Pemkab-AP I Siapkan Warga Asli Kulonprogo Bekerja di Bandara NYIA
A
A
A
YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I (AP I) menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dari warga asli Kulonprogo untuk ditempatkan di New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang ada di Kecamatan Temon, Kulonprogo, DIY.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyebutkan, jumlah SDM yang akan diserap untuk bekerja saat bandara NYIA beroperasi pada 2019 ditaksir mencapai 3.000 orang. Diharapkan, kebutuhan tenaga kerja yang mencapai ribuan tersebut bisa terserap dari warga sekitar lokasi.
"Estimasi AP I, bandara membutuhkan tenaga hampir 3.000 orang saat operasional. 80% adalah tenaga yang tidak harus berpendidikan tinggi, cukup lulusan SMA dan SMK. Angka pengangguran kami sekitar 8.000 orang, kalau 3.000 bisa terserap, maka hampir 40% berkurang," kata Hasto saat ditemui di Yogyakarta, Senin (5/2/2018).
Hasto menyebutkan, SDM yang dibutuhkan memiliki rentang usia dari 17 sampai 35 tahun. Untuk posisi bidang kerjanya tidak hanya ditentukan dari AP I selaku pengelola bandara, melainkan juga permintaan dari warga yang dituangkan melalui jawaban di kuisioner.
Seperti pekerjaan sebagai pramugari, menurut Hasto berasal dari permintaan warga setempat. Untuk itu, Pemkab Kulonprogo saat ini sedang melaksanakan proses rekrutmen hingga Februari 2018 untuk kelas pelatihan pramugari bagi warga sekitar.
Perlu diketahui, Pemkab Kulonprogo sudah meluluskan sejumlah angkatan pelatihan calon petugas ground handling hingga aviation security untuk ditempatkan langsung di NYIA. Dalam waktu dekat, disiapkan satu angkatan pertama pelatihan calon pramugari.
Angkatan perdana yang berjumlah 26 warga Kulonprogo itu akan mengikuti pelatihan dan ditargetkan pada Juni 2018 bisa mulai bekerja jadi pramugari di maskapai Lion Air serta Sriwijaya Air. "Kami mau tunjukkan dari Kulonprogo yang masih kampungan ini bisa ada pramugarinya loh," tutur Hasto.
Kehadiran NYIA, menurut Hasto, diperkirakan akan menekan juga angka kemiskinan di Kulonprogo hingga 10% dari total orang miskin di sana sebanyak 32.000 penduduk. NYIA pun diprediksi mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi di kabupaten tersebut lebih tinggi dibanding saat belum ada bandara.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyebutkan, jumlah SDM yang akan diserap untuk bekerja saat bandara NYIA beroperasi pada 2019 ditaksir mencapai 3.000 orang. Diharapkan, kebutuhan tenaga kerja yang mencapai ribuan tersebut bisa terserap dari warga sekitar lokasi.
"Estimasi AP I, bandara membutuhkan tenaga hampir 3.000 orang saat operasional. 80% adalah tenaga yang tidak harus berpendidikan tinggi, cukup lulusan SMA dan SMK. Angka pengangguran kami sekitar 8.000 orang, kalau 3.000 bisa terserap, maka hampir 40% berkurang," kata Hasto saat ditemui di Yogyakarta, Senin (5/2/2018).
Hasto menyebutkan, SDM yang dibutuhkan memiliki rentang usia dari 17 sampai 35 tahun. Untuk posisi bidang kerjanya tidak hanya ditentukan dari AP I selaku pengelola bandara, melainkan juga permintaan dari warga yang dituangkan melalui jawaban di kuisioner.
Seperti pekerjaan sebagai pramugari, menurut Hasto berasal dari permintaan warga setempat. Untuk itu, Pemkab Kulonprogo saat ini sedang melaksanakan proses rekrutmen hingga Februari 2018 untuk kelas pelatihan pramugari bagi warga sekitar.
Perlu diketahui, Pemkab Kulonprogo sudah meluluskan sejumlah angkatan pelatihan calon petugas ground handling hingga aviation security untuk ditempatkan langsung di NYIA. Dalam waktu dekat, disiapkan satu angkatan pertama pelatihan calon pramugari.
Angkatan perdana yang berjumlah 26 warga Kulonprogo itu akan mengikuti pelatihan dan ditargetkan pada Juni 2018 bisa mulai bekerja jadi pramugari di maskapai Lion Air serta Sriwijaya Air. "Kami mau tunjukkan dari Kulonprogo yang masih kampungan ini bisa ada pramugarinya loh," tutur Hasto.
Kehadiran NYIA, menurut Hasto, diperkirakan akan menekan juga angka kemiskinan di Kulonprogo hingga 10% dari total orang miskin di sana sebanyak 32.000 penduduk. NYIA pun diprediksi mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi di kabupaten tersebut lebih tinggi dibanding saat belum ada bandara.
(pur)