ungkapnya.

Terkait kesejahteraan guru tidak tetap, masih jadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Nasional. Menurut Kadiknas Provinsi Jateng, Gatot B Hastowo, gaji guru tidak tetap pada 2018 ini akan setara dengan upah minimum regional.

"Tetapi ini minimal untuk pendidikan S1. Sehingga setelah penyetaraan gaji ini, diharapkan guru tidak tetap bisa bekerja dengan konsentrasi tinggi mendidik muridnya," ujar Gatot.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7154 seconds (0.1#10.140)