Tokoh Jabar Tak Rekomendasikan Nama Cawagub bagi Ridwan Kamil
A
A
A
BANDUNG - Polemik penentuan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Barat pendamping Ridwan Kamil terus bergulir. Kali ini, tokoh masyarakat Jabar angkat bicara soal hasil musyawarah bersama Ridwan Kamil terkait sosok cawagub tersebut.
Tjetje Hidayat Padmadinata, tokoh masyarakat Jabar yang juga politisi senior Partai Golkar itu menegaskan, berdasarkan hasil musyawarah, dirinya bersama sejumlah tokoh masyarakat Jabar lainnya tak pernah merekomendasikan nama dalam penentuan cawagub Ridwan Kamil.
Penegasan tersebut disampaikan Tjetje menyusul beredarnya rumor yang menyebut, tokoh masyarakat Jabar yang bermusyawarah dengan Ridwan Kamil menempatkan Maman Imanulhaq (PKB) di peringkat pertama yang direkomendasikan menjadi pendamping Ridwan Kamil, disusul Saan Mustopa (Nasdem), dan Uu Ruzhanul Ulum (PPP).
Tjetje kembali menegaskan, pihaknya memberi keleluasaan kepada Wali Kota Bandung itu dalam menentukan pasangannya di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018. Menurutnya, para tokoh masyarakat Jabar yang diajak bermusyawarah hanya memaparkan penilaian terhadap enam kandidat cawagub pendamping Ridwan Kamil.
"Kami semua itu tahu etika. Hanya memberi penilaian dari enam orang calon wakil gubernur. Tidak memberi rekomendasi (nama)," tegas Tjetje di Bandung, Selasa (26/12/2017).
Tjetje menyebut, faktor etika sebagai alasan dirinya bersama tokoh masyarakat Jabar lainnya tidak merekomendasikan nama cawagub kepada Ridwan Kamil.
"Ini karena etika saja. Kami tidak memberi rekomendasi. Saya harus fair kepada semua (kandidat), menjaga reputasi mereka," ungkap Tjetje lagi.
Tjetje menekankan, seluruh tokoh masyarakat yang duduk bersama dalam musyawarah itu memaparkan penilaian yang baik kepada seluruh kandidat cawagub pendamping Ridwan Kamil. "Tidak ada yang jelek," timpalnya.
Lebih jauh Tjetje mengingatkan, seluruh cagub Jabar jangan salah memilih pendampingnya. Diharapkan, sosok cawagub Jabar memiliki pengalaman dan reputasi yang baik, khususnya di bidang pemerintahan. "Jangan orang yang intelektualnya di bawah standar," imbuhnya.
Tjetje pun berharap, sosok cawagub Jabar memiliki tingkat popularitas yang bagus di masyarakat dan mengenal seluk beluk Provinsi Jabar dengan baik.
"Harus dikenal di Jawa Barat dan mengenal Jawa Barat. Kalau enggak, pembangunan Jabar akan dikuasai kapitalis dari luar Jabar. Ini menyangkut kehormatan dan harga diri kolektif Jawa Barat, ini bumi Siliwangi," tandasnya.
Diketahui, kandidat cagub Jabar Ridwan Kamil menyatakan, dirinya hanya akan memilih cawagub pendampingnya jika memenuhi sejumlah kriteria.
Selain mempertimbangkan opini dari tokoh masyarakat Jabar, pria yang akrab disapa Emil itu menginginkan pasangannya memiliki kepemimpinan yang baik, elektabilitas tinggi, dan kecocokan dengan dirinya.
"Kepemimpinan, elektabilitas, dan chemistry. Jadi (pertimbangannya) tidak hanya opini, tapi juga hasil survei terakhir," sebut Emil.
Dari sejumlah nama yang beredar, Emil memastikan, dirinya sudah memiliki satu nama yang akan dipilih.
"Saya sebenarnya orang yang mudah mencintai orang. Ada satu nama, sudah ada yang memenuhi kriteria itu," tandasnya.
Tjetje Hidayat Padmadinata, tokoh masyarakat Jabar yang juga politisi senior Partai Golkar itu menegaskan, berdasarkan hasil musyawarah, dirinya bersama sejumlah tokoh masyarakat Jabar lainnya tak pernah merekomendasikan nama dalam penentuan cawagub Ridwan Kamil.
Penegasan tersebut disampaikan Tjetje menyusul beredarnya rumor yang menyebut, tokoh masyarakat Jabar yang bermusyawarah dengan Ridwan Kamil menempatkan Maman Imanulhaq (PKB) di peringkat pertama yang direkomendasikan menjadi pendamping Ridwan Kamil, disusul Saan Mustopa (Nasdem), dan Uu Ruzhanul Ulum (PPP).
Tjetje kembali menegaskan, pihaknya memberi keleluasaan kepada Wali Kota Bandung itu dalam menentukan pasangannya di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018. Menurutnya, para tokoh masyarakat Jabar yang diajak bermusyawarah hanya memaparkan penilaian terhadap enam kandidat cawagub pendamping Ridwan Kamil.
"Kami semua itu tahu etika. Hanya memberi penilaian dari enam orang calon wakil gubernur. Tidak memberi rekomendasi (nama)," tegas Tjetje di Bandung, Selasa (26/12/2017).
Tjetje menyebut, faktor etika sebagai alasan dirinya bersama tokoh masyarakat Jabar lainnya tidak merekomendasikan nama cawagub kepada Ridwan Kamil.
"Ini karena etika saja. Kami tidak memberi rekomendasi. Saya harus fair kepada semua (kandidat), menjaga reputasi mereka," ungkap Tjetje lagi.
Tjetje menekankan, seluruh tokoh masyarakat yang duduk bersama dalam musyawarah itu memaparkan penilaian yang baik kepada seluruh kandidat cawagub pendamping Ridwan Kamil. "Tidak ada yang jelek," timpalnya.
Lebih jauh Tjetje mengingatkan, seluruh cagub Jabar jangan salah memilih pendampingnya. Diharapkan, sosok cawagub Jabar memiliki pengalaman dan reputasi yang baik, khususnya di bidang pemerintahan. "Jangan orang yang intelektualnya di bawah standar," imbuhnya.
Tjetje pun berharap, sosok cawagub Jabar memiliki tingkat popularitas yang bagus di masyarakat dan mengenal seluk beluk Provinsi Jabar dengan baik.
"Harus dikenal di Jawa Barat dan mengenal Jawa Barat. Kalau enggak, pembangunan Jabar akan dikuasai kapitalis dari luar Jabar. Ini menyangkut kehormatan dan harga diri kolektif Jawa Barat, ini bumi Siliwangi," tandasnya.
Diketahui, kandidat cagub Jabar Ridwan Kamil menyatakan, dirinya hanya akan memilih cawagub pendampingnya jika memenuhi sejumlah kriteria.
Selain mempertimbangkan opini dari tokoh masyarakat Jabar, pria yang akrab disapa Emil itu menginginkan pasangannya memiliki kepemimpinan yang baik, elektabilitas tinggi, dan kecocokan dengan dirinya.
"Kepemimpinan, elektabilitas, dan chemistry. Jadi (pertimbangannya) tidak hanya opini, tapi juga hasil survei terakhir," sebut Emil.
Dari sejumlah nama yang beredar, Emil memastikan, dirinya sudah memiliki satu nama yang akan dipilih.
"Saya sebenarnya orang yang mudah mencintai orang. Ada satu nama, sudah ada yang memenuhi kriteria itu," tandasnya.
(sms)