Saksikan Gerhana Bulan, Warga Bisa Gunakan 2 Teropong Taman Surawisesa

Rabu, 31 Januari 2018 - 10:44 WIB
Saksikan Gerhana Bulan, Warga Bisa Gunakan 2 Teropong Taman Surawisesa
Saksikan Gerhana Bulan, Warga Bisa Gunakan 2 Teropong Taman Surawisesa
A A A
PURWAKARTA - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memiliki tempat eksotis untuk menyaksikan fenomena gerhana bulan yang menurut prediksi terjadi hari ini, Rabu (31/1/2018). Tempat tersebut adalah Taman Surawisesa, sebagai lokasi yang selama ini diperuntukkan bagi wisata edukasi anak yang diapit Jalan KK Singawinata dan Jalan Siliwangi.

Pemkab Purwakarta sudah mengintruksikan Dinas Pendidikan agar menjadikan taman tersebut sebagai pusat edukasi gerhana bulan. Karena, taman itu memiliki dua teropong yang siap digunakan untuk menyaksikan peristiwa tersebut.

Taman yang dilengkapi tempat duduk, pelataran luas, panggung terbuka serta layar lebar itu, terbilang cukup asri. Sejumlah pohon yang mengitari taman itu, membuat suasana terasa nyaman. Selain itu, lokasinya juga mudah dijangkau, karena beradampingan dengan Taman Air Mancur Sri Baduga.

"Saya sudah meminta Dinas Pendidikan untuk memfasilitasi kegiatan itu. Para guru nanti bisa mendampingi langsung para pelajar untuk menyaksikan fenomena alam. Guru juga bisa menjelaskan secara langsung kepada murid-muridnya akan fenomena langka itu," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Dedi menilai, pendampingan guru kepada pelajar sangat penting. Sebab, fenomena alam tersebut merupakan hal yang harus dijelaskan secara ilmiah. Langkah ini dalam rangka menghindari tafsiran mistis terhadap peristiwa langka itu. "Tidak boleh dimistiskan, penjelasannya harus ilmiah."

Selain itu, Dedi juga mengimbau kepada seluruh masyarakat muslim Purwakarta agar melaksanakan salat sunah gerhana secara berjamaah pada waktunya. Dalam peristiwa gerhana, menurut Dedi, seorang muslim dapat mengambil dua keutamaan sekaligus yakni ilmu dan ibadah. "Ini juga momentum mengingat Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Jadi, saya imbau kepada warga untuk salat gerhana pada waktunya," katanya.

Seperti diketahui, 31 Januari 2018 malam akan terjadi Fenomena Super Blue Blood Moon atau Supermoon yang bertepatan dengan Gerhana Bulan Total, yaitu posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Kejadian Gerhana Bulan Total dapat diamati di sebagian besar wilayah Indonesia.

Fenomena ini merupakan fenomena langka karena akan terulang lebih dari 100 tahun untuk di Amerika, sementara wilayah Indonesia 36 tahun (30-31 Desember 1982) sehingga masyarakat diharapkan melihat atau mengamati fenomena ini dan bukan dijadikan sesuatu yang menakutkan.

Keseluruhan proses gerhana dapat diamati di Samudera Pasifik serta bagian Timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Gerhana ini dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat bulan terbit. Masyarakat dapat mengamati puncak Gerhana Bulan Total ini dapat pada Pukul 20:29,8 WIB; 21:29,8 WITA; dan 22:29,8 WIT.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8231 seconds (0.1#10.140)