Lidah Puti Soekarno Menari Nikmati Pecel Ketabang Kali
A
A
A
SURABAYA - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno menyempatkan diri menikmati pecel ponorogo di Jalan Ketabang Kali, Surabaya, Senin (22/1/2018). Pecel ini lebih dikenal dengan sebutan Pecel Ketabang Kali Bu Yatin.
Dengan antusias, cucu Bung Karno itu melahap pecel legendaris yang telah dikenal sejak 1950 tersebut. Puti pun mengangkat dua jempol sebagai tanda mengakui kelezatan pecel tersebut.
”Enak tenan. Rasanya khas, membuat lidah menari,” kata Puti yang tampak energik meski beberapa hari terakhir ini keliling ke berbagai daerah hingga dinihari.
Puti memilih paket sayuran lengkap, mulai bayam, kubis, sawi, kacang panjang, kembang turi, hingga kerahi rebus yang merupakan sayuran mirip mentimun. Tak ketinggalan, ada daun kemangi, biji lamtoro, dan peyek kacang.
”Aktivitas saya luar biasa padat, maka harus banyak makan sayur biar terus sehat,” kata Puti yang dikenal suka olahraga dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (22/1/2018).
Dosen tamu di Kokushikan University Jepang itu memilih sambal kacang yang cukup pedas. ”Saya sebenarnya suka pedas, tapi kemarin makan bebek songkem Madura yang sangat pedas, jadi sekarang dikurangi sedikitlah pedasnya,” ujar ibu dua remaja, Rakyan Ratri Syandriasari Kameron dan Rakyan Daanu Syahandra Kameron, itu.
Puti mengaku kagum dengan kekayaan kuliner Jawa Timur yang luar biasa beragam. Dari dulu, dia menggemari sate Madura, bahkan Puti punya langganan soto lamongan di daerah Jakarta Selatan sejak zaman dia remaja. Puti juga menggemari bumbu sambal khas Madura yang biasa dipadukan dengan bebek atau ayam goreng.
”Kekayaan kuliner ini, kalau dioptimalkan, bisa menjadi bagian dari city branding yang kokoh. Jujur saja kan, yang paling pertama diingat orang dari suatu daerah itu hampir pasti kulinernya. Ingat Lamongan, orang ingat soto atau tahu campur. Ingat Madiun atau Ponorogo, ingat pecel. Ingat Madura, ingat sate. Ingat Banyuwangi, ingat rujak soto. Ingat Gresik, ingat nasi krawu. Dan seterusnya,” ujar Puti.
“Nah, tugas pemerintah provinsi ini untuk merajutnya menjadi satu kekuatan merek yang kuat bagi Jatim dan kabupaten/kota di dalamnya yang ujung-ujungnya adalah pergerakan ekonomi bagi masyarakat,” imbuh Puti.
Dengan antusias, cucu Bung Karno itu melahap pecel legendaris yang telah dikenal sejak 1950 tersebut. Puti pun mengangkat dua jempol sebagai tanda mengakui kelezatan pecel tersebut.
”Enak tenan. Rasanya khas, membuat lidah menari,” kata Puti yang tampak energik meski beberapa hari terakhir ini keliling ke berbagai daerah hingga dinihari.
Puti memilih paket sayuran lengkap, mulai bayam, kubis, sawi, kacang panjang, kembang turi, hingga kerahi rebus yang merupakan sayuran mirip mentimun. Tak ketinggalan, ada daun kemangi, biji lamtoro, dan peyek kacang.
”Aktivitas saya luar biasa padat, maka harus banyak makan sayur biar terus sehat,” kata Puti yang dikenal suka olahraga dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (22/1/2018).
Dosen tamu di Kokushikan University Jepang itu memilih sambal kacang yang cukup pedas. ”Saya sebenarnya suka pedas, tapi kemarin makan bebek songkem Madura yang sangat pedas, jadi sekarang dikurangi sedikitlah pedasnya,” ujar ibu dua remaja, Rakyan Ratri Syandriasari Kameron dan Rakyan Daanu Syahandra Kameron, itu.
Puti mengaku kagum dengan kekayaan kuliner Jawa Timur yang luar biasa beragam. Dari dulu, dia menggemari sate Madura, bahkan Puti punya langganan soto lamongan di daerah Jakarta Selatan sejak zaman dia remaja. Puti juga menggemari bumbu sambal khas Madura yang biasa dipadukan dengan bebek atau ayam goreng.
”Kekayaan kuliner ini, kalau dioptimalkan, bisa menjadi bagian dari city branding yang kokoh. Jujur saja kan, yang paling pertama diingat orang dari suatu daerah itu hampir pasti kulinernya. Ingat Lamongan, orang ingat soto atau tahu campur. Ingat Madiun atau Ponorogo, ingat pecel. Ingat Madura, ingat sate. Ingat Banyuwangi, ingat rujak soto. Ingat Gresik, ingat nasi krawu. Dan seterusnya,” ujar Puti.
“Nah, tugas pemerintah provinsi ini untuk merajutnya menjadi satu kekuatan merek yang kuat bagi Jatim dan kabupaten/kota di dalamnya yang ujung-ujungnya adalah pergerakan ekonomi bagi masyarakat,” imbuh Puti.
(wib)