BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Masih Terjadi di Sulut
A
A
A
MANADO - Prakirawan BMKG Sam Ratulangi Manado Sutikno kembali mengingatkan warga agar tetap waspada terhadap banjir dan longsor. Berdasarkan analisis atmosfer, diperkirakan pertumbuhan awan di wilayah Sulut sangat signifikan sehingga intensitas dan curah hujan masih tinggi.
Menurut prakiraan cuaca, potensi hujan sedang hingga lebat masih terjadi sampai dini hari besok. "Oleh karena itu, waspada hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang di wilayah Manado, Tomohon, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolmong, dan Bolmong Utara," kata Sutikno, Jumat (9/2/2018).
Terkait hujan ekstrem berakibat banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, kata dia, sesuai analisis curah hujan menunjukkan kejadian banjir merupakan akibat dari curah hujan yang sangat ekstrem. Puncak curah hujan terjadi di Kaidipang mencapai 198,5 mm.
"Sulawesi Utara pada bulan Februari telah diprediksi memiliki curah hujan di atas rata-rata curah hujan normal (atas normal) sehingga intensitas hujan dan hari hujan pada bulan ini sangat tinggi," jelasnya.
Prakirawan Ben Arther Molle menyatakan, kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya pada 7 Februari 2018 terjadi akibat adanya hujan dengan curah hujan yang tinggi atau ekstrem yang terekam di beberapa titik lokasi dan akumulasi hujan yang telah terjadi dari pagi hari.
"Citra satelit dan citra radar menunjukkan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus yang signifikan beberapa jam sebelum kejadian banjir dan tanah longsor. Kejadian banjir dan tanah longsor teridentifikasi merupakan akibat dari awan cumulonimbus," jelasnya.
Menurut prakiraan cuaca, potensi hujan sedang hingga lebat masih terjadi sampai dini hari besok. "Oleh karena itu, waspada hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang di wilayah Manado, Tomohon, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolmong, dan Bolmong Utara," kata Sutikno, Jumat (9/2/2018).
Terkait hujan ekstrem berakibat banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, kata dia, sesuai analisis curah hujan menunjukkan kejadian banjir merupakan akibat dari curah hujan yang sangat ekstrem. Puncak curah hujan terjadi di Kaidipang mencapai 198,5 mm.
"Sulawesi Utara pada bulan Februari telah diprediksi memiliki curah hujan di atas rata-rata curah hujan normal (atas normal) sehingga intensitas hujan dan hari hujan pada bulan ini sangat tinggi," jelasnya.
Prakirawan Ben Arther Molle menyatakan, kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya pada 7 Februari 2018 terjadi akibat adanya hujan dengan curah hujan yang tinggi atau ekstrem yang terekam di beberapa titik lokasi dan akumulasi hujan yang telah terjadi dari pagi hari.
"Citra satelit dan citra radar menunjukkan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus yang signifikan beberapa jam sebelum kejadian banjir dan tanah longsor. Kejadian banjir dan tanah longsor teridentifikasi merupakan akibat dari awan cumulonimbus," jelasnya.
(zik)