Terbebas dari Tenda Biru, Pantai Pangandaran Makin Memesona

Sabtu, 20 Januari 2018 - 02:17 WIB
Terbebas dari Tenda Biru, Pantai Pangandaran Makin Memesona
Terbebas dari Tenda Biru, Pantai Pangandaran Makin Memesona
A A A
BANDUNG - Bagi Anda yang pernah menginjakan kaki di Pantai Pangandaran, harapan untuk menyaksikan indahnya panorama pantai mungkin terganggu oleh deretan tenda biru pedagang kaki lima (PKL). Namun, pemandangan tidak mengasyikan itu kini telah berubah. Pantai Pangandaran telah terbebas dari tenda biru dan makin memesona.

Upaya mempercantik pantai di kawasan selatan Provinsi Jawa Barat tersebut dilakukan oleh Pemprov Jabar berkolaborasi dengan Pemkab Pangandaran. Kerja sama apik yang telah dilakukan kedua belah pihak sukses mengubah wajah Pantai Barat dan Pantai Timur Pangandaran menjadi lebih asri. Sejak Januari 2018, tidak ada lagi PKL yang berjualan di sepanjang bibir Pantai Pangandaran.

Melalui peran aktifnya, Pemprov Jabar menggelontorkan anggaran untuk pembangunan empat unit gedung belanja setinggi tiga lantai. Gedung tersebut kini ditempati 1.300 PKL yang sebelumnya memadati kawasan Pantai Pangandaran dengan tenda-tenda birunya.

"Kita bersyukur, cita-cita kita sejak lama ingin Pangandaran dan pantai-pantai lain menjadi pantai yang bersih dari PKL karena 100 meter dari bibir pantai diukur saat air pasang itu betul-betul milik negara, tidak boleh ada bangunan apapun. Itu yang kita inginkan dan itu sudah terlaksana di Pangandaran," ungkap Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Bandung, Jumat (19/1/2018).

Menurut Gubernur yang akrab disapa Aher itu, kebijakan mengubah wajah Pantai Pangandaran selaras dengan keinginannya menjadikan Pantai Pangandaran sebagai wisata kelas dunia serta menjadikan Pantai Pangandaran lebih menarik dan setara obyek wisata pantai populer, seperti destinasi wisata pantai di Bali.

Aher meyakini, dengan wajah baru Pantai Pangandaran tersebut, durasi tinggal serta belanja makan maupun oleh-oleh yang dilakukan wisatawan akan lebih besar, sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat hingga pendapatan asli daerah (PAD) pun akan meningkat dengan sendirinya.

Apalagi, kata Aher, secara simultan, Pemprov Jabar terus membangun fasilitas umum pendukung lainnya. Terbaru, pembangunan rumah sakit umum daerah (RSUD), pembangunan sembilan puskemas, hingga kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) di Pangandaran.

Selain itu, lanjut Aher, penataan Pantai Pangandaran juga menjadi penting karena dirinya baru saja menandatangani Surat Keputusan (SK) Pangandaran sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bahkan, Pangandaran menjadi daerah yang paling siap karena sudah tersedia lahan seluas 196 hektare bagi pengembangan KEK.

"PAD masyarakat setempat akan naik. Apalagi di sisi lain, dari sisi sarana terus dibangun. Setelah Tol Bocimi, rencana Tol Cigatas, harapannya nambah jadi Cigatasran (Cileunyi-Garut-Tasik-Pangandaran) karena sudah masuk blue book," papar Aher seraya berharap, KEK Pangandaran segera disahkan Kementerian Pariwisata sebelum pertengahan tahun ini.

Terpisah, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, setelah merelokasi PKL, pihaknya akan mengubah kawasan Pantai Pangandaran menjadi lebih menarik.

Menurutnya, menata kawasan pantai agar lebih nyaman bagi pengunjung sangatlah penting, terlebih pesona Pantai Pangandaran selalu diincar wisatawan, terutama saat musim liburan. Jeje menyebutkan, sekitar tiga juta wisatawan berkunjung ke Pangandaran selama 2017 lalu. "Kalau satu orang wisatawan bisa mengeluarkan uang 200 ribu saja, sudah 600 miliar uang yang berputar di Pangandaran," ujarnya.

Jeje mengakui, pemerintah daerah telah menganggarkan biaya yang tidak sedikit dalam penataan tersebut. Meski banyak pro dan kontra atas kebijakan penataan Pantai Pangandaran sejak dua tahun lalu, relokasi PKL akhirnya bisa dilakukan.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5759 seconds (0.1#10.140)