Seragam Diterbangkan Angin, Anak Korban Puting Beliung Tak Bisa Sekolah

Rabu, 03 Januari 2018 - 10:02 WIB
Seragam Diterbangkan...
Seragam Diterbangkan Angin, Anak Korban Puting Beliung Tak Bisa Sekolah
A A A
PEMALANG - Puluhan anak korban puting beliung di Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten, Jawa Tengah, tidak bisa sekolah karena tak punya seragam dan alat sekolah. Kondisi rumah masih hancur dan seluruh baju serta alat sekolah hilang diterbangkan puting beliung pada awal tahun ini.

Hingga Rabu (3/1/2017) pagi, proses evakuasi reruntuhan rumah yang terkena dampak puting beliung masih terus dilakukan. Ratusan aparat TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar bekerja tak kenal waktu berupaya membersihkan puing-puing bangunan dan memanfaatkan yang masih bisa dipakai.

Kondisi memprihatinkan juga terlihat di pengungsian di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum. Ratusan warga masih bertahan di tempat ini, sekolah tersebut diliburkan karena untuk tempat tinggal.

Kondisi anak-anak di pengungsian juga sangat menyedihkan. Para siswa SD, SMP, hingga SMA tidak bisa bersekolah. Hal ini karena seluruh seragam dan baju hilang tersapu angin puting beliung pada tanggal 1 Januari 2018.

Entah sampai kapan mereka tak bisa bersekolah karena tak ada baju seragam atau baju yang bisa digunakan buat sekolah. Alat sekolah lain seperti sepatu, tas, dan buku juga hilang dibawa kencangnya angin ribut.

"Anak-anak tidak berangkat sekolah, padahal saat ini sudah mulai masuk setelah libur panjang. Mereka tak punya seragam karena hilang diterbangkan angin. Kami orang tua juga hanya ada baju yang melekat di badan. Bantuan baju yang datang masih kurang dan kondisnya kurang layak," jelas Warsini, seorang warga di pengungsian.

Kepala Desa Bojonangka Wahmu menyebutkan, kondisi anak-anak memprihatinkan karena tak ada seragam dan alat sekolah. Untuk membeli sudah tak ada harta lagi karena ludes diterjang puting beliung.
Seragam Diterbangkan Angin, Anak Korban Puting Beliung Tak Bisa Sekolah

"Kebutuhan yang paling mendesak adalah seragam sekolah dan alat sekolah seperti buku, tas, juga sepatu, karena hilang dibawa angin. Untuk makan minum saat ini sudah tertangani oleh BPBD dan juga disediakan dapur umum," jelas Wahmu.

Kepala BPBD Pemalang Wismo menyebutkan, saat ini masih pihaknya masih melakukan evakuasi dan mulai memperbaiki rumah yang rusak ringan. "Sedangkan untuk rumah yang rusak sedang dan rusak berat sampai ambruk, akan dikerjakan menyusul. Hal ini agar warga yang sudah bisa pulang bisa segera kembali tidak mengungsi. Yang rumahnya roboh dan rusak parah masih akan ditampung di pengungsian."

Data sementara, jumlah pengungsi ada 38 orang. Sementara, 185 rumah rusak. Kerugian ditaksir mencapai Rp3 miliar.
(zik)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4169 seconds (0.1#10.24)