Polda Selidiki Penembakan Warga saat Penghadangan Kapal PT GMS

Selasa, 16 Januari 2018 - 17:07 WIB
Polda Selidiki Penembakan...
Polda Selidiki Penembakan Warga saat Penghadangan Kapal PT GMS
A A A
KENDARI - Propam Polda Sultra mulai menyelidiki kasus penembakan yang dilakukan anggota Polri saat warga Desa Tue-Tue, Laonti, Konawe Selatan (Konsel), menghadang kapal tongkang yang memuat alat berat milik perusahaan tambang PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS). Dimana akibat penembakan tersebut Sarman seorang warga Desa Tue-Tue, Laonti, Konawe Selatan menderita luka tembak.

"Propam (Polda Sultra) masih di lapangan untuk melakukan investigasi dan pendalaman. Melakukan langkah-langkah untuk mencari bahan keterangan informasi termasuk saksi-saksi" kata Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Sunarto, di Mapolda Sultra, Senin 15 Januari 2018.

Polda Sultra, kata dia, saat ini tim masih bekerja untuk melakukan investigasi lapangan, mengumpul bukti untuk proses hukum selanjutnya.

Sebelumnya penembakan terjadi saat warga menghadang kapal tongkang yang memuat alat berat milik perusahaan tambang PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS).

Kapal itu, dihadang warga menggunakan perahu sebelum berlabuh di dermaga. Aksi warga ini, terekam kamera handphone.

Dalam rekaman itu, aparat keamanan yang mengawal kapal tongkang PT GMS, menembaki warga. Namun hal itu, tidak menyurutkan perjuangan warga menolak PT GMS melakukan aktivitas pertambangan nikel di kampung mereka.

Botol berisi bensin (Premium) dibakar warga, lalu dileparkan ke badan kapal. Akibatnya, bagian depan kapal terbakar. Situasi makin tak terkendali, beberapa suara tembakan terdengar membahana di Perairan Laut Laonti, Konawe Selatan.

Akhirnya kekacauan ini, memakan korban, seorang warga, bernama Sarman, yang ikut mengadang kapal tongkang PT GMS, terluka pada paha kirinya, terkena tembakan.

Saat itu juga, Sarman dibawa ke puskemas Laonti, namun petugas medis, tidak menemukan proyektil pada paha kiri Sarman.

"Sempat diperiksa keluarga juga yang di puskemas Laonti, dicek ke dalaman lukanya kurang lebih 5 centi meter, tapi dicek itu dicari proyektilnya tidak didapat," jelas Agusran, keluarga korban penembakan di RSU Bahteramas.

Sarman, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas Sultra di Kendari, untuk menjalani operasi, pada Minggu sore 14 Januari 2018.

Setibanya di rumah sakit, Sarman langsung menjalani operasi pada minggu petang, namun tim medis, kembali tidak menemukan proyektil. Operasi kembali dilakukan tim medis RSU Bahteramas, pada Senin pagi 15 Januari 2018, dan menemukan proyektil di tubuh Sarman.

Menurut Humas RSU Bahteramas, Masyita, proyektil itu sudah diserahkan kepada tim Polda Sultra. "Kami sudah serahkan barang buktinya ke Polda (Sultra), selanjutnya mereka yang tangani," kata Masyita.

Menurut warga, aksi pengadangan kapal tongkang ini sudah kali kedua, buntut aksi sebelumnya.

Pada aksi sebelumnya, warga sudah menyampaikan kepada pihak perusahaan (GMS), jangan ada lagi aksi ketiga. Sebab warga tidak akan bertanggung jawab dengan aksi tersebut.

"Kalau memang mereka (PT GMS) masih mau memaksa, ya silahkan, kami siap. Karena kami punya slogan di sana (Desa Tue-Tue Laonti), lebih baik kami mati berdarah, dari pada kami mati kelaparan," jelas seorang warga Desa Tue-Tue, Kecamatan Laonti, Konsel, Muhammad Abris, di RSU Bahteramas Kendari.

Informasi dari sejumlah warga, mereka menolak PT GMS melakukan aktivitas pertambangan nikel di Desa Tue-Tue, Kabupaten Konawe Selatan, karena belum ada kesepakatan kompensasi antara warga dan pihak perusahaan.

Selain itu, warga juga menilai, aktivitas pertambangan nikel, akan mencermari laut sebagai tempat mata pencaharian nelayan setempat.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1540 seconds (0.1#10.140)